Prosiding Temu Teknis Jabatan Fungsional Non Peneliti
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Prosiding Temu Teknis Jabatan Fungsional Non Peneliti by Author "Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian"
Now showing 1 - 20 of 106
Results Per Page
Sort Options
- ItemAdopsi Teknologi Tanaman Kakao pada Kegiatan Pendampingan Kawasan Perkebunan di Kabupaten Poso(IAARD Press, 2019) Tumanan, Yakob Bunga; Risna; Dewi, Mardiana; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianPotensi manfaat yang diharapkan dari kegiatan pendampingan teknologi terhadap kawasan Perkebunan ini adalah mempercepat penyampaian informasi teknologi kepada pengguna/petani pelaksana kegiatanagar tujuannya yakni peningkatan produktivitas dan mutu kakao khususnya dikabupaten Poso, Sulawesi Tengah dapat tercapai. Dampak yang diharapkan adalah adanya perbaikan ekonomi daerah, lapangan kerja terbuka, sekaligus agribisnis kakao dapat terwujud, sehingga dapat memberi nilai tambah kepada masyarakat secara umum. Hal yang tak kalah pentingnya adalah dalam rangka mendukung pencapaian Sulawesi Tengah sebagai sentra pengembangan kakao di kawasan Timur Indonesia. Pengkajian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Desember 2017 di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah pada kelompoktani Mekar Merta dengan jumlah anggota sebanyak 32 orang yang merupakan responden.Pelaksanaan pendampingan tanaman kakao dilakukan dengan metode ceramah, demonstrasi cara dan aplikasi langsung. Tujuan dari pengkajian untuk mengetahui sebaran dan tingkat adopsi.Pengukuran sebaran adopsi dilakukan menggunakan pendekatan frekwensi dengan parameter persentase. Tingkat adopsi terhadap komponen teknologi tanaman kakao pada pendampingan kawasan perkebunan rata-rata 88,97 % dengan sebaran 45,83 %, intensitas adopsi bervariasi setiap komponen teknologi. Hal ini karena petani belum intens melakukan dipertanaman kakao, karena ada teknologi yang baru diketahui. Teknologi yang dianggap mudah dan memberikan keuntungan, maka akandengan cepat menyebar dan dilakukan secara intens sesuai dengan waktu pelaksanaan, sehingga dapat meningkatkan produksi.
- ItemAnalisis Kandungan Timbal dan Cadmium pada Terung Ungu yang Ditanam dengan Media Kompos Sampah Kota(IAARD Press, 2019) Khairiyanti; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianTanaman terung yang ditanam pada media kompos sampah kota, memungkinkan menyerap logam berat melalui media tanamnya. Standar Nasional Indonesia (SNI-7387: 2009) menyebutkan bahwa pada sayuran batas maksimum kandungan Timbal (Pb) 0,5 ppm dan Cadmium (Cd) 0,2 ppm. Logam berat timbal dan cadmium ini sangat berbahaya bagi manusia karena bersifat racun dan tidak larut di dalam air. Tujuan percobaan ini untuk mengetahui kandungan logam berat Pb dan Cd pada terung dari tanaman terung ungu yang ditanam menggunakan media kompos sampah kota. Penggunaan kompos sampah kota sebagai media tanam sebanyak 0, 25, 50, 75, dan 100%. Analisis dilakukan di Laboratorium Tanah dan Tanaman Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Utara dengan cara pengabuan basah sampel kering menggunakan Asam Nitrat dan Asam Perklorat (10:1), selanjutnya ekstrak diukur menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Hasil analisis menunjukkan bahwa terung ungu yang ditanam pada media kompos sampah kota sebanyak 0, 25, 50, 75, dan 100% berturut-turut mengandung timbal (Pb), sebesar 0,06; 0,22; 0,43; 0,58; dan 0,73 ppm. Sedangkan kandungan cadmium (Cd) adalah 0,02; 0,09; 0,13; 0,31; dan 0,57 ppm. Terung ungu yang dihasilkan dari tanaman terung pada media tanam kompos sampah kota masih aman dikonsumsi dengan batas penggunaan kompos sampah kota maksimal 50% dari total media tanam.
- ItemAnalisis Kinerja Penyuluh Pertanian di Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi(IAARD Press, 2019) Putra, Endi; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianPenyuluhan pertanian saat ini dihadapkan permasalahan tentang kondisi tenaga penyuluh yang mengharuskan setiap Desa mempunyai penyuluh pertanian paling tidak satu orang penyuluh. Banyak alih tugas penyuluh pertanian ke jabatan lain, perubahan kelembagaan, dan berkurangnya tenaga penyuluh pertanian mengakibatkan tidak sebandingnya jumlah tenaga penyuluh pertanian dengan jumlah petani/kelompoktani yang harus dilayani. Penilaian evaluasi kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sarolangun pada Tahun 2016 dan Tahun 2018 yang sesuai Permentan No. 91/Permentan/OT.140/9/2013 belum dilakukan. Kegiatan ini bertujuan untuk mempelajari dan mengukur tingkat kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sarolangun dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Selain itu, Kegiatan juga bertujuan menganalisis faktor–faktor yang berhubungan dengan kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sarolangun. Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui metode sensus yaitu wawancara langsung dengan menggunakan kuisioner terhadap semua responden dan menggali berbagai informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Responden berjumlah 129 orang yang di sensus terdiri dari: Penyuluh PNS 82 orang, penyuluh THL-TB pusat sebanyak 4 orang penyuluh THL-D 43 orang yang tersebar di 13 kecamatan. Untuk menganalisis data digunakan analisis deskriptif dalam mengetahui dan mengukur tingkat kinerja. Untuk mengetahui faktor-faktor yang di duga berhubungan dengan kinerja penyuluh digunakan statistik non parametric dengan uji chi-square yang dilanjutkan dengan korelasi dan uji signifikansi/hubungan nyata. Hasil Kegiatan menunjukkan bahwa kinerja penyuluh pertanian dalam kategori baik. Dari 9 faktor yang diduga berhubungan dengan kinerja penyuluh ternyata hanya 7 faktor yang berhubungan. Faktor umur, masa kerja, motivasi kerja, dukungan administrasi, kondisi lingkungan kerja dan keterjangkauan daerah tempat bekerja memiliki koefisien kontingensi berada pada kategori sedang. Sementara itu faktor tingkat partisipasi aktif masyarakat termasuk kategori kuat dengan nilai koefisien kontingensi 0,584. Faktor umur, masa kerja, motivasi kerja, dukungan administrasi, kondisi lingkungan kerja dan keterjangkauan tempat daerah bekerja terhadap kinerja penyuluh memiliki keeratan hubungan termasuk kategori rendah. Sementara itu faktor tingkat partisipasi aktif masyarakat dengan kinerja penyuluh bernilai 0,716 yang termasuk kedalam ketegori kuat. Untuk kriteria arah nilai r ,7 faktor yang di uji bernilai r positif (+) artinya hubungan tersebut searah dan uji t menunjukkan 7 faktor tersebut berhubungan nyata dengan kinerja penyuluh.
- ItemAnalisis Residu Pestisida Cabai Merah dengan Kromatografi Gas(IAARD Press, 2019) Rosmayanti, Dewi; Kusdiningsih, Dini; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianCabai merah (Capsicum annuum L.) adalah tanaman yang berasal dari benua Amerika, merupakan salah satu komoditas pertanian andalan Indonesia. Tingginya konsumsi cabai merah, dan harga yang fluktuatif memicu para petani berusaha meningkatkan kualitas komoditas ini, salah satunya adalah dengan menggunakan pestisida. Penggunaan pestisida dalam produk pertanian ditujukan untuk mencegah serangan hama penyakit dan pengganggu yang dapat merusak tanaman. Pestisida golongan organoklorin merupakan pestisida yang umum digunakan. Pestisida meninggalkan residu pada bagian-bagian tanaman baik tangkai, batang, maupun buah dan bersifat toksik, sehingga berbahaya bagi kesehatan. Pengujian residu pestisida merupakan hal penting untuk menunjang kesehatan masyarakat. Residu pestisida organoklorin pada cabai merah dapat dianalisis dengan menggunakan kromatografi gas. Sampel cabai diekstraksi dengan menggunakan pelarut aseton, diklorometan dan petroleumeter (30:30:30 v/v). Hasil ekstraksi dipekatkan lalu dilarutkan dengan isooktana dan toluena (90:10 v/v). Ekstrak lalu dianalisis dengan menggunakan kromatografi gas, teknik injeksi splitless, suhu injektor 250 oC. Kolom sebagai fase diam 14% cyanopropylphenyl 86% dimethylpolysiloxane, dengan suhu terprogram. Fase gerak menggunakan gas nitrogen dengan laju alir 1.5 mL/menit.Detektor yang digunakan adalah Electron Capture Detector(ECD) dengan suhu 250 oC. Berdasarkan hasil percobaan, residu pestisida organoklorin yang terdapat pada sampel cabai merah adalah lindan, heptaklor, aldrin dan endrin dengan kadar berturut-turut adalah 0.0103, 0.0014, 0.0028, 0.0052 mg/L. Hasil tersebut bila dibandingkan dengan SNI 7313:2008 masih berada dibawah Batas Maksimum Residu (BMR).
- ItemAnalisis Usahatani Penangkaran Benih Padi Varietas Unggul Baru di Kabupaten Barito Timur Kalimantan Tengah(IAARD Press, 2019) Andriansyah; Purwandari, Sintha Eliestya; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianBenih merupakan salah satu sarana produksi yang penting untuk diperhatikan dalam kegiatan usaha tani karena kualitas benih yang baik akan mampu menunjang peningkatan produksi dan produktivitas. Sarana produksi seperti benih berkualitas merupakan komponen penting dan menjadi tuntutan dalam kegiatan usaha tani. Salah satu inovasi teknologi yang prospektif untuk meningkatkan pendapatan petani melalui usaha tani padi adalah teknologi penangkaran benih padi varietas unggul. Hal ini menjadi tujuan utama dalam rangka meningkatkan pendapatan para petani padi sawah. Penangkaran benih padi di Talohen, Ampah Kota Kecamatan Dusun Tengah Kabupaten Barito Timur bertujuan untuk menjaga ketersediaan benih di musim tanam dan meningkatkan kesadaran petani untuk menggunakan benih padi varietas unggul baru bersertifikat. Kajian ini bertujuan untuk menganalisa usahatani penangkaran benih padi Varietas Unggul Baru (VUB) di Talohen Kelurahan Ampah Kota yang melibatkan petani penangkar. Hasil Pengkajian menunjukan bahwa dengan menghasilkan benih padi unggul berarti harga jual yang diterima oleh petani lebih tinggi dibandingkan dengan harga konsumsi. Potensi usaha penangkaran benih padi VUB Badan Litbang Pertanian yang diproduksi oleh Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) BPTP Kalimantan Tengah cukup tinggi melihat kebutuhan benih di kabupaten Barito Timur khususnya dan Provinsi Kalimantan Tengah umumnya. Produksi benih dari label biru sebesar 6,0 ton/ha. Biaya produksi untuk menghasilkan benih label biru rata-rata Rp.14.737.000. Keuntungan usaha tani perbenihan ditingkat petani rata-rata Rp. 24.263.000 dengan nilai R/C ratio sebesar 2,65 dan B/C ratio sebesar 1,65. Respon penangkar terhadap kegiatan penangkaran benih padi varietas unggul baru sangat positif hal ini ditandai dengan keberlanjutan kegiatan penangkaran secara mandiri.
- ItemCara Mengatasi Kendala pada Analisis Energi Kasar Menggunakan Alat Kalorimeter Parr 6400(IAARD Press, 2019) Mulyaningsih, Yeni; Riyanti, Susi; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianUntuk menunjang kelancaran analisa Energi kasar di Laboratorium Pelayanan Kimia Balitnak, perlu diperhatikan beberapa hal tentang kendala yang terjadi saat analisa berlangsung, juga tentang cara penanganannya. Hal ini sudah ada di buku Petunjuk Kalorimeter Parr 6400 yang menggunakan bahasa inggris termasuk sebab dan akibat serta solusi penyelesaiannya. Untuk memudahkan penelusuran sebab dan akibat maka disusunlah makalah ini guna memberi kemudahan kepada pengguna alat Kalorimeter. Selain itu perlu diperhatikan beberapa hal teknis dalam penggunaan alat Kalorimeter Parr 6400. Diantaranya cara membuka tabung Rinse tank water, langkah awal dikeluarkan dulu gas yang ada didalam tabung rinse tank water dengan cara membuka katup hitam keatas, jika sudah keluar semua gasnya baru ditutup kembali katup hitam kemudian buka penutup tabung, serta menambahkan air aquades kedalamnya hingga batas yang ditera.Juga harus diperhatikan kapasitas nilai kalor dari suatu contoh yang dapat dianalisa adalah maksimum 9000 kalori. Tujuan penulisan ini adalah agar pengguna alat Kalorimeter saat saya purnabakti dapat mengetahui dan menyelesaikan kendala yang terjadi ketika analisis berlangsung. Biasanya yang sering terjadi adalah kendala”Misfire”, jika hal ini terjadi maka dilihat apakah gas oksigen masih tersedia di tabung ataukah sudah habis, juga dilihat kawat nikel krom pada elektroda ada kemungkinan putus, juga O ring pada elektroda seyogyanya diganti. Ada juga kendala “The Lid has failed to lock or is not closed properly”, jika pada menu tertera tulisan tadi maka penanganan nya adalah merendam elektroda pada alat ultra sonic, juga mengganti kawat nikel krom dengan yang baru karena putus atau terdapat sulang yang dapat menghalangi koneksi ke alat kalorimeter pada saat pembakaran.
- ItemDampak Penerapan Teknologi Jajar Legowo terhadap Tingkat Pendapatan Petani(IAARD Press, 2019) Prijanto, Agung; Widianta, I Gusti Made; Hidayah, Ifti Nur; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianKeberhasilan suatu proses adopsi teknologi di bidang pertanian dapat dilihat dari peningkatan produksi atau produktivitas yang dihasilkan dan akhirnya akan meningkatkan pendapatan petani. Semakin tinggi tingkat adopsi teknologi, maka semakin tinggi pula produksi yang dihasilkan oleh petani. Melalui implementasi teknologi jajar legowo dapat meningkatkan keuntungan petani dengan kajian diskriptif kualitatif di 2 Kabupaten dan 3 Subak dengan hasil Implementasi teknologi jajar legowo secara nyata mampu memberikan nilai tambah ekonomi kepada petani apabila petani menjual hasil panen GKP berdasarkan ukuran berat, bukan melalui system tebasan; Sistem tebasan yang umum terjadi di tingkat lapangan seperti di subak Tegal Wani dan Tegal Gintungan, menyebabkan nilai ekonomi yang diterima petani lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan teknologi jajarlegowo; Sistem tebasan akan sangat berpeluang menghambat adospsi teknologi tersebut, bahkan petani akan menolak adopsi teknologi jajar legowo. Kondisi tersebut dapat menyebabkan terhambatnya program pemerintah untukmecapai swasembada pangan berkelanjutan. Selain itu kondisi tersebut juga sangat berpeluang akan dapat menyebabkan kerugian negara, karena kurang berperannya dunia penelitian. Sebab hasil-hasil penelitian yang telah menghabiskan cukup banyak biaya, tidak atau kurang dimanfaatkan oleh para pelaku usaha, utamanya petani.
- ItemDampak Penerapan Teknologi Kebun Jeruk Sehat terhadap Peningkatan Pendapatan Petani di Provinsi Bali(IAARD Press, 2019) Widyaningsih, M.A; Hidayah, Ifti Nur; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianSalah satu kunci keberhasilan program pendampingan pengembangan kawasan jeruk adalah penerapan inovasi teknologi sebagai faktor utama peningkatan daya saing dan nilai tambah. Untuk mempercepat penyampaian inovasi teknologi kepada pengguna diperlukan kegiatan diseminasi. Metode diseminasi menggunakan pendekatan pemilihan kebun jeruk petani sebagai demplot. Program pendampingan pengembangan kawasan jeruk Tahun 2018 di lakukan di Kelompok Tani Ternak Tabeng Sari, Banjar Beluhu Desa Abang Batudinding yang berada di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Dilakukan kegiatan bimbingan teknologi tentang Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat (PTKJS) yang meliputi penggunaan bibit jeruk berlabel, pengendalian serangga penular CVPD secara cermat, melakukan sanitasi kebun, memelihara tanaman secara optimal dan konsolidasi pengelolaan kebun. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menentukan adanya hubungan karakteristik sosial ekonomi petani (umur, tingkat pendidikan, lamanya berusahatani, luas lahan, jumlah tanggungan keluarga), untuk mengetahui dampak penerapan PTKJS terhadap pendapatan petani. Hasil menunjukkan terdapat dampak penerapan Teknologi Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat (PTKJS) terhadap pendapatan petani. Diharapkan melalui kegiatan pendampingan pengembangan kawasan jeruk, teknologi PTKJS dapat diadopsi secara utuh, benar dan serentak oleh petani jeruk sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan mutu buah dalam upaya pengembangan agribisnis jeruk yang berdaya saing dan berkelanjutan.
- ItemDinamika Upsus Siwab terhadap Peningkatan Populasi Sapi di Sumatera Barat(IAARD Press, 2019) Harmaini; Rahayu, Winda; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianUpsus Siwab merupakan upaya memaksimalkan potensi sapi indukan di dalam negeri untuk dapat terus menghasilkan pedet. Program ini pun menjadi fokus Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan semenjak tahun 2017. Program ini memiliki tujuan mewujudkan komitmen pemerintah dalam mengejar swasembada daging sapi yang ditargetkan tercapai pada 2026 dan mewujudkan Indonesia yang mandiri dalam pemenuhan pangan asal hewan, dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan peternak rakyat. Upsus Siwab tahun 2018 menargetkan 3 juta akseptor IB (Inseminasi Buatan) dan kebuntingan , 1 juta ekor. Pendampingan yang dilakukan oleh BPTP Sumatera Barat diantaranya adalah Tabulasi data jumlah akseptor sapi yang di IB, kebuntingan dan, kelahiran, khususnya di Kabupaten/Kota yang menjadi lokasi pendampingan. Berdasarkan Data dari Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat Realisasi IB melebihi target yang 80.500 ekor sedangkan realisasi IB mencapai 111.378 jadi capaian IB Sumatera Barat tahun 2017 adalah 138,36 %. dari Realisasi IB angka kebuntingan mencapai 68. 314 artinya angka kebuntingan hanya mencapai 49.37% sedangkan angka kelahiran 45.965 mencapai 67,28% dari angka kebuntingan tahun 2017. kegiatan Upsus Siwab di Provinsi Sumbar cukup efektif dalam mencapai realisai target IB.,kebuntingan dan kelahiran. akan tetapi untuk jumlah kebuntingan dan kelahiran secara tertulis masih dibawah capaian target IB sehingga perlu menjadi perhatian khusus bagi pemerintah baik dari teknis pelaksanaan dilapangan maupun dari teknis pelaporan sehingga angka realisasi IB Sinkron dengan angka kebuntingan dan kelahiran.
- ItemEfektivitas Metode Pelatihan terhadap Pengetahuan dan Sikap Penyuluh Pertanian Daerah dalam Teknologi Perbenihan Jagung Hibrida(IAARD Press, 2019) Hadiyanti, Dedeh; Harnisah; Rafiastuti, Harnati; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianKemampuan tenaga penyuluhan pertanian di daerah dalam teknologi budidaya produksi benih jagung hibrida masih harus ditingkatan. Hal ini perlu mendapat perhatian dari semua pihak dalam upaya membantu percepatan penumbuhan penangkar dan pendampingannya, serta peningkatan produktivitas jagung dan pendapatan petani di Sumatera Selatan. Disamping itu, juga untuk mewujudkan penyuluh pertanian yang tangguh dan handal dalam memberdayakan pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh perlu mengoptimalkan segala kemampuan, pengetahuan dan keterampilan, yang dapat dicapai melalui berbagai macam metode, salah satunya adalah dengan pelatihan. Kajian ini bertujuan untuk (1) mengetahui keragaan pengetahuan dan sikap penyuluh pertanian daerah terhadap teknologi perbenihan jagung hibrida; dan (2) mengetahui keragaan respon penyuluh pertanian daerah terhadap teknologi perbenihan jagung hibrida. Kajian dilaksanakan pada bulan April 2018 dengan responden adalah penyuluh pertanian daerah di Kabupaten Ogan Ilir sebanyak 26 orang. Hasil kajian memperlihatkan bahwa metode pelatihan meningkatkan pengetahuan penyuluh daerah terhadap teknologi perbenihan jagung hibrida sebesar 11,63%. Kognitif, afektif dan konatif penyuluh terhadap teknologi perbenihan jagung hibrida berada pada kriteria tinggi dengan nilai skor rata-rata 2,87. Penyuluh daerah memberikan respon positif terhadap penyelenggaraan kegiatan pelatihan.
- ItemEfektivitas Metode Temu Teknis terhadap Perubahan Pengetahuan dan Respon Petani terhadap Budidaya Bawang Merah di Kabupaten Serang, Banten(IAARD Press, 2019) Susanti, Eka Yuli; Malik, Rika Jayanti; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianBawang merah (Allium ascolonicum L.) merupakan sayuran yang banyak mendatangkan keuntungan karena mempunyai nilai ekonomi tinggi. Kebutuhan konsumsi bawang merah dari tahun ke tahun terus meningkat, namun peningkatan ini belum diimbangi oleh peningkatan produksi. Salah satu faktor yang diduga memengaruhi rendahnya produksi bawang merah yaitu kurangnya pemahaman petani terhadap teknologi budidaya bawang merah. Temu teknis merupakan salah satu metode diseminasi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan petani. Pengkajian ini bertujuan untuk mendiskripsikan efektivitas temu teknis terhadap perubahan pengetahuan, sikap dan respon peserta (petani dan penyuluh) dalam penerapan budidaya bawang merah di Kabupaten Serang. Temu teknis dilaksanakan pad tanggal 31 Oktober 2018 di BPP Kecamatan Baros Kabupaten Serang. Jumlah sampel yang digunakan 35 orang dengan teknik pengambilan sampel secara Purposive sampling. Data primer yang diambil meliputi karakteristik responden meliputi umur dan tingkat pendidikan peserta. Peningkatan pengetahuan dan perubahan respon peserta diukur dengan memberikan kuisioner pre test dan post test, selanjutnya data dianalisis secara statistik non parametrik dengan uji Wilcoxon Match Pairs. Hasil analisis menunjukan Asymp.Sig, (2-tailed) < α (0,000 < 0,05). Disimpulkan bahwa pelaksanaan temu teknis efektif dalam merubah pengetahuan petani terhadap inovasi teknologi buidaya bawang merah
- ItemEfektivitas Pelatihan Budidaya Ayam KUB (Kampung Unggul Balitbangtan) terhadap Perubahan Perilaku Peternak di Kecamatan Cihurip Kabupaten Garu(IAARD Press, 2019) Safei, Atang Muhammad; Rahadian, Didit; Rismayanti, Yayan; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianSalah satu potensi untuk peningkatan gizi masyarakat adalah mengkonsumsi daging ayam kampung. Kesadaran ini telah meningkatkan permintaan daging ayam kampung. Pada umumnya peternak membudidayakan ayam kampung secara ekstensifikasi. Badan Litbang Kementerian Pertanian telah merilis teknologi baru berupa ayam unggul baru, yaitu ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB). Untuk meningkatkan produktivitas ayam KUB, perlu perubahan perilaku peternak dari sistem pemeliharaan ekstensifikasi ke sistem intensifikasi. Perubahan perilaku peternak dapat dilakukan melalui metode pelatihan. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan peternak setelah mengikuti pelatihan budidaya ayam KUB. Pengkajian dilaksanakan di Kecamatan Cihurip, Kabupaten Garut pada bulan Maret-Mei 2019. Pengkajian menggunakan pre experimental design dengan desain penelitian pre and post test. Jumlah responden adalah 30 orang peserta pelatihan budidaya ayam KUB. Pengambilan data menggunakan instrumen kuesioner. Analisis data menggunakan uji wilcoxon dengan taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan teknis budidaya ayam KUBsecara signifikan mampu meningkatkan pengetahuan (nilai Asymp. Sig: 0,000) dan ketrampilan (nilai Asymp. Sig: 0,012) peternak dalam teknis budidaya ayam KUB.Pada aspeksikap peserta pelatihan, tidak signifikan (nilai Asymp. Sig: 0,270). Peternak mengetahui kondisi lingkungan yang sesuai untuk ayam KUB, vaksinasi, keunggulan ayam KUB, sistem pemeliharaan ayam KUB serta karakteristik ayam KUB. Peternak menjadi lebih yakin bahwa kebutuhan daging ayam kampung di masyarakat tinggi sehingga agribisnis ayam KUB sangat prospektif, kelebihan ayam KUB dan pemeliharaan ayam KUB. Peternak menjadi lebih terampil dalam melakukan pemeliharaan ayam KUB fase brooding.
- ItemEfektivitas Pelayanan Informasi dalam Tugas dan Fungsi Humas di Balai Penelitian Ternak(IAARD Press, 2019) Solipah, Ipah; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianKeterbukaan Informasi Publik (KIP) merupakan salah satu tugas dan fungsi Humas Pemerintah dalam melayani informasi publik. Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai dengan Undang Undang ini serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi yang selanjutnya disingkat PPID adalah pejabat yang bertanggung jawab dalam pengumpulan, pendokumentasian, penyimpanan, pemeliharaan, penyediaan, distribusi, dan pelayanan informasi di Lingkungan Balai Penelitian ternak. Efektivitas pelayanan informasi adalah sejauh mana hasil yang diinginkan dapat dicapai secara efisiensi, seberapa jauh pencapaian hasil yang diinginkan memecahkan masalah. Humas adalah fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi dan lembaga swasta atau publik untuk memperoleh pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang terkait atau mungkin ada hubungannya dengan penelitian opini publik di antara mereka. Kedudukan humas perlu dilakukan evaluasi, karena di Balitnak hanya merupakan bagian dari Seksi Jasa Penelitian, sehiingga peran humas kurang optimal. Untuk meningkatkan efektivitas pelayanan informasi diperlukan perencanaan dengan tetap memegang teguh kode etik humas.
- ItemEfektivitas Peningkatan Pengetahuan Petani Penangkar Melalui Kegiatan Sekolah Lapang Kedaulatan Pangan Terintegrasi Desa Mandiri Benih di Kabupaten Sigi(IAARD Press, 2019) Risna; Irmadamayanti, Andi; Rahayu, Heni SP; Saidah; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianSekolah Lapang (SL) Kedaulatan Pangan Terintegrasi Desa Mandiri Benih merupakan salah satu program yang bertujuan untuk membentuk calon penangkar dalam memenuhi kebutuhan benih. Evaluasi terhadap SL pada awal dan akhir kegiatan Sekolah Lapang Kedaulatan Pangan Terintegrasi Desa Mandiri Benih perlu dilaksanakan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan setelah mengikuti SL maupun untuk menilai efektifitas program tersebut, sehingga dalam pelaksanaan program selanjutnya benar-benar efektif dan dapat mencapai tujuan yang diinginkan dengan baik. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan setelah mengikuti SL pada kegiatan Sekolah Lapang Kedaulatan Pangan Terintegrasi Desa Mandiri Benih. Pelaksanaan pengkajian pada pada bulan Januari sampai Desember 2018 di Desa Kaleke, Kec. Dolo Barat, Kabupaten Sigi terhadap 30 orang responden. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan angket (kuisioner) yang diisi oleh responden. Data diambil sebanyak dua kali yaitu tes awal (pre test) sebelum kegiatan dan tes akhir (post test) setelah kegiatan sekolah lapang. Hasil pengkajian menunujukkan bahwa sebelum sekolah lapang pengetahuan petani pada kategori sedang dengan rata-rata nilai 55.73 dan setelah sekolah lapang rata-rata mencapai 83.03 dengan kategori tinggi. Efektivitas peningkatan pengetahuan sebesar 61.67 % dengan kriteria cukup efektif. Peningkatan pengetahuan dipengaruhi oleh kesesuaian materi dengan kebutuhan serta karakteristik responden.
- ItemEksplorasi dan Koleksi Sumberdaya Genetik Padi Lokal (Oryza sativa L ). di Kota Bangun Kalimantan Timur(IAARD Press, 2019) Yunani, Nani; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianEksplorasi dan koleksi sumberdaya genetik padi lokal Oryza sativa (L.) di Kota Bangun, Kalimantan Timur. Sumberdaya genetik sangat penting untuk dijaga kelestariannya. Kota Bangun adalah salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimanatan Timur, yang masih banyak menyimpan sumberdaya genetik. Salah satu sumberdaya genetik tersebut adalah padi lokal. Penelitian bertujuan untuk mengeksplorasi dan mengoleksi sumberdaya genetik padi lokal di Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara Propinsi Kalimantan Timur. Penelitian dilaksanakan bulan Pebruari sampai dengan bulan Mei 2018. Metode yang digunakan adalah metode survey diwilayah atau desa yang merupakan sentra padi lokal. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara dan observasi (pengamatan) lapang. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif serta ditampilkan dalam bentuk table. Hasil eksplorasi diperoleh padi lokal sebanyak 31 nomor, yang terdiri dari 27 nomor padi gogo/ladang dan 4 nomor padi sawah, serta diperoleh 4 jenis padi fungsional yang terdiri dari 2 jenis ketan hitam dan 2 jenis ketan merah
- ItemEvaluasi Kegiatan Temu Teknis Inovasi Pertanian tentang Teknologi Padi Sawah sebagai Metode Diseminasi di Provinsi Sulawesi Tenggara(IAARD Press, 2019) Larisu, Muhammad Adlan; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianTemu teknis inovasi pertanian dilaksanakan di kabupaten Muna dengan tujuan mengetahui tingkat pengetahuan peserta temu teknis terhadap rekomendasi teknologi budi daya tanaman padi serta mengetahui Sikap dan persepsi peserta temu teknis terhadap rekomendasi teknologi budidaya tanaman padi. Keluaran dari kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan dan sikap peserta temu teknis tentang rekomendasi teknologi budidaya tanaman padi serta keragaan persepsi peserta temu teknis terhadap rekomendasi Teknologi budidaya tanaman padi. Responden terdiri dari 30 orang peserta yang terdiri dari penyuluh pertanian dan petani maju. Kegiatan evaluasi dilakukan dengan menggunakan kuisioner. Untuk menilai tingkat pengetahuan, sikap dan persepsi dilaksanakan pengisian kuisioner sebelum dan sesudah pelaksanaan temu teknis dilanjutkan dengan wawancara dan FGD. Data yang dikumpulkan berupa tingkat pengetahuan, sikap dan persepsi peserta temu teknis setelah itu dinalisis secara deskriptif. Setelah diadakan análisis dari hasil evaluasi maka diperoleh bahwa pengetahuan sebagian besar peserta temu teknis terhadap komponen inovasi teknologi budidaya padi meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan presentasi peningkatan pengetahuan sebelumnya hanya 27,4 persen, setelah kegiatan temu teknis meningkat menjadi 89,6 persen tahu. Sikap petani terhadap teknologi budidaya tanaman Padi juga meningkat setelah kegiatan temu teknis dari 50.0 persen setuju menjadi 97,3 persen setuju. Sedangkan persepsi peserta temu teknis terhadap inovasi teknologi budi daya padi Terlihat bahwa peserta temu teknis yakin bahwa dengan melaksanakan inovasi teknologi budi daya padi dapat menghasilkan tanaman yang baik dan subur, mengurangi serangan OPT dan Memudahkan Pengendaliannya, mengurangi biaya tenaga kerja, dan mengurangi hasil panen yang terbuang.
- ItemEvaluasi Kualitas Spermatozoa Segar Sapi Friesian Holstein (Bos Taurus) di Balai Penelitian Ternak(IAARD Press, 2019) Widaringsih, Winwin; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianCara yang paling popular untuk penampungan semen yaitu dengan menggunakan suatu alat yang disebut vagina buatan, pemakaian alat vagina buatan merupakan simulasi yang sempurna terhadap perkawinan secara alami, dan semen tertampung dengan kualitas yang jauh lebih baik dari pada metode lainnya, dengan menggunakan vagina buatan dapat diperoleh semen yang bersih, maksimal dan spontan keluar. Kualitas spermatozoa sapi Friensian Holstein (FH) dapat dianalisis dengan uji parameter makroskopis dan mikroskopis, uji makroskopi meliputi, analisis volume semen, warna semen, dan konsistensi atau kekentalan semen yang diperoleh. Uji mikroskopi meliputi, pemeriksaan pergerakan massa spermatozoa, pemeriksaan viabilitas, pemeriksaan Tudung Akrosom Utuh (TAU), dan pemeriksaan konsentrasi spermatozoa per millimeter. Diketahui bahwa volume dan warna semen sapi FH yang diperoleh dikatakan berkualitas baik, namun untuk konsistensi semen kurang baik, karena umum nya semen yang diperoleh encer. Berdasarkan uji mikroskopis, viabilitas dikatakan normal karena ratarata spermatozoa hidup sebesar 72,63%, pemeriksaan TAU dikatakan normal karena rata-rata memiliki tudung akrosom yang utuh sebesar 86,39%, pergerakan massa dan konsentrasi spermatozoa menunjukan kurang baik karena beberapa semen di peroleh memiliki konsistensi semen yang encer meskipun pergerakan massa baik.
- ItemIdentifikasi Kemurnian Galur Jagung Secara Cepat dan Sederhana(IAARD Press, 2019) Damanik, Fristy; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianTeknik penggunaan marka molekuler dapat dijadikan alternatif teknologi identifikasi kemurnian galur yang cepat dan sederhana (tidak harus melalui satu siklus pertanaman). Identifikasi kemurnian galur ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji kemurnian galur-galur secara tepat dan sederhana. Penelitian dilakukan di Lab Biologi Molekuler Maros dengan metode marka SSR menggunakan primer dupssr 10 dan umc 1066. Hasil analisis menggunakan primer SSR dupssr 10 dan umc 1066 menunjukkan 100% galur murni berdasarkan karakter ketahanan terhadap penyakit bulai. Hasil analisa disimpulkan bahwa galur F3 memiliki kemurnian genetik sebesar 100% berdasarkan karakter ketahanan terhadap bulai.
- ItemIdentifikasi Potensi Wilayah pada Kegiatan Dukungan Inovasi Pertanian untuk Peningkatan IP Pajale di Karawana Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah(IAARD Press, 2019) Herawati; Negara, Abdi; Asnidar; Mardiana; Rameda, Naufal Mahdi; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianUpaya mempercepat teradopsinya inovasi di tingkat petani terus dilakukan oleh Badan Litbang Pertanian. Hasil pengembangan diseminasi inovasi di lapangan menunjukkan bahwa adanya koordinasi dengan pihak terkait dapat meningkatkan penyebaran informasi secara cepat. Suatu kajian telah dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh informasi mengenai kebutuhan dan peluang dari lokasi tersebut. Kajian kegiatan Dukungan Inovasi Pertanian untuk Peningkatan IP Pajale Lahan Kering Sawah Tadah Hujan di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah dilaksanakan di Desa Karawana Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi merupakan daerah terdampak gempa dan likuifaksi, kelompoktani kooperator Pada Elo II. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode Kajian Kebutuhan dan Peluang (KKP) dengan petani bersama penyuluh dan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kondisi eksisting lokasi binaan sebelum gempa sudah cukup baik, walaupun masih harus dioptimalkan lagi. Beberapa masalah teknis dan non teknis petani binaan dalam melakukan kegiatan usahatani pasca gempa bumi dan likuifaksi maka diperoleh hasil bahwa lahan usahatani yang rusak berat dan memerlukan penanganan serius dan cepat dari berbagai pihak. Masalah utama adalah ketersediaan air dan kondisi lahan terbelah. Dengan belum berfungsinya aliran irigasi Gumbasa menyebabkan petani harus mencari alternatif pengairan. Penggunaan sumur dangkal dan membuat embung besar serta penggunaan alsintan berupa alat penyiraman dan olahtanah berupa Jonder sangat diperlukan petani.
- ItemIdentifikasi Sistem Surjan di Lahan Rawa Pasang Surut Mendukung Tumpang Sari Padi dengan Jeruk(IAARD Press, 2019) Pansyah; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianSistem surjan adalah salah satu contoh usaha penataan lahan untuk budidaya tanaman di lahan rawa pasang surut yang telah dilaksanakan oleh petani sejak jaman dahulu. Sistem ini sesungguhnya merupakan kearifan lokal (local knowledge) masyarakat petani di lahan rawa pasang surut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam sistem ini petani dapat mengoptimalkan ruang dan waktu usaha tani dengan beragam komoditas dan pola tanam, antara lain menanam padi di sawah (tabukan) dan jeruk di guludan (surjan). Tanaman jeruk sangat menjanjikan dan menguntungkan yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan tanaman lain. Adapun padi unggul di lahan rawa pasang surut memiliki potensi produksi yang tinggi dan adaptif pada kondisi rawa pasang surut dan juga tahan terhadap hama dan penyakit utama. Kegiatan idensifikasi ini dilakukan dengan kajian pustaka (desk study) pada perpustakaan, browsing di media sosial, dan survei lapangan melalui kegiatan penelitian, pengkajian dan wawancara dengan petani yang diprogramkan oleh Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra). Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pola tanam tumpang sari padi (lokal) – jeruk dan padi (unggul 2 x) – jeruk dengan sistem surjan diperoleh keuntungan petani masingmasing Rp. 2,9 juta dan Rp. 12,10 juta, jauh lebih tinggi dibandingkan sistem tanam padi konvensional.