Jurnal AgroSainta
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Jurnal AgroSainta by Author "Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia Pertanian"
Now showing 1 - 20 of 47
Results Per Page
Sort Options
- ItemANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG TERKAIT DENGAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR(Jurnal Agrosainta, 2018) Syathori, Ahmad Dedy; Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia PertanianTujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktorfaktor yang terkait dengan ketahanan pangan rumah tangga pertanian di Kota Malang. Metode pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan penelitian kualitatif deskriptif. Adapun strategi penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Sumber informasi yang dijadikan informan dalam kegiatan penelitian ini adalah penyuluh pertanian lapangan, pelaku utama, dan tokoh masyarakat. Hasil penelitian menunjukan bahwafaktorfaktor yang terkait dengan ketahanan pangan rumah tangga petani di Kota Malang adalah faktor produksi, inovasi, pasca panen, pemasaran, partisipasi petani, dan perubahan perilaku. Rekomendasi dalam penelitian ini adalah agar semua program pemberdayaan masyarakat perlu adanya partisipasi dari pelaku utama dan semua program di dasarkan dengan kebutuhan dari pelaku utama.
- ItemANALISIS HASIL BELAJAR DAN PERSEPSI PESERTA TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PELATIHAN PADA DIKLAT TEKNIS KELAPA SAWIT(Jurnal Agrosainta, 2018) Santoso, Marhaenis Budi; Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia PertanianThis study was aimed to determine improvements in learning outcomes based on knowledge indicators before and after training, and to analyze training factors such as training materials, facilities and infrastructure, facilitators, and training methods. The data of learning results were collected by initial test and final test. The data of participant's responses were collected by a Linkert scale list. To express the increase in learning outcomes, the data were calculated by the Normalized Gain formula. To compare the result of the initial test and final test were done by using T-test. To find out the participants’ responses, the data were analyzed descriptively by counting the number of scores in the questionnaire submitted to the respondent. The results of the study showed that participants responded well to the programs, materials, facilities, facilitators, and methods used. The increase in learning outcomes of most participants (86.66%) were classified into moderate category (30%
- ItemANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KINERJA PENYULUH PERTANIAN DI KABUPATEN BATANG HARI PROVINSI JAMBI(Jurnal Agrosainta, 2019) Irwanto; Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia PertanianPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Batanghari, dan menganalisis hubungan karakteristik penyuluh dengan kinerja penyuluh pertanian. Metodologi penelitian meliputi pengambilan sampel dilakukan secara random terpilih 3 kecamatan terdiri dari Pemayung, Muara Bulian, dan Maro Sebo Ulu. Responden Penelitian diambil secara random masing-masing Pemayung 5 orang, Muara Bulian 4 orang, dan Maro Sebo Ulu 3 orang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dari penyuluh, serta data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Batanghari dan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Batanghari. Analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan inferensial. Untuk mengetahui hubungan karakteristik penyuluh pertanian dengan kinerja penyuluh digunakan uji statistik nonparametrik . Hasil penelitian menunjukkan kinerja penyuluh pertanian rata-rata dengan kategori cukup baik dengan sebaran persiapan penyuluhan kategori baik, pelaksanaan kurang baik, dan evaluasi pelaksanaan penyuluhan cukup baik. Hasil analisis hubungan karakteristik dengan kinerja menunjukkan Rank Spearman Correlation terdapat Hubungan karakteristik pelatihan dengan kinerja penyuluh pertanian.
- ItemANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PENGOLAHAN MINYAK BAWANG MERAH(Jurnal Agrosainta, 2018) Hariyani, Nining; Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia PertanianAbstract Shallots (Allium ascalonicum) is a horticultural plant that is very important and has high economic value. At the time of the harvest, there is a flood of production which causes prices to fall. This study aims to analyze the business and value added of shallot oil processing which can be taken into consideration and business decisions. The research was conducted in July 2018 at the Food Processing Laboratory in National Agricultural Training Center (NATC) Ketindan - Malang using quantitative research methods. The results of the research indicate that total revenue is Rp. 2,175,000, -, total costs is Rp. 1,136,758,- and income is Rp. 1,038,242,- or 48% from total revenue per week. Shallot oil processing business is very feasible (profitable) with the R/C ratio is 1,9 (>1,3) and B/C ratio is 0,9 (> 0,3). The added value of shallot oil processing production is Rp. 37,631,-/kg with a value added ratio of 38% of the production value. Labor benefit is Rp. 11,667,-/kg or 31% from the total value added, while the rewards for business owners is Rp. 25,964,-/kg or 69% from the added value of shallot oil processing business. So processing Shallot oil is very profitable and feasible for business.
- ItemAPLIKASI DETEKSI MASTITIS SUBKLINIS DENGAN DETERGEN PADA SUSU SAPI PERAH FRIESIAN HOLSTEIN DI BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN BATU, JAWA TIMUR(Jurnal Agrosainta, 2018) Muda, Iskandar; Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia PertanianTujuan penelitian adalah mengetahui persentase kejadian mastitis pada sapi perah dengan uji kualitas susu menggunakan detergen sebagai reagen alternatif dan mengetahui persentase kuartirambing yang terkena mastitis. Manfaat penelitian adalah diperolehnya bahan yang murah, efektif dan efisien dalam pengujian mastitis sub klinis pada sapi perah sehingga meningkatkan prosentase aplikasi uji mastitis sub klinis di lapangan. Penelitian ini dilakukan pada tanggal bulan Januari 2017 dengan menggunakan 27 ekor sapi perah laktasi berbagai umur di Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu (BBPP Batu), Kota Batu Jawa Timur. Sampel susu diambil pada pemerahan pagi hari dengan 3 kali pengulangan. Diagnosis mastitis subklinis dilakukan dengan bahan yang murah yaitu menggunakan detergen dengan konsentrasi 30%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosentase sapi mastitis subklinis sebanyak 14,81 % dan prosentase kuartirambing mastitis subklinis sebanyak 4,62 %.
- ItemEFEKTIVITAS METODE REMBUG TANI DALAM PERENCANAAN PENYULUHAN PERTANIAN(Jurnal Agrosainta, 2018) Nurlela; Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia PertanianPenelitian bertujuan untuk mendeskripsikan respon pelaku utama dan pelaku usaha dalam penggunaan metode rembug tani danmengetahui relevansi metode rembugtani dalam perencanaan penyuluhan pertanian sehingga mampu memberi manfaat kepada agen perubahan penyuluhan pertanian yang langsung berhadapan dengan masyarakat. Dilaksanakan di Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah tanggal 28 Novemer 2016 hingga 2 Desmber 2016 dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sumber informasi adalah pelaku utama peserta rembugtani mengenai respon peserta, pemahaman terhadap materi, kenyamanan dan ketepatan metode dan tingkat penggalian masalah. Hasil menunjukkan bahwa metode rembugtani masih relevan digunakan dalam perencanaan penyuluhan pertanian dan terdapat respon yang tinggi dari peserta rembugtani.
- ItemEFEKTIVITAS MINYAK ATSIRI DAN LIMBAH RIMPANG JERINGAU (ACORUS CALAMUS LINNAEUS) TERHADAP AKTIVITAS LARVASIDA SPODOPTERA LITURA FABRICIUS (LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE)(Jurnal Agrosainta, 2018) Melani, Dewi; Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia PertanianPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa bioaktif dan toksisitas minyak atsiri dan limbah rimpang jeringau (A. calamus) terhadap aktivitas larvasida Spodoptera litura. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi minyak atsiri (10 3 , 2x10 3 , 3x10 3 , 4x10 3 , 5x10 3 ppm), ekstrak etil asetat dan metanol (2x10 4 , 4x10 4 , 6x10 4 , 8x10 4 , 10 5 ppm). Minyak atsiri diperoleh dengan metode distilasi sedangkan ekstrak limbah rimpang diperoleh dengan metode maserasi bertingkat dengan pelarut etil asetat dan metanol secara berurutan. Larva S. litura instar ketiga digunakan pada penelitian ini dengan metode celup daun. Pengamatan terhadap mortalitas diamati 24 jam setelah aplikasi. Analisis kandungan kimia minyak atsiri dilakukan dengan gas chromatography–mass spectrometry (GCMS) sedangkan limbah rimpang jeringau (A. calamus) dianalisis kandungan fitokimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa bioaktif minyak atsiri A. calamus terdiri dari lima komponen yaitu Methyl isoeugenol; 3,9Decadien1Ol,3Methyl6(1Methylethenyl); 4Pentyl1(4 Propylcyclohexyl) 1 Cyclohexene; ɣ asaron; dan ß asaron sebagai komponen utama dengan area relatif 98,08% sedangkan limbah rimpang jeringau (A. calamus) dalam bentuk ekstrak etil asetat dan ekstrak metanol mengandung flavonoid, alkaloid, dan saponin. Aplikasi minyak atsiri dan limbah rimpang jeringau (A. calamus) dalam bentuk ekstrak etil asetat dan ekstrak metanol mampu meningkatan mortalitas larva S. litura sebesar 92,50; 82,50; 92,50% dengan nilai LC50 586,962; 87.064,88;58.688,36 ppm Toksisitas minyak atsiri lebih tinggi 148,331 kali dibandingkan toksisitas limbah rimpang jeringau (A. calamus) dalam bentuk ekstrak etil asetat.
- ItemESTIMASI EFISIENSI EKONOMI USAHATANI BAWANG MERAH DI KABUPATEN BANTUL(Jurnal Agrosainta, 2019) Rosdiantini, Rosros; Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia PertanianShallots are horticultural commodities that have high economic value. In Bantul district of Yogyakarta province many farmers who depend on their income of shallots farming. For maximum income, the farmers are required to manage their farm efficiently both technical, allocative and economic. The purposes of this research are (1) To find out the variables that influence production of shallots farming in Bantul district, (2) To find out the level of technical, allocative and economic efficiency of shallots farming in Bantul district. The analytical method are the stochastic frontier production function analysis and stochastic frontier cost function analysis, using Maximun Likelihood Estimation (MLE) method. Primary data are collected from shallots farmers. The result of the analysis shows that land area, seeds, Phonska fertilizers, fungicides and labor intensive significantly and positively affecting shallots farming production. Based on the analysis, the average economic efficiency of shallot farming is 0.82, which caused technical and allocatif inefficiency. Average level of technical efficiency and allocative efficiency are equal to 0.77 and1.06.
- ItemEVALUASI DAMPAK DEMPLOT SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI(Jurnal Agrosainta, 2018) Basri, Hasan; Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia PertanianKajian ini dilaksanakan untuk mengevaluasi pelaksanaan sistim tanam jajar legowo dalam meningkatkan pendapatan petani. Kajian dilaksanakan di Desa Kuripan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi lapangan dan wawancara dengan menggunakan kuisioner. Penentuan sample dilakukan dengan sistim purposive sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis nonparametrik menggunakan skala nilai (rating scale). Hasil evaluasi menunjukkan bahwa petani sangat respon terhadap system tanam jajar legowo dan terbukti memberikan keyakinan sebesar 96 % bagi petani dalam menerapkan teknik tanam jajar legowo. Selain itu dapat meningkatkan produktifitas sebesar 14,8 % dan pendapatan petani sebesar 20 %.
- ItemFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PENYULUH PERTANIAN DI PROVINSI JAMBI(Jurnal Agrosainta, 2018) Jafri, Joni; Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia PertanianPenyelengaraan penyuluhan pertanian diupayakan agar tidak menimbulkan ketergantungan petani kepada penyuluh, akan tetapi diarahkan untuk mewujudkan kemandirian petani dengan memposisikannya sebagai wiraswasta agribisnis ( agriprenurship ). Kondisi tersebut dapat diwujudkan melalui peningkatan kinerja penyuluh pertanian yang terintegrasi pada tugas pokok dan fungsi penyuluh pertanian. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja penyuluh pertanian. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Metode penentuan desa lokasi dan responden menggunakan teknik klaster random sampling. Structural Equation Model (SEM) digunakan sebagai alat analisis dalam penelitian ini untuk menjawab tujuan penelitian. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor faktor-faktor kapasitas penyuluh pertanian yang mempengaruhi kinerja penyuluh pertanian dalam perubahan perilaku pertanian adalah kompetensi komunikasi, kompetensi andragogi, kompetensi mengembangkan kelompok tani, kompetensi sosial, kebijakan penyuluhan pertanian, struktur organisasi dan dukungan inovasi. Faktor-faktor tersebut berpengaruh positif pada kinerja penyuluh pertanian. Oleh karena itu, pihak yang berkepentingan perlu meningkatkan secara berkesinambungan kinerja penyuluh pertanian melalui peningkatan kapasitas penyuluh pertanian berupa kompetensi komunikasi, komunikasi andragogi, pengembangan kelompok sosial, kebijakan penyuluhan pertanian, struktur organisasi dan pengembangan inovasi tepat guna.
- ItemHUBUNGAN ANTARA PELAYANAN PELATIHAN DAN KONDISI TEMPAT PELATIHAN TERHADAP EFEKTIVITAS PELATIHAN DI PUSAT PELATIHAN PERTANIAN PEDESAAN SWADAYA (P4S) MITRA MANDIRI KECAMATAN BANGUN REJO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH(Jurnal Agrosainta, 2018) Haryanto, Bambang; Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia PertanianSumber daya manusia (SDM) adalah potensi pokok pembangunan. Untuk membangun pertanian yang kompetitif, kemampuan sumber daya manusia sangat menentukan terutama tingkat pendidikan yang diraih oleh masyarakat. Untuk meningkatkan peran sektor pertanian dalam mewujudkan program pembangunan nasional, diperlukan SDM yang berkualitas, andaldan memiliki kemampuan manajerial, serta kewirausahaan sehingga dapat dikembangkan kemampuannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelayanan pelatihan terhadap efektivitas pelatihan, untuk mengetahui pengaruh kondisi lingkungan pelatihan dan pengaruh kualitas dan kondisi kondisi tempat pelatihan terhadap efektivitas pelatihan di Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S). Hipotesis yang diajukan adalah pelayanan pelatihan berpengaruh positif terhadap efektivitas pelatihan, kondisi lingkungan berpengaruh positif terhadap efektivitas, kualitas pelatihan dan kondisi kondisi tempat pelatihan berpengaruh positif teradap efektivitas pelatihan. Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Mitra Tani Mandiri Kecamatan Bangun Rejo, Kabupaten Lampung Tengah. Waktu Penelitian dilaksanakan di bulan Oktober 2016 s/d Januari 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan pelatihan (X1) memiliki pengaruh positif terhadap efektivitas pelatihan (Y). Kondisi tempat pelatihan (X2) berpengaruh positif terhadap efektivitas pelatihan (Y) dan kombinasi antara pelayanan pelatihan dan kondisi tempat pelatihan berpengaruh nyata terhadap efektivitas pelatihan.
- ItemIDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH (IPW) ANALYSIS DENGAN MENGGUNAKAN SWOT UNTUK MENDUKUNG PROGRAM PENYULUHAN PERTANIAN DI DESA BERNUNG, KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG(Jurnal Agrosainta, 2019) Sutisna, Adi Destriadi; Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia PertanianIdentifikasi potensi wilayah disusun sebagai acuan bagi penyuluh dalam hal menyelenggarakan kegiatan penyuluhan, dengan kelompok tani, kelompok usaha, dan lainnya, untuk menentukan metode, dan materi apa yang dilaksanakan untuk persiapan dan perencanaan program penyuluh pertanian yang akan dilaksanakan di Desa. Hasil analisis potensi wilayah dapat dirumuskan sebagai alternative rekomendasi pola pengembangan usaha tani. Pengembangan pola usaha tani di rancang dengan memanfaatkan sumberdaya, alternative, jenis komoditas prioritas, serta sistem usaha tani sesuai keadaan wilayah Desa Bernung. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui keadaan, masalah, dan pemecahan masalah di Desa Bernung dan Sebagai panduan atau pedoman melakukan penyuluhan di Desa Bernung agar berjalan efektif dan efisien. Metode yang digunakan adalah menganalisis Faktor Internal yaitu Strength (Kekuatan) dan Weakness (Kelemahan) serta melakukan analisis Faktor Eksternal dengan mengukur Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman). Hasil penelitian menunjukkan bahwa selisih antara Total (Kekuatan) dengan total Strength weakness (kelemahan) adalah sebesar 1,74 dan Selisih antara total Opportunities threats (peluang) dengan total (ancaman) adalah sebesar 1,8. Intrepretasi kebijakan yang dilakukan untuk pengembangan desa yang dilakukan masyarakat dalam diagram analisa SWOT adalah berada pada kuadran I dengan strategi kebijakan adalah progresif dimana desa Bernung dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal. Strategi yang digunakan sesuai Matriks SWOT dengan letak pada kuadran I yaitu tingginya produksi GKP tanaman padi didesa bernung, sehingga perlu meningkatkan pemanfaatan limbah jerami padi untuk kesuburan tanah dalam rangka mendukung peningkatan produksi padi di desa Bernung Kabupaten Pesawaran.
- ItemKAJIAN PERMASALAHAN USAHATANI DAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA CABAI DI KECAMATAN BAJUIN - KABUPATEN TANAH LAUT(Jurnal Agrosainta, 2018) Santoso, Marhaenis Budi; Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia PertanianKajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi petani dari aspek usahatani dan tingkat penerapan teknologi budidaya cabai. Metode yang digunakan adalah survei dilaukan di tiga desa, yaitu desa Bajuin, Sungai Bakar, dan Tirta Jaya pada bulan Maret 2018. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive, demikian juga pemilihan responden petani 31 orang. Data dikumpulkan dengan wawancara individual secara langsung dengan responden menggunakan chek list. Untuk mengidentifikasi masalah usahatani, data dianalisis secara deskriptif yaitu tabel dan sistem peringkat. Untuk mengidentifikasi tingkat penerapan teknologi dilakukan skoring setiap komponen teknologi, selanjutnya dikelompokkan dalam katagori Tinggi (skore 72,4 – 93,0), Sedang (skore 51,7 – 72,3), atau Rendah (skore 31,0 – 51,6). Hasil kajian menunjukkan bahwa permasalahan utama yang dirasakan oleh petani adalah rendahnya harga pada saat panen bertepatan dengan masuknya pasokan dari luar daerah (41,93%), serangan penyakit (32,25%), dan hama (26,45%). Tingkat penerapan komponen teknologi budidaya cabai yang dikatagorikan Tinggi (72,4 – 93,0) adalah pengolahan tanah (skore 75), Jenis dan dosis pemupukan (skore 77), Waktu dan cara pemupukan (skore 73), aplikasi PPC dan ZPT (skore 73), penanaman (skore 88), penyulaman (skore 86), perempelan (skore 85), pemanenan dan penanganan hasil (skore 90), sedangkan komponen lain masih dalam katagori Sedang.
- ItemKAJIAN PROFIL PERFORMAN REPRODUKSI SAPI POTONG DI SENTRA PETERNAKAN RAKYAT (SPR) KECAMATAN TEMAYANG, KABUPATEN BOJONEGORO, JAWA TIMUR(Jurnal Agrosainta, 2018) Prasdini, Widya Ayu; Indarwati, Reni; Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia PertanianDays open (DO), service per conception (S/C) dan conceptionrate (CR) merupakan beberapa indicator keberhasilan reproduksi sapi. Tujuan kajian ini untuk mengetahui waktu DO, angka S/C dan persentase CR pada sapi jenis PO dan peranakan ras LimousineSimental sebagai dasar perbaikan pengelolan peternakan. Hasil kajian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan waktu DO, angka S/C dan persentase CR antara sapi PO dengan peranakan ras LimousineSimental yang dianalisa menggunakan uji Mann-Whitney Test.
- ItemKAJIAN PROFIL PERFORMAN REPRODUKSI SAPI POTONG DI SENTRA PETERNAKAN RAKYAT (SPR) KECAMATAN TEMAYANG, KABUPATEN BOJONEGORO, JAWA TIMUR(Jurnal Agrosainta, 2017) Indarwati, Reni; Prasdini, Widya Ayu; Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia PertanianDays open (DO) , service per conception (S/C) dan conception rate (CR) merupakan beberapa indikator keberhasilan reproduksi sapi.Tujuan kajian inuntukmengetahuiwaktuDO,angkaS/CdanpersentaseCRpadasapijenisPO dan peranakan ras Limousine-Simental sebagai dasar perbaikan pengelolan peternakan. Hasil kajian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan waktu DO, angka S/C dan persentase CR antara sapi PO dengan peranakan ras Limousine-Simentalyangdianalisamenggunakanuji Mann-WhitneyTest
- ItemKasus Gigitan Hewan Penular Rabies di Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi Tahun 2018(Jurnal Agrosainta, 2019) Kustiningsih, Hesti; Kurnadi, Asep; Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia PertanianKasus gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) Kecamatan Nyalindung merupakan kasus gigitan tertinggi di Kabupaten Sukabumi sampai pertengan tahun 2018. Tim investigasi Dinas Peternakan, Puskesmas Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi dan Balai Besar pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara melakukan investigasi terhadap laporan kasus gigitan HPR pada manusia tanggal 5 Juli 2018 di Desa Bojongsari Kecamatan Nyalindung. Tujuan investigasi adalah untuk melakukan konfirmasi kasus penyakit dan mengidentifikasi faktor-faktor resiko tingginya kasus gigitan HPR di Kecamatan Nyalindung. Data dikumpulkan berdasarkan informasi dan kuisioner. Kuisioner diisi oleh pemilik HPR atau orang yang menjadi korban gigitan HPR khusus untuk hewan yang tidak berpemilik. Data yang dikumpulkan sebanyak 15 data, 7 sebagai kasus gigitan dan 8 sebagai kontrol. kasus adalah kasus Data gigitan HPR pada manusia dari Januari s.d Juli 2018. Data kontrol adalah data yang diperoleh pada saat investiasi. Data dianalisis secara deskriptif dan analitik. Hasil investigasi ditemukan satu kasus gigitan HPR dengan konfirmasi laboratorium positif rabies. Berdasarkan analisis analitik, faktor-faktor yang diduga berisiko terhadap tingginya kasus rabies di Kecamatan Nyalindung tidak ada yang berbeda nyata, meskipun terdapat perbedaan secara angka. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi kasus rabies di Kecamatan Nyalindung adalah faktor HPR yang tidak divaksin, HPR yang diliarkan, HPR yang keluar dari desa dan HPR yang digunakan untuk berburu. Tindakan pengendalian dan pencegahan kasus gigitan HPR yang disarankan adalah peningkatan kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada masyarakat mengenai pentingnya vaksinasi rabies pada setiap HPR yang dimiliki dan pola pemeliharan HPR yang dikandangkan.
- ItemKOMPETENSI PENILAIAN DUPAK(Jurnal Agrosainta, 2019) Wibawa, Winny Dian; Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia PertanianAbstrak Tim Penilai Instansi (TPI) mempunyai peranan penting dalam menjembatani dan membina widyaiswara di instansinya untuk menyusun Daftar Usulan Penilaian Angka Kredit DUPAK). Bagi Widyaiswara Ahli Madya dengan pangkat Pembina Utama Muda dengan ruang Golongan IV/c sampai dengan Widyaiswara Ahli Utama dengan pangkat Pembina Utama dengan ruang Golongan IV/e yang usulan DUPAKnya dinilai oleh Lembaga Administrasi Negara LAN) sebagai Tim Penilai Pusat (TPP setelah usulan tersebut sebelumnya dievaluasi oleh Tim Penilai Instansi (TPI) yang berada di masing-masing Kementerian. Peran TPI antara lain adalah mengevaluasi dan memberikan penilaian terhadap DUPAK yang diusulkan an selanjutnya dijadikan umpan balik melalui sosialisasi ke para widyaiswara dalam penyusunan angka kredit yang baik dan benar. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui tingkat kualitas kompetensi TPI dibandingkan dengan TPP. Dengan semakin baik kualitas penilaian TPI maka akan semakin baik pula TPI dalam memberikan pembimbingan menyusun DUPAK kepada para widyaiswara. Hipotesis dari penelitian ini adalah H0 : adalah tidak ada perbedaan kompetensi penilaian antara TPI dan TPP; dan Ha Terdapat perbedaan kompetensi penilaian antara TPI dan TPP. Metoda yang digunakan adalah metoda statistik Indepenent Sample T-test parametris untuk pengujian hipotesis komparatif dengan 2 (dua) sampel berkorelasi dengan menggunakan t-test. Hasil perhitungan t hit selama 3 (tiga) ( ( ) : periode penilaian secara konsisten telah menunjukkan bahwa t hitung t tabel ( Periode Januari 2017 hitung : 4,130 ≥ ≥ t t tabel 2,034; Periode Penilaian Oktober 2017 t hitung :4,619 t tabel 2,037; dan Periode ≥ ≥ Penilaian Januari 2018 t hitung : 4,192 t tabel 2,039). Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat perbedaan kompetensi penilaian dari TPI dan TPP atau kompetensi penilaian Dupak TPI masih belum setara dengan TPP. Untuk itu diperlukan upaya peningkatan kompetensi penilaian dari TPI agar dapat melakukan pembinaan penilaian terhadap widyaiswara dapat lebih baik lagi.
- ItemKUALITAS FISIK, KIMIA DAN MIKROSTRUKTURSNACK SUSU YANG DIPROSES SECARADEEP FAT FRYING PADA TEKANAN ATMOSFER(Jurnal Agrosainta, 2018) Suprapto, Dodik; Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia PertanianPenelitian ini bertujuan untuk mendapatkan imbangan yang tepat antara curd dan campuran tepung sebagai bahan pengisi dalam pembuatan snack susu yang digoreng secara deep fat frying pada tekanan atmosfer. Materi penelitian adalah snack susu yang dibuat dari curd, tepung terigu, tepung tapioka, telur, garam, gula dan baking powder. Imbangan persentase curd : campuran tepung terdiri dari empat perlakuan yaitu 0% : 100%, 20% : 80%, 30% : 70% dan 40% : 60%. Setiap perlakuan terdiri dari tiga replikasi dan tiap replikasi dilakukan secara duplo. Variabel yang diuji meliputi sifat fisik (kerenyahan, daya kembang) dan sifat kimia (kadar air, kadar protein kasar, kadar lemak) dianalisis menggunakan Rancangan Acak Lengkap Pola Searah, sedangkan mikrostruktur dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan curd memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap kerenyahan, daya kembang, kadar air, kadar protein kasar, dan kadar lemak snack susu yang digoreng pada tekanan atmosfer. Mikrostruktur snack susu yang digoreng pada tekanan atmosfer menunjukkan gelatinisasi pati yang masih belum sempurna dan ronggarongga udara yang terbentuk tidak merata. Kesimpulan dari penelitian ini adalah snack susu yang digoreng secara deep fat frying pada tekanan atmosfer dengan imbangan persentase curd : campuran tepung sebanyak 40% : 60% mempunyai kualitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan snack yang dibuat dengan bahan tepungtepungan ditinjau dari sifat fisik, kimia dan mikrostrukturnya. Ratarata snack susu perlakuan terbaik memiliki kerenyahan 15,60 N/m 2 , daya kembang 106,03%, kadar air 7,88%, kadar protein kasar 9,94% dan kadar lemak 25,78%.
- ItemPEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI KAKAO MELALUI PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN (Studi Kasusu di Desa Putat, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul )(Jurnal Agrosainta, 2017) Nurlaela, Nunung; Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia Pertanianenelitianinibertujuanuntuk mengetahui kondisi UsahaTani dan Kelembagaan dalammendukung pemberdayaanpetaniKakao,serta untukmerumuskanstrategi pemberdayaanpetaniKakaodi DesaPutat Kecamatan patukKabupatenGunung KidulmelaluipengembanganKelembagaan Petani.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan tipe penelitian deskriptif, dengan proses observasi dan wawancara mengkaji pengembangan kelembagaan dalam upaya pemberdayaan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi usahatani masyarakat petanikakao memiliki3keterbatasanyaitukemampuandalamkepemilikanlahan, modal dalam usaha, dan keterampilan yang masih rendah. Ketiga komponen ini juga mempengaruhi kondisi kelembagaan kelompok tani yang telah dikembangkan, namun pengembangannya terkesan tidak nampak. Disusunlah strategi pengembangan kelembagaan dalam pemberdayaan petani kakao yang diharapkan akan menjadi pedoman dan rencana dalam penyadaran diri dan peningkatan kemampuan dalam kelompok petani kakao adalah:strategi pengembangan sumber daya manusia, pengembangan lahan yang efektif, pemberianmodal,serta peran pemerintah.
- ItemPENERAPAN PERTANIAN ORGANIK (PUPUK ORGANIK DAN PESTISIDA NABATI) DI KELOMPOK TANI KABUPATEN SLEMAN DAN BANTUL(Jurnal Agrosainta, 2019) Nurlaela, Nunung; Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia PertanianTujuan pengkajian ini adalah untuk mengetahui tingkat penerapan ilmu pengetahuan dan keterampilan mengenai teknologi pertanian organik khususnya penerapan pupuk organik dan pestisida nabati oleh kelompok tani. Metode penelitian dengan menggunakan metode deskriftif dengan model self report study , pengumpulan data menggunakan bantuan kuesioner sebagai instrumen dalam melakukan wawancara dengan teknik observasi secara langsung untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan permasalahan. Analisa data menggunakan skoring berdasarkan bobot variabel, diolah secara obyektif. Hasil analisa data yang diperoleh akses petani terhadap informasi mengenai saprodi organik sebesar 75%, Tingkat penerapan pupuk organik padat dan pestisida nabati sebesar 37,50%, tingkat kesadaran petani terhadap pentingnya penyediaan bahan pendukung utama pembuatan pupuk dan pestisida organik sebesar 45%, Kesadaran akan beberapa keuntungan yang dapat diperoleh apabila membuat dan mengaplikasikan pupuk dan pestisida organik pada lahan usahataninya sebesar 77,50%. Pemanfaatan sumberdaya alam di lingkungan usahatani berupa kompos sebesar 72,50%, Pengunaan kompos tradisional dan pupuk organik padat secara rutin setiap musim sebesar 75%, Kemampuan membuat pupuk organik padat dan cair sebesar 57,5% dan 40%, Penggunaan pupuk organik cair yang dari formula campuran urine hewan dan rimpang herbal secara rutin sertiap musim adalah 32,50%, Peggunaan pestisida nabati sebesar 17,50%, Kemampuan membuat pestisida nabati sebesar 22,50%, Kemampuan membuat dan menggunakan Bio Activator sebagai bahan utama untuk memproses bahan organik menjadi pupuk organik sebesar 37,50%, Minat untuk menerapkan sarana produksi organik sebesar 85%. Kesimpulan bahwa sebagian besar anggota kelompok tani telah memiliki pengertian dan pemahaman akan perlunya menggunakan sarana produksi organik dalam menerapkan sarana produksi organik pada usaha tani mereka.
- «
- 1 (current)
- 2
- 3
- »