Sirkuler Inovasi Tanaman Industri dan Penyegar
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Sirkuler Inovasi Tanaman Industri dan Penyegar by Author "Herman, Maman"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemPROSPEK DAN POTENSI PENGEMBANGAN INDUSTRI KAKAO DI INDONESIA(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2014-04) Listyati, Dewi; Herman, Maman; Aunillah, AsifPada saat ini Indonesia merupakan pemasok ketiga kakao dunia setelah Pantai Gading dan Ghana karena komoditas yang dominan perkebunan rakyat ini masih menghadapi permasalahan produktivitas dan mutu produk. Indonesia berpotensi untuk menjadi produsen utama kakao dunia apabila permasalahan utama pada kakao seperti rendahnya produktivitas dan mutu produk dapat segera diatasi serta agribisnis kakao berkembang dan dikelola secara baik. Indonesia juga masih memiliki lahan potensial jutaan hektar yang belum di manfaatkan secara optimal. Kakao Indonesia banyak diminati negara-negara Eropa dan Amerika karena memiliki keunggulan tidak mudah meleleh dibandingkan dengan negara lain. Sebagai salah satu produsen kakao terbesar dunia Indonesia seharusnya mampu menjadi sentra industri kakao dunia namun realitanya hanya menempati peringkat ke 8. Setelah ada kebijakan pemerintah untuk mengembangkan industri kakao serta adanya peraturan bea keluar untuk ekspor biji kakao berdampak positif bagi pertumbuhan industri kakao di Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri kakao, Indonesia masih perlu mengimpor biji kakao berkualitas tinggi karena produksi biji kakao nasional tidak mencukupi dan yang dihasilkan petani umumnya tidak difermentasi. Selain impor dalam bentuk biji, Indonesia juga cukup banyak mengimpor bentuk jadi. Untuk itu perlu ditingkatkan mutu biji kakao petani dengan fermentasi dan dikembangkan lebih banyak industri pengolah produk turunan kakao di dalam negeri serta ditingkatkan promosi produknya.
- ItemPROSPEK PENGEMBANGAN TANAMAN KEMIRI MINYAK (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2013-04) Herman, Maman; Tjahjana, Bambang Eka; DaniKrisis energi yang melanda dunia, termasuk Indonesia akhir-akhir ini, mendorong berbagai pihak melakukan penggalian sumber-sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan. Tanaman Kemiri Minyak (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) menghasilkan biji yang kandungan minyaknya dapat mencapai 50% sehingga potensial untuk dijadikan sebagai sumber bahan bakar nabati. Penelitian dan kajian mulai dilakukan dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu mulai dari pemuliaan tanaman, teknik budidaya, sampai penanganan pasca panen. Berdasarkan hasil penelitian awal diketahui bahwa minyak biji Kemiri Minyak dapat diproses menjadi bio-solar sehingga dapat menggantikan atau mensubtitusi minyak solar yang berasal dari fosil. Di samping itu, minyak biji Kemiri Minyak merupakan trigliserida yang tersusun dari asam palmitat, asam oleat, asam linoleat dan asam α-eleostearat yang memiliki potensi besar untuk dijadikan sebagai bahan baku industri oleokimia dan biopestisida. Limbah maupun produk sampingan berupa kulit buah, bungkil, dan grilserol dapat diolah menjadi pupuk organik, produk kesehatan dan kecantikan, serta produk bahan bakar alternatif berupa briket dan biogas. Hasil kajian awal mengenai nilai ekonomi produksi bio-solar dari Kemiri Minyak menunjukan bahwa harga jualnya tidak kalah bersaing dengan minyak solar dari fosil. Pengembangan tanaman Kemiri Minyak disarankan lebih mengarah pada upaya rehabilitasi dan konservasi lahan kritis serta pemanfaatan lahan yang tidak produktif.
- ItemTEKNOLOGI MENGURANGI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM PADA KAKAO DI LAHAN KERING(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2015-08) Sakiroh; Sobari, Iing; Herman, MamanTarget Indonesia sebagai penghasil kakao nomor satu dunia harus didukung oleh budidaya yang baik sehingga mendapatkan produksi yang tinggi dan berkelanjutan. Hal ini dapat terwujud dengan melakukan optimalisasi lahan sebagai upaya ekstensifikasi maupun perbaikan budidaya. Pertanaman kakao pada lahan-lahan kering mempunyai permasalahan bagi pertanaman kakao. Karakteristik tanaman kakao yang tidak tahan terhadap cekaman air menjadi kendala bagi pertumbuhan maupun produksi tanaman kakao. Permasalahan lain yang sudah mulai terjadi pada lahan kakao adalah terjadinya perubahan iklim yang ekstrim, terutama El-Nino atau La-Nina yang menyebabkan kegagalan panen, kerusakan sumberdaya lahan pertanian, peningkatan frekuensi, luas, dan bobot/intensitas kekeringan, peningkatan kelembaban, peningkatan hama maupun munculnya penyakit. Dengan demikian diperlukan upaya terintegrasi dalam memperkuat kemampuan lahan kering untuk menghadapi perubahan iklim. Adapun upaya yang dapat dilakukan yaitu: pemberian mikoriza, penggunaan varietas yang tahan kekeringan (Klon Sulawesi 1, Sulawesi 2, ICCRI 03, ICCRI 04, dan Scavina 6), pembuatan rorak, pembuatan penampungan air, pupuk organik, pembenah tanah, melakukan pemupukan yang tepat, tanaman penutup tanah, naungan dan pemangkasan.