PENGKAJIAN PAKET TEKNOLOGI PEMUPUKAN BAWANG MERAH DENGAN BENIH UMBI MINI DI KABUPATEN CIREBON
No Thumbnail Available
Date
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Abstract
Description
ABSTRACT Assessment of Fertilization Technology Package Shallot Using Mini Bulb in Cirebon District. One of the main problems on the increasing shallot production is the limitation of high-quality plant materials. The use of mini bulbs on their cultivation is expected as one of the solutions. The cultivation using these materials is almost the same as conventional ones. Some benefits would be obtained when using mini bulbs as seeds, it is more efficient because it does not require a lot of its volume and the resulting production can be higher. Generally, shallot cultivation at many farmer levels is less profitable caused by the use of excessive chemical fertilizers, so it is necessary to have proper fertilization studies. The purpose of this assessment was to compare the application of technology packages based on Balitsa fertilization recommendation with the farmer’s one using mini bulbs as plant materials on Bima Brebes shallot cultivation. The research was carried out in Cukang Akar Village, Pabedilan Sub District, Cirebon District from August 2014 to January 2015. Parameters observed were plant height, number of tillers, weight, diameter, and length of bulbs, total bulbs per plant and production as well as production costs, profits and B/C. Plant growth data were analyzed descriptively and further tested using the t-test at the 5% confidence level. The results of the assessment showed that there was no significant difference between both treatments, the technology packages and the farmers were one on all parameters, but the application of technology packages was more profitable 114.240 IDR per hectare, with B/C value was 1.13. Keywords: shallot, fertilizer, mini bulb ABSTRAK Salah satu kendala utama yang dihadapi dalam usaha peningkatan produksi bawang merah adalah terbatasnya ketersediaan benih bermutu. Penggunaan benih umbi mini diharapkan menjadi salah satu solusinya. Budidaya bawang merah dengan menggunakan benih asal umbi mini hampir sama dengan umbi konvensional. Penggunaan umbi mini mempunyai kelebihan yaitu lebih efisien karena tidak memerlukan volume benih yang banyak dan produksi yang dihasilkan dapat lebih tinggi. Secara umum, budidaya bawang merah di tingkat petani banyak yang kurang menguntungkan, salah satunya disebabkan penggunaan pupuk kimia berlebihan, sehingga perlu pengkajian pemupukan yang tepat. Tujuan pengkajian adalah membandingkan penggunaan paket teknologi berdasarkan teknologi rekomendasi pemupukan Balitsa dengan cara petani pada budidaya bawang merah dengan menggunakan benih umbi mini. Pengkajian dilaksanakan di Desa Cukang Akar, Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon pada bulan Agustus 2014–Januari 2015. Varietas bawang merah yang digunakan adalah Bima Brebes. Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah anakan, berat umbi, diameter umbi, panjang umbi, jumlah umbi per tanaman dan produksi serta biaya produksi, keuntungan dan B/C. Data pertumbuhan tanaman dianalisis secara deskriptif dan diuji lanjut t-test pada taraf kepercayaan 5%. Hasil pengkajian menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata antara perlakuan paket teknologi dan cara petani pada semua parameter, namun aplikasi paket teknologi lebih menguntungkan Rp. 114.240 per hektar, dengan nilai nisbah B/C 1,13. Implikasinya keuntungan yang diperoleh petani lebih tinggi.Kata kunci: bawang merah, pemupukan, umbi mini
Keywords
shallot, fertilizer, mini bulb bawang merah, pemupukan, umbi mini