Browsing by Author "Alfatah, Mukhammad Wildan"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemPEMANFAATAN ALAT MESIN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN DI KECAMATAN NGADIREJO KABUPATEN TEMANGGUNG(Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, 2022-09-21) Alfatah, Mukhammad Wildan; Politeknik Enjiniring Pertanian IndonesiaPROPOSAL PKL 1.2019.THP.PENDAHULUAN.Era globalisasi dan revolusi industri 4.0 saat ini menimbulkan dampak yang besar di berbagai bidang, termasuk juga perkembangan teknologi informasi di bidang pertanian. Indonesia yang merupakan negara dengan sektor pertanian yang besar juga harus mengikuti seiring perkembangan tersebut. Untuk itu, diperlukan perbaikan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian baik melalui pendidikan formal maupun non-formal. Pokiteknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) Serpong yang merupakan perguruan tinggi di bidang enjiniring pertanian yang mana dalam hal ini dapat mendukung terselenggaranya pendidikan formal dalam upaya pengembangan sumber daya manusia pertanian. Pengembangan dan penerapan teknologi pascapanen perlu terus dipacu dalam upaya menekan kehilangan hasil dan meningkatkan kualitas produk sehingga mampu meningkatkan pendapatan petani khususnya petani kecil. Selain itu, pascapanen merupakan salah satu aspek yang harus diprioritaskan dari tujuh langkah menuju perluasan akses pasar produk pertanian (Ostertag 2007). Kabupaten Temanggung merupakan penghasil tembakau yang berkualitas. Namun selain tembakau yang menjadi komoditas unggulan ada kopi yang menjadi komoditas unggulan juga di Kabupaten Temanggung. Daerah yang budidaya kopi salah satunya berada di Kecamatan Ngadirejo. Mayoritas kopi yang dibudidayakan di Desa Jumprit dan Katekan merupakan varietas kopi arabika. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal teknologi sangat berperan penting dalam proses pengolahan kopi. Saat ini sudah banyak dikembangkan teknologi untuk pengolahan, teknologi mesin yang umum diterapkan oleh petani disini dalam proses pengolahan kopi yaitu mesin pulper, mesin roasting kopi dan mesin penepung kopi. Dengan mempertimbangkan potensi pertanian di wilayah Kecamatan Ngadirejo serta potensi ekonomi perlu dilakukan pendalaman mengenai pemanfaatan teknologi pengolahan kopi sebagai bagian dari pelaksanaan PKL I.
- ItemPENERAPAN TEKNOLOGI VERTICAL DRYER UNTUK PENGERINGAN PADI DI LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT (LDPM) GAPOKTAN SIDOMULYO(Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, 2022-09-21) Alfatah, Mukhammad Wildan; Politeknik Enjiniring Pertanian IndonesiaPROPOSAL PKL 2.2019.THP.PENDAHULUAN.Indonesia adalah negara agraris yang mayoritas penduduknya merupakan petani. Menurut data Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa jumlah penduduk yang bekerja per Agustus 2020 sebanyak 128,45 juta orang, 38,23 juta orang (29,76%) bekerja di sektor pertanian. Para petani dalam melaksanakan kegiatan pertanian menggunakan cara manual, seperti penggunaan cangkul, sabit, dan ani - ani. Seiring berkembangnya teknologi, kini petani dalam melaksanakan kegiatan pertanian sudah mengaplikasikan berbagai macam alat mesin pertanian seperti traktor roda 2, traktor roda 4, combine harvester, power tresher, dan vertical dryer. Pertanian Indonesia telah membuat kemajuan cukup besar. Hal ini ditandai oleh banyak jenis alat mesin pertanian yang telah digunakan oleh para petani. Menurut Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, peningkatannya terbesar dalam sejarah Republik Indonesia. Data Kementerian Pertanian menyebutkan, realisasi bantuan alsintan pascapanen dari tahun 2015 hingga 2017 masing masing sebanyak 66.434 unit, 154.152 unit, 91.069 unit. Jenis alsintan pascapanen meliputi combine harvester, corn harvester, vertical dryer, power thresher, corn sheller, dan rice milling unit. Salah satu alat mesin pertanian yang umum digunakan dalam industri padi adalah alat mesin pascapanen padi. Tahapan kegiatan pada penanganan pascapanen padi meliputi panen, perontokan padi, pengeringan, pengemasan, pemyimpanan dan pengolahan menjadi beras untuk dipasarkan (Widayani et al., 2021). Penanganan pascapanen bertujuan untuk menurunkan kehilangan hasil, menekan tingkat kerusakan, dan meningkatkan daya simpan dan daya guna komoditas untuk memperoleh nilai tambah (Setyono et al., 2008). Salah satu jenis alat mesin pertanian yang digunakan dalam tahapan penanganan pascapanen padi adalah vertical dryer. Dryer adalah mesin pengering sistem sirkulasi yang terdiri dari ruang pengering, ruang tempering, konveyor, elevator, sumber pemanas, motor penggerak, kipas, dan perlengkapan pendukung lainnya yang berfungsi untuk menurunkan kadar air sampai kadar air tertentu dengan cara menghembuskan atau menghisap udara panas tegak lurus arah sirkulasi bahan yang akan dikeringkan (Kementerian Pertanian, 2019). Penggunaan mekanisasi pada proses pengeringan tidak tergantung dari cuaca, sehingga dampak negatif dari tingginya curah hujan yang menghambat proses penjemuran padi dapat diatasi (Sutrisno dan Ananto, 2000). Pada proses penggunaan mesin vertical dryer akan mengalami penurunan kinerja, maka dari itu dilakukan pemeliharaan yang betujuan untuk memperpanjang umur mesin dan pada saat mesin digunakan dalam kondisi baik. PKL di Gapoktan Sidomulyo diharapkan dapat menambah wawasan tentang pemeliharaan dan perbaikan mesin vertical dryer.
- ItemPengaruh Suhu Dan Waktu Penyangraian (Roasting) Terhadap Sifat Fisik, Kimia Dan Organoleptik Kopi Robusta (Coffea Canhepora) Di Sugi Coffee Dan Roastery Ngadirejo(Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, 2022-09-01) Alfatah, Mukhammad Wildan; Politeknik Enjiniring Pertanian IndonesiaPengolahan kopi merupakan hal yang penting dalam proses penanganan pascapanen kopi. Dari sekian tahapan pascpanen, salah satu proses yang penting adalah roasting atau penyangraian kopi. Penyangraian sangat mempengaruhi citra rasa dari kopi. Faktor yang mempengaruhi penyangraian antara lain mesin sangrai, suhu dan waktu dari penyangraian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan waktu penyangraian terhadap sifat fisik dan sifat kimia biji kopi robusta Temanggung untuk kemudian dilakukan uji organoleptik terhadap biji kopi hasil penyangraian tersebut. Penelitian ini menggunakan perlakuan suhu dan waktu. Suhu dan waktu yang digunakan adalah kontrol : suhu 200 oC waktu 20 menit, suhu 180 oC waktu 25 menit, suhu 240 oC waktu 15 menit. Parameter fisik dan kimia yang dianalisis yaitu rendemen, kadar air, keasaman, dan warna. Sedangkan uji organoleptik dilakukan terhadap warna, rasa, aroma, tekstur, dan aftertaste. Hasil data dianalisis menggunakan metode Analysis of Varian (ANOVA) dan diuji menggunakan uji Duncan-Turkey. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu penyangrain semakin rendah rendemen, kadar air, tingkat keasaman, dan tingkat kecerahan. Berdasarkan uji organoleptik, panelis lebih menyukai perlakuan kontrol dengan suhu 200 oC dan lama waktu penyangraian 20 menit. Karakter fisik dan kimia pada perlakuan kontrol tersebut berbeda diantara perlakuan I dan II, yakni tidak terlalu kering dan basah, tidak terlalu asam dan basa, tidak terlalu gelap dan cerah.