Buletin Diagnosa Veteriner
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Buletin Diagnosa Veteriner by Author "Arifuddin"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemKasus Kematian Sapi Belgian Blue di Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa pada Mei 2021(Perpustakaan Balai Besar Veteriner Maros, 2021-07) Putra, Hamdu Hamjaya; Fatie, Yuliana; Arifuddin; Balai Besar Veteriner Marosian (Polbangtan Gowa) pada hari Jumat, 7 Mei 2021. Kasus kematian sapi Belgian Blue kedua terjadi pada hari Senin, 10 Mei 2021 dalam satu kandang yang sama. Investigasi kasus dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian pada Sapi Belgian Blue dan memberikan rekomendasi terhadap penanganan kasus. Tim investigasi melakukan penelusuran dan pengambilan sampel hewan dari sapi. Sampel berupa serum, darah EDTA, ulas darah, potongan telinga, lalat dan feses. Sapi menunjukkan gejala penurunan nafsu makan sejak satu minggu terakhir, terlihat kurus dan sebelum terjadi kematian sapi megalami ambruk atau tidak mampu berdiri. Hasil pemeriksaan laboratorium dari sampel darah dan organ tidak teridentifikasi infeksi bakteri, hasil pemeriksaan ulas darah dan feses juga tidak terkonfirmasi adanya parasit darah dan gastrointestinal. Beberapa faktor yang memicu gejala klinis dan kematian pada sapi Belgian Blue antara lain defisiensi nutrisi dalam pakan atau malnutrisi, perubahan suhu dan cuaca yang ekstrem, serta infestasi ektoparasit pada sapi dalam jangka panjang. Semua pihak yang terlibat dalam pemeliharaan sapi perlu memperhatikan kembali manajemen kandang, pemeliharaan serta kesehatan sapi ras Belgian Blue. Pemerintah dan instansi terkait perlu menindaklanjuti kasus kematian dan mengevaluasi kembali keberlangsungan perkembangan sapi Belgian Blue sebagai calon bibit unggul di Indonesia.
- ItemKasus Kematian Sapi Belgian Blue di Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa pada Mei 2021(Perpustakaan Balai Besar Veteriner Maros, 2021) Putra, Hamdu Hamjaya; Fatie, Yuliana; Nicholas; Arifuddin; Balai Besar Veteriner MarosKasus kematian sapi Belgian Blue pertama dilaporkan oleh Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan Gowa) pada hari Jumat, 7 Mei 2021. Kasus kematian sapi Belgian Blue kedua terjadi pada hari Senin, 10 Mei 2021 dalam satu kandang yang sama. Investigasi kasus dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian pada Sapi Belgian Blue dan memberikan rekomendasi terhadap penanganan kasus. Tim investigasi melakukan penelusuran dan pengambilan sampel hewan dari sapi. Sampel berupa serum, darah EDTA, ulas darah, potongan telinga, lalat dan feses. Sapi menunjukkan gejala penurunan nafsu makan sejak satu minggu terakhir, terlihat kurus dan sebelum terjadi kematian sapi megalami ambruk atau tidak mampu berdiri. Hasil pemeriksaan laboratorium dari sampel darah dan organ tidak teridentifikasi infeksi bakteri, hasil pemeriksaan ulas darah dan feses juga tidak terkonfirmasi adanya parasit darah dan gastrointestinal. Beberapa faktor yang memicu gejala klinis dan kematian pada sapi Belgian Blue antara lain defisiensi nutrisi dalam pakan atau malnutrisi, perubahan suhu dan cuaca yang ekstrem, serta infestasi ektoparasit pada sapi dalam jangka panjang. Semua pihak yang terlibat dalam pemeliharaan sapi perlu memperhatikan kembali manajemen kandang, pemeliharaan serta kesehatan sapi ras Belgian Blue. Pemerintah dan instansi terkait perlu menindaklanjuti kasus kematian dan mengevaluasi kembali keberlangsungan perkembangan sapi Belgian Blue sebagai calon bibit unggul di Indonesia.