Browsing by Author "Haryati, Yati"
Now showing 1 - 16 of 16
Results Per Page
Sort Options
- ItemKajian Adaptasi Beberapa Varietas Unggul Baru Padi Di Kabupaten Majalengka(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Haryati, Yati; Nurbaeti, Bebet; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Varietas unggul mampu meningkatkan produksi padi dan pendapatan petani. Peningkatan produktivitas dicapai melalui peningkatan potensi atau daya hasil tanaman, toleransi dan atau ketahanannya terhadap organisme pengganggu tanaman, serta adaptasi terhadap kondisi lingkungan spesifik lokasi. Pengkajian dilaksanakan di Kelompoktani Bakung, Desa Cipinang, Kecamatan Rajagaluh, Kabupaten Majalengka. Rancangan yang digunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 4 perlakuan dan 6 ulangan. Masing-masing perlakuan yaitu Varietas Inpari - 30, Inpari - 31, Inpari - 32 dan Inpari - 33. Data yang diamati yaitu tinggi tanaman (30, 45, 60 dan 90 HST), Jumlah anakan (30, 45, 60 dan 90 HST), panjang malai, jumlah gabah isi, jumlah gabah hampa dan produktivitas (t/ha). Data dianalisis menggunakan SAS 9,0 for windows. Hasil kajian menunjukkan bahwa Varietas Inpari 30, 32 dan 33 cukup adaptif di wilayah Kabupaten Majalengka dengan produktivitas 8,71; 8,79 dan 8,49 ton ha-1 GKP, sehingga dapat dikembangkan di sekitar wilayah tersebut.
- ItemKAJIAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL PADI GOGO DI LAHAN SAWAH KABUPATEN MAJALENGKA, JAWA BARAT(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, ) Haryati, Yati; Nurbaeti, Bebet; Balai Pengkajian Teknologi Partanian Jawa Barat Jl. Kayuambon No.80, Lembang
- ItemKajian Jarak Tanam Spesifik Lokasi untuk Optimalisasi Produktivitas Inpari 32 di Kabupaten Majalengka(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2019-12) Haryati, Yati; Nurbaeti, Bebet; Noviana, Irma; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Salah satu varietas unggul baru yang diminati di wilayah Kabupaten Majalengka adalah Inpari 32. Pengaturan jarak tanam untuk mengatur populasi tanaman yang disesuaikan dengan sifat varietas merupakan cara pengelolaan yang masih dapat dioptimalkan pada suatu wilayah. Pengkajian dilaksanakan di Gapoktan Guna Tani, Desa Babakan manjeti, Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka pada Bulan April-Juli 2018. Kegiatan kajian jarak tanam dengan dua perlakuan yaitu 1) jarak tanam rekomendasi 40 x 30 x 17 cm dan 2) jarak tanam legowo cara petani 30 x 20 x 20 cm Masing-masing perlakuan diulang pada 15 petak lahan sawah milik petani dengan luasan masing-masing sesuai petakan alami milik petani. Data yang diamati pertumbuhan tanaman yaitu tinggi tanaman dan jumlah anakan produktif dan komponen hasil yaitu panjang malai, jumlah gabah isi, jumlah gabah hampa dan hasil. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan uji independent sample t-test pada taraf signifikan 0,05 menggunakan SPSS for windows 20.0. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa Varietas Inpari 32 memberikan hasil yang cukup tinggi 7,86 t/ha GKP pada jarak tanam legowo 40 x 30 x 17 cm sehingga cocok untuk dikembangkan sebagai rekomendasi jarak tanam legowo yang sesuai di wilayah Kabupaten Majalengka
- ItemKAJIAN PRODUKTIVITAS DAN RESPON PETANI TERHADAP PADI VARIETAS UNGGUL BARU DI KECAMATAN PARUNGKUDA DAN CICANTAYAN KABUPATEN SUKABUMI(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2018-03-27) Putra, Sunjaya; Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar; Haryati, Yati
- ItemOptimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan dalam mendukung peningkatan gizi keluarga(BPTP Jawa Barat, 2016-11-11) Haryati, Yati; BPTP Jawa BaratKementerian Pertanian menginisiasi optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui konsep Rumah Pangan Lestari (RPL). Komoditas yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, berbasis sumber pangan lokal, dan bernilai ekonomi. Kegiatan Pengkajian Kawasan Rumah Pangan Lestari dilaksanakan di KWT Nusa Indah, Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor pada Bulan Januari - Desember 2014. Metode pengumpulan data menggunakan metode survey melalui pengisian kuesioner melalui wawancara langsung dengan jumlah responden 10 Kepala Keluarga (KK) yang merupakan anggota KWT Nusa Indah. Data yang diamati meliputi pola konsumsi dan kontribusi KRPL terhadap pengeluaran rumah tangga. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan lahan pekarangan dapat meningkatkan gizi keluarga dengan nilai pola pangan harapan sebesar 91,10 dan ratio nilai produk KRPL dengan pangan strata sempit 21,17%; sedang 25,19% dan luas 26,19%.
- ItemPeluang Penyediaan Benih Padi Melalui Penumbuhan Calon Penangkar Pada Tingkat Kelompoktani di Kabupaten Majalengka(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Haryati, Yati; Nurbaeti, Bebet; Maryati, TitiekKetersediaan benih padi bermutu dengan jumlah yang cukup, tepat waktu, dan mudah diperoleh petani memegang peranan penting dalam mendukung peningkatan produksi padi. Penumbuhan calon penangkar pada kelompoktani merupakan salah satu langkah strategis dalam mendukung ketersediaan benih bermutu yang mudah diakses oleh petani dengan harga yang lebih murah. Kegiatan penumbuhan calon penangkar benih padi dilaksanakan di Desa Cipinang, Kecamatan Rajagaluh, Kabupaten Majalengka. Pelaksanaan kegiatan diawali dengan Rapid Rural Appraisal (RRA) untuk mengetahui kondisi eksisting usahatani, peluang, kendala, dan permasalahan dalam penangkaran benih padi pada tingkat kelompok tani. Informasi hasil RRA, bahwa usahatani padi dilaksanakan sepanjang tahun dengan tiga musim tanam dan benih berasal dari kios sarana produksi, membenihkan sendiri, dan saling menukar benih dari sesama petani. Kendala yang dihadapi petani untuk menjadi penangkar benih adalah pengetahuan petani masih terbatas sehingga perlu pembinaan yang intensif. Oleh karena itu peningkatan kapasitas/ pengetahuan mengenai teknik produksi benih padi bermutu menjadi sangat penting dilakukan. Peluang penangkaran benih di Kabupaten Majalengka cukup tinggi dengan sasaran luas tanam padi pada Tahun 2015 seluas 99.932 ha dan 2.870 ha diantaranya berada di Kecamatan Rajagaluh. Jumlah benih yang dibutuhkan untuk luasan tersebut di Kabupaten Majalengka apabila diasumsikan kebutuhan benih 25 kg per ha adalah 2.498.300 kg atau 2.498,3 ton, sedangkan untuk Kecamatan Rajagaluh diperlukan benih 71.750 kg atau 71,75 ton. Untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan hanya + 18 ha selama 3 musim tanam
- ItemPenerapan Teknologi Cara Tanam Sistem Legowo Pada Varietas Unggul Baru Inpari 31(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2018) Haryati, Yati; Sinaga, Anna; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Salah satu upaya dalam peningkatan produksi padi sawah dilakukan melalui intensifikasi dengan perbaikan teknologi budidaya tanaman padi. Hal ini dilakukan dengan mengembangkan varietas unggul baru dan sistem tanam jajar legowo. Pengkajian dilaksanakan di Kelompok Tani Cinta Damai, Desa Cibeber I, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Kegiatan dilaksanakan pada Bulan Agustus - November 2016 pada lahan milik petani. Varietas yang digunakan Inpari 31. Pelaksanaan kegiatan dengan menerapkan Teknologi Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT). Perlakuan jarak tanam dengan cara tanam sistem legowo yaitu: A = Sistem legowo 2:1 (50x25x12,5 cm), dan B = Sistem legowo 3:1 (40x20x20 cm). Peubah yang diamati tinggi tanaman (30, 60 dan 90 HST), jumlah anakan (30, 60, 90 HST), panjang malai, jumlah malai per rumpun, jumlah gabah isi per malai, jumlah gabah hampa per malai dan hasil. Data dianalisis menggunakan uji t - test dengan SPSS versi 9.0 for windows. Hasil kajian menunjukkan bahwa cara tanam sistem legowo 2:1 pada Varietas Inpari 31 berpengaruh nyata terhadap keragaan agronomis (tinggi tanaman dan jumlah anakan) dan komponen hasil (panjang malai, jumlah malai per rumpun, jumlah gabah isi per malai dan hasil) dengan produktivitas lebih tinggi (8,50 t ha-1 GKP) dibandingkan cara tanam sistem legowo 3:1 (8,20 t ha-1 GKP).
- ItemPengaruh karakteristik individu terhadap tingkat pengetahuan dan sikap petani pada produksi benih padi di Kabupaten Indramayu(BPTP Jawa Barat, 2016-11-11) Muhammad Safei, Atang; Haryati, Yati; Nurbaeti, Bebet; BPTP Jawa BaratPemerintah pada saat ini menggalakkan program pemenuhan kebutuhan benih berbasis desa mandiri benih pada kelompok penangkar. Kemampuan kelompok penangkar dalam memproduksi benih padi harus ditingkatkan untuk menjaga kualitas benih bersertifikat. Tingkat kemampuan kelompok tani dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap petani terhadap produksi benih bersertifikat. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik individu petani yang dapat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan dan sikap pada produksi benih padi bersertifikat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2016. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, yaitu petani kooperator yang melaksanakan program produksi benih padi bersertifikat dengan jumlah sampel 14 orang. Pengujian hipotesis menggunakan analisis rank spearman dengan program SPSS versi 20. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat produktivitas dan jabatan dalam kelompok tani mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengetahuan petani tentang produksi benih padi bersertifikat dengan tingkat signifikansi sebesar 0,016 dan 0,046. Petani dengan tingkat produktivitas padi lebih tinggi dan memegang jabatan dalam kelompok tani mempunyai tingkat pengetahuan pada produksi benih padi bersertifikat lebih baik. Pendapatan, luas lahan dan pengalaman mengikuti pelatihan mempunyai pengaruh terhadap sikap petani pada produksi padi bersertifikat.
- ItemPENGKAJIAN PAKET TEKNOLOGI PEMUPUKAN BAWANG MERAH DENGAN BENIH UMBI MINI DI KABUPATEN CIREBON(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, ) Yulyatin, Atin; Dianawati, Meksy; Haryati, Yati
- ItemPengujian daya berkecambah biji bawang merah selama 7 periode simpan(BPTP Jawa Barat, 2016-11-11) Yulyatin, Atin; Haryati, Yati; BPTP Jawa BaratBiji bawang merah yang akan digunakan sebagai benih harus disimpan pada kondisi yang tepat agar dapat dipertahankan mutu fisik dan fisiologisnya. Daya berkecambah merupakan salah satu tolak ukur mutu suatu benih. Untuk mengetahui umur daya simpan benih dilakukan pengkajian yang dilaksanakan di Laboratorium BPTP Jawa Barat pada Bulan Agustus 2015-Februari 2016. Biji bawang merah yang digunakan adalah varietas Bima merupakan hasil perbanyakan Kebun Bibit Inti (KBI) Lembang yang dipanen sejak tanggal 1 Juli 2015. Metode yang digunakan yaitu RAL (rancangan acak lengkap), dimana perlakuan umur simpan yaitu 0,1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 bulan diulang sebanyak 4 ulangan atau masing-masing ulangan @100 butir. Tujuan pengkajian melakukan pengujian daya berkecambah biji bawang merah selama periode 7 bulan simpan. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa periode simpan berpengaruh paling nyata terhadap daya berkecambah biji bawang merah. Semakin lama benih disimpan maka daya berkecambahnya makin menurun. Biji Bawang merah yang disimpan dengan kantong klip pada suhu ruang hanya dapat mempertahankan daya berkecambahnya > 90% selama 3 bulan.
- ItemPeningkatan produktivitas dan pendapatan melalui penerapanpengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (ptt) jagung(BPTP Jawa Barat, 2014-11-15) Permadi, Karsidi; Haryati, Yati; BPTP Jawa BaratDalam upaya memenuhi kebetuhan jagung dalam negeri untuk industri, pakan dan pangan maka perlu adanya suatu terobosan penggunaan teknologi yang mampu meningkatkan produktivitas dan pendapatan usahatani jagung. Oleh karena itu, budidaya jagung dianjurkan menggunakan teknologi pendekatan pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (PTT). Pengkajian PTT jagung dilaksanakan pada MK II 2013 dan 2014 di Kelurahan Cicurug menggunakan varietas jagung hibrida P-21, dan pada MK 2014 di Kelurahan Sindangkasih,menggunakan varietas jagung hibrida Bima-4. Kedua lokasi pengkajian ini termasuk kecamatan Majalengka, kabupaten Majalengka.Tujuan pengkajian untuk mengetahui peningkatan produktivitas dan pendapatan usahatani jagung yang menerapkan pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (PTT). Hasil pengkajian menunjukkan bahwa penerapan pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (PTT) jagung di kelurahan Cicurug terjadi peningkatan produktivitas pada MK 2013 dan MK 2014 masing-masing 0,67 t/ha (8,59%), dan 1,0 t/ha (12,82%) dan peningkatan pendapatan usahatani jagung masingmasing sebesar Rp 4.551.000,00 per ha (19,45%), dan Rp5.640.000,00 perha (24,10 %) dan di Kelurahan Sindangkasih pada MK 2014 terjadi peningkatan produktivitas3,14 t/ha (56,07%) dan peningkatan pendapatan usahatani sebesar Rp6.866.000,00 per ha (37,15%) dibandingkan dengan budidaya jagung cara petani.
- ItemPeran kebun bibit desa (KBD) dalam pengembangan kawasan rumah pangan lestari(BPTP Jawa Barat, 2015-10-16) Haryati, Yati; Sukmaya, Maya; BPTP Jawa BaratKebun bibit merupakan salah satu sumber bibit dalam pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari sebagai upaya untuk keberlanjutan rumah pangan lestari (RPL). Kebun bibit dibangun dengan tujuan memproduksi bibit tanaman dalam memenuhi kebutuhan bibit anggota rumah tangga (RPL). Pengkajian dilaksanakan di Kelompok Wanita Tani Nusa Indah, Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor. Komoditas sayuran daun dan buah yang dominan yang ditanam di KBD untuk perbanyakan benih yaitu bayam, kangkung, sawi hijau, pakcoy dan cabai rawit. Pengelolaan kebun bibit desa dilaksanakan secara swakelola oleh anggota KWT. Kajian ini bertujuan untuk menguraikan pentingnya peran kebun bibit desa dalam penyediaan bibit. Data yang diamati meliputi jenis dan jumlah bibit yang dihasilkan Kebun Bibit Desa. Metode pengumpulan data menggunakan metode survey dengan teknik wawancara. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa Kebun Bibit Desa (KBD) menghasilkan bibit beberapa jenis sayuran dalam bentuk bumbunan maupun dalam bentuk benih/biji dan menjadi fasilitas warga dalam penyediaan benih/bibit tanaman untuk memenuhi kebutuhan warga sebagai pelaksana kegiatan KRPL dan dapat menyediakan bibit sayuran dominan seperti bayam (1000), kangkung (1000), sawi hijau (750), pakcoy (500), dan cabai rawit (500) dengan pemanfaatan masing-masing tanaman sayuran bayam dan kangkung dibagikan ke anggota (100%), sawi hijau dibagikan ke anggota (50%), dibenihkan (20%) dan dijual (30%), pakcoy dibagikan ke anggota (50%) dibenihkan (20%) dan dijual (30%), dan cabai rawit dibagikan ke anggota (40%), dibenihkan (50%) dan dijual (10%).
- ItemPetunjuk teknis budidaya ubi cilembu organik(BPTP Jawa Barat, 2015-12-16) Sutrisna, Nana; Haryati, Yati; Nurbaeti, Bebet; BPTP Jawa Barat
- ItemPotensi Produksi dan Pengembangan VUB Inpari 30 dan Inpari 32 Di Jawa Barat(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2018) Noviana, Irma; Nurbaeti, Bebet; Haryati, Yati; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Penggunaan Varietas Unggul Baru (VUB) padi berperan penting dalam peningkatan produktivitas dan produksi. Tujuan penelitian adalah mengetahui Potensi Produksi dan Pengembangan Varietas Padi Inpari 30 dan 32 padi di Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan di dua kabupaten yaitu Ciamis dan Majalengka pada Bulan Juni hingga September 2016 di lahan sawah irigasi. Tiga varietas padi yang digunakan adalah Inpari 30, Inpari 32 dan Ciherang (kontrol) yang diulang sebanyak 6 kali. Teknologi yang diterapkan adalah Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi. Peubah yang diamati: Karakteristik agronomis tanaman (tinggi tanaman, jml anakan produktif, produktivitas, jumlah malai per rumpun), komponen hasil (jumlah gabah isi dan hampa per malai, bobot 1.000 butir), sebaran varietas Inpari 30, Inpari 32 dan Ciherang di Jawa Barat, distribusi/sebaran varietas hasil produksi BPTP. Hasil penelitian adalah 1) Potensi produksi Varietas Inpari 30 lebih tinggi dari Ciherang di Kabupaten Ciamis dan Majalengka, 2) Inpari 32 memiliki rendemen benih lebih tinggi dari Ciherang, 3) Distribusi benih sumber hasil produksi BPTP Jawa Barat didominasi oleh varietas Inpari 30 dan Inpari 32, 4) Varietas Inpari 30 dan Inpari 32 berpotensi untuk dikembangkan sebagai alternatif VUB menggantikan varietas Ciherang di Jawa Barat.
- ItemPreferensi petani terhadap keragaan tanaman varietas unggul baru padi di kabupaten indramayu(BPTP Jawa Barat, 2017-10-12) Basuno; Haryati, Yati; BPTP Jawa BaratSalah satu komponen teknologi PTT padi yang bisa meningkatkan produktivitas adalah penggunaan varietas unggul yang bermutu dan berlabel. Varietas eksisting mulai rentan terhadap serangan OPT seperti wereng, blast dan penggerek. Display varietas dilakukan untuk melihat kecocokan varietas terhadap kondisi wilayah setempat. Preferensi petani sangat penting diketahui untuk melihat kebutuhan benih padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan petani terhadap keragaan tanaman beberapa varietas padi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus – November 2016 di Kabupaten Indramayu. Responden dalam penelitian ini berjumlah 20 orang yang terdiri dari anggota kelompok tani. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan kuesioner terstruktur. Untuk mengetahui beda nyata preferensi petani digunakan analisis non parametrik yaitu uji friedman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keragaan tanaman yang paling banyak disukai petani adalah Inpari 30 dan Situ Bagendit
- ItemProduktivitas dan kualitas benih kedelai varietas anjasmoro pada lahan sawah irigasi dan lahan sawah tadah hujan(BPTP Jawa Barat, 2017-10-12) Haryati, Yati; Nurbaeti, Bebet; Noviana, Irma; BPTP Jawa BaratPengembangan pertanaman kedelai dapat diarahkan pada tiga agroekosistem utama, yaitu lahan sawah irigasi, lahan sawah tadah hujan, dan lahan kering. Untuk mendapatkan produktivitas yang paling tinggi dan resiko kegagalan yang paling kecil, lahan sawah setelah padi mempunyai potensi yang paling besar untuk pengembangan tanaman kedelai. Dengan pertimbangan tersebut produksi benih kedelai dilaksanakan di lahan sawah irigasi dan tadah hujan. Kegiatan dilaksanakan di Jawa Barat pada empat Kabupaten yaitu Cianjur, Sumedang, Majalengka dan Indramayu. Pelaksanaan kegiatan pada Bulan Maret sampai Juni 2016. Varietas yang digunakan adalah Anjasmoro.Teknologi yang diterapkan PTT kedelai yaitu: 1) Tanpa Olah tanah (TOT), 2) Jarak tanam 40 x 20 cm, 3) Pembuatan saluran drainase, 4) Pemupukan berdasarkan status hara tanah sawah (PUTS), 5) Penggunaan mulsa jerami, 6) Pengairan dilakukan sesuai fase kritis (15 - 21 HST), fase berbunga (25 - 35 HST), dan pengisian polong (55 - 70 HST), 7) Pengendalian hama/penyakit berdasarkan konsep PHT dan 8) Panen dan pasca panen. Data yang diamati yaitu karakteristik agronomis (tinggi tanaman, jumlah cabang, produktivitas), komponen hasil (jumlah polong isi dan polong hampa per tanaman, bobot 100 butir), dan produksi benih. Pengumpulan data dengan metode eksperimen dan survey. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil yang diperoleh bahwa produksi benih Varietas Anjasmoro di lahan sawah irigasi di Sumedang 1,71 t ha-1 dan Cianjur 1,81 t ha-1 dan kualitas/daya tumbuh masing-masing mencapai 93% dan di lahan sawah tadah hujan di Majalengka 1,30 t ha-1 dan Indramayu 1,20 t ha-1 dengan kualitas/daya tumbuh benih masing-masing 83% dan 90%.