Browsing by Author "Endrizal"
Now showing 1 - 20 of 25
Results Per Page
Sort Options
- ItemAdapatasi Galur-Galur Harapan Padi Rawa Pada Sawah Rawa(BPTPJambi, 2006) Nazar, Amrizal; Widyantoro; Endrizal; BPTP JambiUji adaptasi galur-galur harapan padi rawa dengan pendekatan "Shuttle Breeding" telah dimulai sejak tahun 2002 dengan tujuan untuk mendapatkan calon varietas unggul baru pada ekoregional lahan rawa (padi rawa). Penelitian dilaksanakan pada lahan rawa di desa Rejo Basuki, kecamatan Seputih Raman, kabupaten Lampung Tengah pada musim kemarau (April - Juni 2004).
- ItemAdaptasi 8 Galur padi Tipe Baru Pada Sawah Irigasi(BPTP Jambi, 2006) Nazar, Amrizal; Widyantoro; Endrizal; BPTP JambiUji adaptasi galur-galur harapan padi tipe baru dengan pendekatan "Shuttle Breeding" telah dimulai sejak tahun 2002 dengan tujuan untuk mendapatkan calon varietas unggul baru pada ekoregional lahan sawah irigasi.
- ItemAnalisis Kelayakan Finansial Usahatani Jagung Varietas Bisma di Kabupaten Belu(BPTP Jambi, 2003) Kario, Nelson H.; Bobihoe, Julistia; Endrizal; BPTP JambiBagi masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) jagung dikenal sebagai komoditas pangan yang sangat penting karena masih sangat dibutuhkan sebagai sumber utama bahan pangan baik dikonsumsi langsung maupun dicampur dengan beras atau kacang nasi sebagai makanan sehari-hari.
- ItemBPTP Jambi Selayang Pandang(BPTP Jambi, 2002) Hasa, Nuzirwan; Endrizal; Yusri, Ahmad; Adri; BPTP JambiBPTP Jambi merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian.
- ItemEvaluasi Sumberdaya Lahan untuk mendukung Program Primatani di Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi(BPTP Jambi, 2008) BS, Busyra; Endrizal; Suratman; BPTP JambiUntuk mempercepat dan meningkatkan pemanfaatan hasil-hasil inovasi teknologi pertanian dan kelembagaan, Badan Litbang Pertanian melaksanakan suatu program yang dikenal dengan “Primatani” (Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian), yakni suatu konsep deseminasi teknologi yang langsung ke petani. Berkaitan dengan program tersebut, evaluasi potensi sumberdaya lahan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan agar pemanfaatan lahan dapat optimal.
- ItemInovasi Teknologi Peningkatan Produktivitas Padi Di Provinsi Jambi(BPTP Jambi, 2005) Endrizal; Jumakir; Bambang Prayudi; BPTP JambiPada tahun 202 luas panen padi di Provinsi Jambi adalah 138.323 ha, dengan total produksi 501.144 ton dan produksi rata-rata 3,63 ton/ha. Pada tahun 2004 terjadi peningkatan produktivitas padi menjadi 603.171 ton gabah kering giling (GKG) dengan rata-rata produksi 3,91 ton/ha. Kenaikan permintaan akan beras sejalan dengan laju pertambahan penduduk, telah mendorong pemerintah untuk mencanangkan berbagai program intensifikasi padi yang dipadukan dengan rekayasa sosial ekonomi dan kelembagaan.
- ItemKajian Perbenihan Padi Varietas Unggul Baru (VUB) Inpari 13 di Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015-10) Bobihoe, Julistia; Muliyanti, Kamalia; Endrizal; Balai Besar Penelitian Tanaman PadiSalah satu penyebab rendahnya produktivitas padi sawah di Provinsi Jambi adalah adanya penggunaan varietas yang sama pada suatu wilayah dengan kurun waktu yang lama, sehingga tidak mampu lagi berproduksi lebih tinggi karena kemampuan genetiknya terbatas. Disamping itu benih padi yang unggul dan bermutu kurang tersedia di lokasi penanaman. Untuk mengatasi permasalahan ketersediaan benih varietas unggul baru (VUB) yang adaptif, perlu di bangun sistim perbenihan benih, sehingga dapat menjamin ketersediaan VUB padi pada waktu yang tepat. Kegiatan kajian perbenihan dilaksanakan di kelompok tani penangkar padi Usaha Sepakat Desa Pudak Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi, yang dilaksanakan pada MK 2013 (Maret – Juli 2013). Tujuan pengkajian adalah untuk membangun dan membuka peluang usaha perbenihan padi VUB Inpari 13 yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman padi dan pendapatan petani penangkar. Varitas Unggul Baru (VUB) yang digunakan dalam kegiatan ini adalah Inpari 13 kelas benih BS/label kuning. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa varietas Inpari 13 memperoleh produksi 5,70 t/ha (GKG), dari hasil tersebut dapat dijadikan benih sejumlah 4,5 ton. Hasil analisis usahatani, apabila hasil padi dijadikan konsumsi, diperoleh keuntungan Rp. 12.200.000 dengan R/C ratio 2,15, apabila dijadikan benih diperoleh keuntungan Rp. 33.400.000 dengan R/C ratio 3,87. Dengan demikian terdapat selisih keuntungan antara padi konsumsi dengan padi untuk benih sebesar Rp. 21.200.000/ha. Hasil pengkajian menunjukkan dengan adanya kegiatan perbenihan VUB Inpari 13 mempunyai peluang meningkatkan pendapatan petani disamping usahatani padi yang tujuannya hanya untuk konsumsi.
- ItemKarakterisasi Kelembagaan Pertanian Di Desa Bandar Jaya Kecamatan Rantau Rasau Provinsi Jambi(BPTP Jambi, 2003) Suharyon; Endrizal; Hadi, Rustan; Jumakir; BPTP JambiPerkembangan pertanian di suatu desa tidak terlepas dari peranan lembaga yang ada di desa bersangkutan, terutama lembaga pertanian. Berdasarkan hal itu, keragaan/dampak kelembagaan pedesaan di Desa Bandar Jaya, Kecamatan Rantau Rasau, Kabupaten Tanjung Jabung Timur dilakukan selama 3 tahun yang telah dimulai pada tahun 2002 sampai tahun 2004. Lembaga pertanian yang ditingkatkan peranannya adalah Balai Penyuluhan Pertanian(BPP). Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), serta Kelompok Tani dan Masyarakat, Kepala Cabang Dinas Pertanian, KUD, Kepala Desa, Lembaga Pemasaran Hasil Pertanian, dan Peran Wanita.
- ItemKlinik Teknologi Sebagai Wadah Konsultasi Dan Alih Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi(BPTP Jambi, 2005) Endrizal; Adri; Julistia Bobihoe; B. Prayudi; BPTP JambiBadan Penelitian dan Pengembangan telah banyak menghasilkan dan merekomendasikan paket teknologi pertanian spesifik lokasi, namun tingkat adopsi paket teknologi oleh petani masih rendah. Kurang atau tidak diadopsinya teknologi pertanian disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karakteristik teknologi, keterbatasan SDM (penyuluh pertanian), permohonan, kualifikasi penerima teknologi itu sendiri dan proses diseminasi. Kenyataan dilapangan keberhasilan penerapan/adopsi teknologi pertanian spesifik lokasi masih rendah. Untuk itu inovasi dan alih teknologi pertanian harus terus dikembangkan untuk merespon kebutuhan petani yang terus meningkat baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Suatu konsep untuk mempercepat alih teknologi pertanian yang mobilitasnya diterapkan oleh petani (telah berhasil dikembangkan oleh BPTP Sulawesi Utara) yang kemudian dikenal dengan KLINIK TEKNOLOGI PERTANIAN (KLITAN). KLITAN adalah suatu wadah yang dapat menampung serta memberikan solusi secara bertahap dan cepat suatu masalah yang dihadapi oleh petani atau pengguna lainnya dalam pengelolaan sistem usahatani.
- ItemOptimasi pola Usahatani Karet Rakyat untuk mendukung Program Primatani Karet di Kabupaten Muaro Jambi Prov. Jambi(BPTP Jambi, 2008) Rosyid, M.J; Endrizal; BPTP JambiProvinsi Jambi merupakan salah satu sentra tanaman karet rakyat di Indonesia dengan luas areal mencapai 573 387 ha dan total produksinya sebesar 241 ribu ton dan didominasi oleh perkebunan rakyat, yaitu mencapai 98 %. Namun demikian, produktivitas karet rakyat tersebut masih sangat rendah, yaitu hanya 685 kg karet kering/ha/tahun. Produksi tersebut masih jauh dibawah produksi perkebunan besar yang rata-ratanya sudah di atas 1000 kg karet kering/ha/tahun.
- ItemPengelolaan Lahan Dan Tanaman Terpadu Pada Lahan Pasang Surut Di Provinsi Jambi(BPTP Jambi, 2005) Adri; Firdaus; Endrizal; Bambang Prayudi; BPTP JambiLuas lahan pasang surut di Provinsi Jambi sekitar 684.000 ha, berpotensi dikembangkan untuk pertanian 246.481 ha terdiri dari lahan pasang surut 206.852 ha dan lahan rawa lebak seluas 40.521 ha. Luas yang sudah direklamasi untuk lahan pertanian adalah 34.547 ha, yang tediri dari lahan potensial sulfat masam 16.387 ha dan lahan gambut 17.136 ha. Pada lahan telah dilaksanakan pengkajian Pengolahan Lahan dan Tanaman Terpadu berbasis tanaman pangan di Desa Lambur Luar, Kecamatan Muara Sabak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Permasalahan utama pada lahan ini adalah tingkat kesuburan lahan rendah, jaringan tata air mikro atau drainase tidak berfungsi dengan baik bahkan ada yang tidak ada, lapisan pirit yang meracun tanaman serta kendala budaya dan sosial ekonomi masyarakat. Pada kegiatan ini dibandingkan penerapan paket teknologi introduksi dengan pola petani dan paket teknologi yang diperbaiki. Kegiatan ini bertujuan untuk menguji paket teknologi spesifik lokasi lahan pasang surut dalam upaya peningkatan produktivitas tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paket teknologi introduksi dan paket teknologi yang diperbaiki memberikan hasil dan keuntungan lebih tinggi dibandingkan dengan pola petani. Produksi padi varietas Batanghari pada paket introduksi mencapai 5,5 ton/ha, pada paket yang diperbaiki 5.0 ton/ha, produksi padi varietas yang sama dengan pola petani hanya 3.0 ton/ha. Produksi padi varietas IR-42 pada paket introduksi mencapai 5 ton/ha, paket yang diperbaiki 4,5 ton/ha sementara pada pola petani hanya 2.5 ton/ha. Dengan adanya kegiatan PLTT pada lahan pasang surut, indek pertanaman (IP) dapat ditingkatkan dari 100 menjadi 200 dengan pola tanam palawijaya (jagung) dan padi. Di Lambur Luar produksi jagung dapat mencapai 7 ton/ha, sedang di Simbur Naik pada UPK dan UHP produksi jagung mencapai 5 ton/ha dan 4.8 ton/ha.
- ItemPerbaikan Produktivitas Tanaman Padi dengan Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu Pada Lahan Pasang Surut Provinsi Jambi(BPTP Jambi, 2003) Endrizal; Hadi, Rustan; Jumakir; Suharyon; Hasan, Nuzyirwan; BPTP JambiPengolahan Tanaman dan sumberdaya terpadu (PTT) merupakan salah satu yang meningkatkan produktivitas padi. UntukProvinsi Jambi kegiatan PTT dilakukan pada lahan pasang surut Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi.
- ItemPertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Kacang Tanah pada Lahan Kering di Nusa Tenggara Timur(BPTP Jambi, 2003) Endrizal; BPTP JambiProduction and growth some varieties of groundnut at dry in East Nusa Tenggara. The experiment was conducted in East Sumba District. Pandawai Sub District East Nusa Tenggara Province.
- ItemPotensi Produksi Kedelai di Lahan Pasang Surut Wilayah Rantau Rasau Provinsi Jambi(BPTP Jambi, 2003) Jumakir; Endrizal; BPTP JambiLahan pasang surut memiliki potensi yang cukup besar untuk pengembangan tanaman kedelai untuk mendukung pertumbuhan konsumsi kedelai yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, sehingga menimbulkan ketidak seimbangan pertumbuhan konsumsi dan produksi dalam negeri.
- ItemProduksi Benih Padi Inpari 30 Melalui Calon Penangkar Mendukung Mandiri Benih Di Lahan Sawah Irigasi Provinsi Jambi(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Jumakir; Kamalia M; Endrizal; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Tujuan pengkajian adalah untuk menghasilkan benih sumber tanaman padi varietas Inpari 30 dalam memenuhi kebutuhan benih di suatu wilayah melalui calon penangkar mendukung mandiri benih di lahan sawah irigasi. Kegiatan dilaksanakan di Desa Seling Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin dari Bulan Mei sampai Agustus 2015. Varietas yang ditanam adalah Inpari 30 dengan luas tanam 5 ha. Paket teknologi yang diterapkan adalah teknologi produksi benih sumber padi mengacu kepada Pedoman Umum Produksi Benih Sumber Padi dan pendampingan produksi benih dan roguing kepada calon penangkar. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pertumbuhan padi varietas Inpari 30 cukup baik dengan produksi benih padi 2500 kg/ha. Pengembangan mandiri benih padi dengan memberikan pelatihan dan penyuluhan tentang teknologi produksi benih padi, membina calon penangkar dengan mengadakan pertemuan dan pendampingan di lapangan serta pengembangan dan penguatan kelembagaan calon penangkar sehingga petani bisa bekerja secara berkelompok dalam suatu sistem.
- ItemProduksi Benih Padi Inpari 30 Melalui Calon Penangkar Mendukung Mandiri Benih Di Lahan Sawah Irigasi Provinsi Jambi(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2017) Jumakir; Kamalia M; Endrizal; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)Tujuan pengkajian adalah untuk menghasilkan benih sumber tanaman padi varietas Inpari 30 dalam memenuhi kebutuhan benih di suatu wilayah melalui calon penangkar mendukung mandiri benih di lahan sawah irigasi. Kegiatan dilaksanakan di Desa Seling Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin dari Bulan Mei sampai Agustus 2015. Varietas yang ditanam adalah Inpari 30 dengan luas tanam 5 ha. Paket teknologi yang diterapkan adalah teknologi produksi benih sumber padi mengacu kepada Pedoman Umum Produksi Benih Sumber Padi dan pendampingan produksi benih dan roguing kepada calon penangkar. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pertumbuhan padi varietas Inpari 30 cukup baik dengan produksi benih padi 2500 kg/ha. Pengembangan mandiri benih padi dengan memberikan pelatihan dan penyuluhan tentang teknologi produksi benih padi, membina calon penangkar dengan mengadakan pertemuan dan pendampingan di lapangan serta pengembangan dan penguatan kelembagaan calon penangkar sehingga petani bisa bekerja secara berkelompok dalam suatu sistem.
- ItemPRODUKTIVITAS DAN BUDIDAYA TANAMAN KELAPA DALAM CARA PETANI DI LAHAN RAWA PASANG SURUT PROVINSI JAMBI(BB Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Jumakir; Endrizal; BPTP JambiTanaman kelapa merupakan komoditas yang banyak diusahakan secara turun temurun dan salah satu komoditas perkebunan dalam usahatani dilahan pasang surut. Tujuan pengkajian untuk mengetahui produktivitas dan budidaya tanaman kelapa dalam yang dilakukan petani di lahan rawa pasang surut Jambi. Pengkajian ini dilaksanakan di Desa Bram Itam Kiri Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi pada tahun 2014. Lokasi pengkajian merupakan salah satu sentra produksi kelapa dalam di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Pengkajian ini dilakukan dengan pengamatan dilapangan pada petani yang mengusahakan tanaman kelapa dalam dan metode survei secara partisipatif melalui PRA (Participatory Rural Appraisal). Hasil pengkajian menunjukkan bahwa produktivitas tanaman kelapa dalam 40-60 butir/pohon/tahun. Rendahnya produktivtas kelapa dalam akibat budidaya yang dilakukan petani tidak sesuai anjuran, umumnya tanaman kelapa yang diusahakan petani tidak dilakukan pemupukan dan tidak ada saluran/tata air mikro sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman. Selain itu kendala pertanaman kelapa dalam adalah kesuburan lahan rendah, dan pH rendah. Peluang peningkatan produktivitas kelapa dalam di lahan pasang surut dengan pembuatan tata air mikro, pemupukan NPK, Urea, SP 36, Kaptan dan unsur mikro serta peremajaan kelapa dalam yang sudah tidak produktif.
- ItemPROFIL BUDIDAYA TEBU LOKAL KERINCI DI KECAMATANKAYU ARO BARAT, KABUPATEN KERINCI, PROVINSI JAMBI(BB Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2016-05-31) Endrizal; Meilin, Araz; BPTP JambiTebu lokal Kerinci sudah ada sejak zaman Belanda dan tumbuh serta beradaptasi dengan baik di Kecamatan Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui teknik budidaya tebu eksisting oleh petani di Kecamatan Kayu Aro Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah survei petani dan survei lapang. Survei dilakukan pada tiga desa (Sungai Asam, Kampung, Giri Mulyo). Jumlah petani ditentukan dengan metode snowball atau petani yang direkomendasikan oleh pejabat setempat. Survei lapang terhadap hasil panen tebang pilih dilakukan pada plot dengan luas 10 x 10 m pada tiap desa. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil survei menunjukkan bahwa budidaya tebu lokal di Kecamatan Kayu Aro Barat sangat sederhana. Penanaman baru jarang dilakukan dan tanaman tebu yang ada adalah sisa warisan dari keturunan sebelumnya. Rata-rata setiap petani memiliki lahan tebu antara 1-2 ha setiap petani Pemupukan jarang dilakukan , atau jika ada hanya menggunakan kotoran sapi yang tidak melalui pengomposan. Penyiangan sangat jarang dilakukan bahkan tidak ada. Pembersihan kebun hanya dilakukan pada saat panen sekaligus membersihkan daun tua (mengkletek daun). Panen dilakukan dengan metode tebang pilih menggunakan sabit. Dari hasil panen tebu umur 11 bulan yang dilakukan secara tebang pilih,diperoleh Per satuan luas rata-rata108,33 batang tebu dengan berat 275 kg, niratebu seberat 168,67 kg dan menjadi gula merah yang diolah secara tradisional seberat 33,67kg dengan rendemen rata-rata 12,07%. Setiap petani yang melakukan panen tebang pilih dengan luas lahan 1 ha, rata-rata bisa memproduksi gula sebanyak 200 kg/minggu dengan harga gula Rp 5.000-Rp.6.000,-/kg, sehingga pendapatan petani tebu senilai Rp. 1.000.000 – Rp. 1.200.000,- setiap minggu atau sekitar Rp 4.000.000,- per bulan. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan jika petani mengelola 1 (satu) ha lahan kebun sawit.
- ItemProspek dan Kendala Pengembangan Padi Musim Kemarau di Lahan Pasang Surut Sidomukti-Jambi(BPTPJambi, 2006) Jumakir; Endrizal; Prayudi, B; BPTP JambiProvinsi Jambi memiliki lahan rawa seluas 684.000 ha atau 12,8 persen dari luas keseluruhan wilayah provinsi Jambi. Dari luas lahan yang berpotensi untuk pengembangan pertanian tersebut telah dimanfaatkan untuk usahatani khususnya lahan rawa pasang surut seluas 187.083 ha. Kontribusi komoditas padi dari lahan pasang surut cukup besar sekitar 60 persen.Umumnya petani di lahan pasang surut menaman padi hanya satu kali dalam setahun pada musim hujan dan jarang menggunakan varietas unggul serta pupuk sehingga produksinya rendah.
- ItemSorgum(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Naibonat, 2000) AB, Didiek; Bora, Charles Y; Endrizal; Ngongo, Johanis; Murdolelono, Bambang; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NaibonatSebagai dukungan terhadap program peningkatan produksi pangan khususnya sorgum, BPTP Naibonat telah melakukan serangkaian pengkajian teknologi budidaya sorgum di propinsi Nusa Tenggara Timur tahun 1996 - 1999. Pengkajian ini bertujuan untuk menyediakan teknologi yang lebih baik untuk memperbaiki teknologi lokal yang dimiliki petani yang diharapkan dapat diadopsi oleh petani secara berkelanjutan. Hasil daripada pengkajian tersebut adalah rakitan teknologi spesifik lokasi yang dikemas dalam bentuk Brosur “Sorgum”. Buku kecil ini berisi petunjuk teknis lengkap budidaya sorgum yang dapat dijadikan sebagai pedoman bagi petugas lapangan dan petani dalam menerapkan teknologi di lapangan.