Sirkuler Inovasi Tanaman Industri dan Penyegar
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Sirkuler Inovasi Tanaman Industri dan Penyegar by Author "Dani"
Now showing 1 - 7 of 7
Results Per Page
Sort Options
- ItemKEBERHASILAN PERSILANGAN BUATAN ANTAR LIMA KLON KAKAO LINDAK(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2013-12) Dani; Rubiyo; Sulistiyorini, IndahBeberapa klon kakao unggul anjuran saat ini masih menunjukkan sifat-sifat yang kurang baik, seperti kurang tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Perbaikan sifat tanaman kakao salah satunya dapat melalui persilangan buatan antar klon. Penelitian bertujuan untuk mengetahui keberhasilan persilangan buatan antar kelima klon kakao lindak: ICS 60, UIT 1, Pa 300, Sulbar, dan GC 7. Tiga klon pertama telah dinilai tahan terhadap penyakit busuk buah Phytophthora, sedangkan dua klon lainnya memiliki karakteristik daya hasil tinggi. Rancangan persilangan yang digunakan adalah diallel tidak lengkap. Teknik persilangan buatan melalui penyerbukan menggunakan tangan (hand pollination). Hasil persilangan menunjukkan bahwa persentase pembentukan buah (fruit set) rata-rata hanya sebesar 38,8%. Pada umur satu bulan sejak penyerbukan sebagian buah muda mengering dan rontok yang dikenal dengan fenomena layu pentil (cherelle wilt). Hingga umur tiga bulan sejak penyerbukan persentase buah jadi hanya tinggal 9,18%. Buah yang masih tersisa tersebut dapat bertahan hingga masak panen. Buah kakao yang dipanen mewakili tujuh kombinasi persilangan: (1) Pa 300 x Sulbar (1 buah); (2) Pa 300 x UIT 1 (2 buah); (3) Pa 300 x ICS 60 (1 buah); dan (4) Pa 300 x GC 7 (2 buah); (5) Sulbar x Pa 300 (1 buah); (6) ICS 60 x Pa 300 (1 buah); dan (7) Sulbar x UIT 1 (1 buah).
- ItemKERAGAAN BEBERAPA POPULASI VARIETAS KOPI ARABIKA LOKAL DI KABUPATEN GARUT(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2015-12) Dani; Randriani, EnnyKabupaten Garut merupakan salah satu daerah penghasil kopi di Jawa Barat. Varietas kopi Arabika lokal Garut, yang dikenal dengan istilah kopi Buhun, sudah berkembang sejak jaman kolonial Belanda sehingga produknya sudah dikenal oleh para penggemar dan penikmat kopi (konsumen), baik yang ada di dalam maupun di luar negeri. Pengembangan varietas lokal tersebut harus diimbangi dengan ketersediaan sumber benih yang memenuhi standar fisik, genetis, dan fisiologis. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan identifikasi dan penilaian populasi tanaman kopi Arabika varietas lokal di beberapa lokasi pengembangannya di Kabupaten Garut. Hasil identifikasi menunjukan bahwa terdapat 10 populasi varietas kopi Arabika lokal Garut (tipe Typica) yang terdapat di sembilan lokasi (desa) dalam cakupan lima kecamatan di wilayah Kabupaten Garut. Lokasi-lokasi tersebut berada pada ketinggian 1.000 m dpl sampai 1.350 m dpl. Kondisi pertanaman kopi dalam setiap populasi sangat beragam disebabkan oleh perbedaan umur, kerapatan tanam, dan pemeliharaan tanaman. Dari 10 populasi yang dinilai, salah satu di antaranya dinilai berpotensi menjadi kebun sumber benih, yaitu populasi yang terletak di Kampung Pelag, Desa Sukalilah, Kecamatan Sukaresmi.
- ItemKERAGAAN POHON INDUK CENGKEH DI CIKELET GARUT YANG POTENSIAL SEBAGAI SUMBER BENIH(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2013-08) Supriadi, Handi; Dani; Heryana, NanaTanaman cengkeh di Cikelet, Garut kondisinya beragam karena menggunakan benih berupa biji yang berasal dari Bogor, Jawa Barat dan Purwokerto, Jawa Tengah. Dari 885 ha luas areal tanaman cengkeh di Cekelet terdapat beberapa pohon induk yang potensial untuk dijadikan sebagai sumber benih. Untuk mengevaluasi karakteristik morfologi dan fisikokimia minyak atsiri pohon induk cengkeh di daerah ini dilakukan penelitian pada tahun 2010 dan 2011, menggunakan metode survey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 24 pohon induk cengkeh terpilih di Cikelet memiliki produksi bunga basah 122,25 kg/pohon/tahun. Ukuran bunga lebih besar dengan aroma bunga khas, serta seragam dalam penampilan karakter vegetatif dan generatif tanaman, sehingga potensial untuk dijadikan sebagai sumber benih.
- ItemKERAGAAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) HASIL PERBANYAKAN EMBRIO SOMATIK DI KEBUN PERCOBAAN PAKUWON(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2014-12) Randriani, Enny; Dani; Sulistiyorini, IndahTeknik embrio somatik (SE) adalah salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan dalam penyediaan bahan tanaman kakao yang dilakukan secara in vitro. Perbanyakan tanaman dengan SE lebih menguntungkan karena selain memperoleh bibit klonal dalam jumlah massal dengan waktu yang singkat juga diharapkan memiliki variasi somaklonal yang lebih sedikit. Hal ini dikarenakan planlet yang terbentuk berasal dari sel embriogenik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat keragaan tiga klon kakao hasil embriogenesis somatik fase vegetatif. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Pakuwon, Balai Penelitan Tanaman Industri dan Penyegar pada Juni sampai Agustus 2014. Ketinggian tempat 450 meter di atas permukaan laut, jenis tanah latosol. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan 3 perlakuan tanaman kakao asal SE yaitu ICCRI 03, ICCRI 04, dan Sulawesi 2 yang diulang sebanyak 5 kali. Jarak tanam kakao yang digunakan adalah 3 x 3 m, tahun tanam Desember 2012. Hasil penelitian menunjukkan terdapat keragaman karakter vegetatif yaitu tinggi jorket, diameter batang utama, panjang daun, lebar daun dan panjang tangkai daun. Terdapat varian yang tidak sama karakter flush (daun muda) dengan deskripsi klon referensi yang dijadikan tetua SE. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui penyebab keragaman ini dengan analisis molekuler.
- ItemKERAGAMAN PERTUMBUHAN SETEK SATU RUAS ENAM KLON KOPI ROBUSTA YANG DIPERLAKUKAN DENGAN HORMON TUMBUH ALAMI(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2015-04) Dani; Sulistiyorini, Indah; Tresniawati, Cici; RubiyoKopi Robusta (Coffea canephora var. robusta) tergolong tanaman self-incompatible dan sangat heterosigot sehingga pengembangannya disarankan secara poliklonal. Perbanyakan kopi Robusta secara klonal menggunakan teknik setek satu ruas diketahui sangat dipengaruhi oleh genotipe dan interaksinya dengan hormon tumbuh tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman pertumbuhan setek satu ruas antar enam klon kopi Robusta yang diperlakukan dengan hormon tumbuh alami. Setek satu ruas dari enam klon kopi robusta, BP 534, BP 436, BP 42, BP 358, BP 308, RBGN 371, diperlakukan dengan hormon tumbuh alami air kelapa dan urin sapi (konsentrasi 5%, 10%, 15%, dan 20%) sebelum ditanam di persemaian. Perlakuan disusun dalam rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor, yaitu perbedaan klon dan perlakuan hormon tumbuh alami. Masing-masing perlakuan terdiri atas 6 ulangan dan masing-masing ulangan terdiri dari 16 setek. Variabel keberhasilan dan pertumbuhan setek yang diamati meliputi persentase setek yang hidup, persentase setek berakar, persentase setek berkalus, jumlah akar, panjang akar, tinggi bibit (diukur dari pangkal setek), dan tinggi tunas. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh perbedaan klon terhadap keberhasilan dan pertumbuhan setek satu ruas kopi Robusta. Tidak terdapat interaksi antara klon dengan hormon tumbuh alami yang diaplikasikan. Variasi hormon tumbuh alami (air kelapa dan urin sapi) yang digunakan tidak menunjukkan pengaruh terhadap seluruh variabel yang diamati kecuali persentase setek berkalus.
- ItemPERAKITAN DAN PERBANYAKAN BENIH UNGGUL UNTUK MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI KAKAO NASIONAL(2017-12) Randriani, Enny; DaniKakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang berperan cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan pekerjaaan, sumber pendapatan petani, sumber bahan baku industri dalam negeri, dan sebagai penghasil devisa negara. Bahan tanaman unggul diperlukan dalam upaya meningkatkan produktivitas dan kualitas kakao Indonesia sehingga mampu bersaing di pasar internasional. Program pemuliaan tanaman kakao untuk merakit varietas unggul baru dapat dilaksanakan melalui pendekatan konvensional maupun bioteknologi. Pemuliaan tanaman kakao secara konvensional melalui persilangan antar genotipe maupun seleksi klon lokal saat ini masih banyak dilakukan dengan bantuan penanda molekuler untuk mempercepat proses seleksi. Varietas unggul yang dihasilkan selanjutnya dikembangkan melaui teknik perbanyakan tanaman kakao baik secara generatif, vegetatif, maupun secara in vitro.
- ItemPROSPEK PENGEMBANGAN TANAMAN KEMIRI MINYAK (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2013-04) Herman, Maman; Tjahjana, Bambang Eka; DaniKrisis energi yang melanda dunia, termasuk Indonesia akhir-akhir ini, mendorong berbagai pihak melakukan penggalian sumber-sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan. Tanaman Kemiri Minyak (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) menghasilkan biji yang kandungan minyaknya dapat mencapai 50% sehingga potensial untuk dijadikan sebagai sumber bahan bakar nabati. Penelitian dan kajian mulai dilakukan dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu mulai dari pemuliaan tanaman, teknik budidaya, sampai penanganan pasca panen. Berdasarkan hasil penelitian awal diketahui bahwa minyak biji Kemiri Minyak dapat diproses menjadi bio-solar sehingga dapat menggantikan atau mensubtitusi minyak solar yang berasal dari fosil. Di samping itu, minyak biji Kemiri Minyak merupakan trigliserida yang tersusun dari asam palmitat, asam oleat, asam linoleat dan asam α-eleostearat yang memiliki potensi besar untuk dijadikan sebagai bahan baku industri oleokimia dan biopestisida. Limbah maupun produk sampingan berupa kulit buah, bungkil, dan grilserol dapat diolah menjadi pupuk organik, produk kesehatan dan kecantikan, serta produk bahan bakar alternatif berupa briket dan biogas. Hasil kajian awal mengenai nilai ekonomi produksi bio-solar dari Kemiri Minyak menunjukan bahwa harga jualnya tidak kalah bersaing dengan minyak solar dari fosil. Pengembangan tanaman Kemiri Minyak disarankan lebih mengarah pada upaya rehabilitasi dan konservasi lahan kritis serta pemanfaatan lahan yang tidak produktif.