Buletin Diagnosa Veteriner
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Buletin Diagnosa Veteriner by Author "Amir Z"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemInterpretasi Mikroskopik dan Pola Penyebaran Bacillus Anthracis Pada Limpha Mencit (Mus musculus) Yang di Inokulasi Suspensi Koloni Bacillus Anthracis(Perpustakaan Balai Besar Veteriner Maros, 2008-12) Alfinus; Amir Z; Pitri; Mappeasse; Hardiman; Balai Besar Veteriner MarosTelah terjadi kematian seekor kuda secara mendadak di Kabupaten Gowa Provinsi Sulwasi Selatan dan oleh pemilik dilakukan pemotongan paksa. Hasil pengujian laboratorium Bakteriologi Balai Besar Veteriner Maros dengan metode isolaso dan pewarnaan Methylene Blue pada sempel dari ternak kuda berupa (swab limpa, potongan bambu, tanah dan rumput) memberikan hasil Positif Bacillus anthracis sedangkan pada sempel ternak sapi hanya tanah tempat pemotongan paksa disalah satu lokasi yang memberikan hasil Positif Bacillus anthracis. Uji Biologis telah dilakukan ke mencit sebanyak 6 ekor secara intraperitonel dan subkutan 3 ekor (kesemuanya mati dalam waktu 24-48 jam pasca inokulasi). Nekropsi dilakukan pada seekor mencit yang mati 24 jam pasca inokulasi secara sub kutan dilanjutkan dengan isolasi dan indentifikasi dan pewarnaan Polychrome Methylene Blue serta preparat sentuh dengan hasil Bacillus anthracis. Gambaran makroskopik pada mencit tersebut mengalami gelatinous pada sub kutan, organ limpa mengalami pembesaran (splenomegaly), rapuh serta berwarna kehitaman, organ hati, jantung, paru-paru tampak tidak mengalami perubahan. Semua sampel dimasukkan dalam Buffer Netral Formalin 10% lalu dilanjutkan pembuatan hispatologi dengan pewarnaan Mayers Hematoksilin Eosin. Interpretasi mikroskopik pada organ limpha terlihat adanya deplesi sel limfosit, infiltrasi sel radang polimorphonuklear dan monomorphonuklear, hemarogika, giant cell serta morphologi bakteri Bacillus anthracis yang bersifat diffuse. Untuk mengetahui pola penyebaran Bacillus anthacis dilakukan metode Brown dan Brenn, metode ini untuk mengindentifikasi bakteri gram positif atau negatif secara histologi, untuk bakteri gram positif akan terdeteksi berwarna biru, bakteri gram negatif berwarna merah, inti berwarna merah dan bagian jaringan berwarna kuning. Pada organ limpha mencit (mus musculus) terlihat bahwa pola penyebaran Bacillus anthracis bersifat diffus (menyebar)
- ItemKejadian Anthraz Pada Ternak dan Sapi di Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan(Perpustakaan Balai Besar Veteriner Maros, 2008-12) Alfinus; Saiful A; Mappeasse; Amir Z; Hardiman; Supardi; Balai Besar Veteriner MarosTelah terjadi kematian pada ternak kuda sebanyak 1 ekor dan ternak sapi sebanyak 11 ekor di Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan, gejala klinis pada ternak kuda yaitu mati secara tiba-tiba, sedangkan pada ternak sapi gejala secara umum adalah tidak adanya nafsu makan, leher sedikit membengkak dengan cairan kuning, ternak tiba-tiba mati. Hasil isolasi dan identifikasi dilakukan dengan metode isolasi pada bool agar dan pewarnaan Polychrome Methylene Blue pada sampel memberikan hasil positif Anthrax. Uji biologis telah dilakukan ke mencit sebanyak 6 ekor secara intraperitonel dan intra muskular 3 ekor (kesemuanya mati dalam waktu 24-48 jam pasca inokulasi) lalu dilakukan nekropsi dan dilanjutkan isolasi dan identifikasi serta preparat sentuh yang kesemuanya memberikan hasil positif Anthrax. Dari kejadian kasus pemotongan paksa ternak maka perlu ditingkatkan kesadaran kepada ternak/masyarakat agat tidak memotong paksa ternak yang mati mendadak, segera dilakukan vaksinasi dan pengobatan secara massal dan serentak pada ternak yang masih hidup dan pengawasan lalu lintas ternak serta produknya.
- ItemLaporan Hasil Investigasi Tim BPPH Wilayah VII Ujung Pandang Terhadap Sapi Yang Diduga Keracunan Lantana Camara di Kapubaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan(Perpustakaan Balai Besar Veteriner Maros, 1993-06) Darmadi, Puguh; Husein, Husni; Effendi; Amir Z; Balai Besar Veteriner MarosLaporan Kasus Kematian sapi-sapi proyek pemurnian sapi bali Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan berasal pada bulan Oktober 1992 sampai dengan bulan maret 1993 terdapat kematian sebanyak 15 ekor. Berdasarkan pengamatan Epidemiologis, Gejala Klinis pada hewan, hasil pemeriksaan laboratoris dan informasi-informasi lain yang didapat dari masyarakat menunjukkan bahwa kematian sapi-sapi tersebut diduga disebabkan oleh keracunan Lantana Cemara.