Buletin Inovasi Teknologi Pertanian
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Buletin Inovasi Teknologi Pertanian by Author "BPTP RIAU"
Now showing 1 - 20 of 26
Results Per Page
Sort Options
- ItemANALISIS FINANSIAL TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG DENGAN PENDEKATAN PTT PADA LAHAN REPLANTING SAWIT(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertania, 2022-07) Oni Ekalinda, Empersi , Ade Yulfida dan Susi Anita; BPTP RIAUProgram pengembangan kawasan jagung dengan memanfaatkan lahan replanting sawit merupakan salah satu upaya pemerintah untuk peningkatan produks i jagung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaan agronomis tanaman jagung dan kelayakan ekonomi usahatani jagung pada lahan replanting sawit melalui penerapan teknologi budidaya jagung dengan pendekatan PTT. Penelitian dilakukan pada bulan Juli- Oktober 2021 di Desa Hang Tuah, Kecamatan Perhentian Raja, Kabupaten Kampar. Lokasi ditentukan secara sengaja (purposive) pada lokasi demplot teknologi budidaya jagung dengan pendekatan PTT di lahan replanting sawit seluas 3 ha. Penentuan sampel dilakukan secara sensus dimana semua petani kooperator menjadi sampel. Jumlah petani kooperator pada kegiatan demplot berjumlah sebanyak 6 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemanfaatan lahan replanting sawit untuk pertanaman jagung dengan menerapkan teknologi budidaya jagung melalui pendekatan PTT terbukti dapat memberikan hasil yang optimal. Data keragaan agronomis tanaman jagung seluas 3 hektar pada 3 (tiga) persil demplot menunjukkan bahwa penampilan tanaman jagung baik dari pertumbuhan vegetatif, generatif dan komponen hasil yang diperoleh , telah menyamai pertumbuhan dan potensi hasil sesuai dikripsi varietas hibrida Bisi 2 dengan rataan hasil 13,17 ton/ha. Secara ekonomi, usahatani jagung pada lahan replanting sawit efisisen dengan nilai R/C pada usahatani jagung sebesar 2,24, rasio Pengembalian Sarana Produksi (NPSP) sebesar 2,7 dan rasio Pengembalian Tenaga Kerja (NPTK) sebesar 1,8 Kata kunci: Analisis Finansial, Teknologi Budidaya, PTT, Replanting Sawit
- ItemANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN KOMODITAS KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KECAMATAN TELUK MERANTI KABUPATEN PELALAWAN, PROVINSI RIAU(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertania, 2020-07-20) Elfiani, Emisari Ritonga; BPTP RIAUABSTRAK Informasi potensi sumberdaya lahan sebagai dasar penilaian kesesuaian lahan sangat diperlukan dalam usaha meningkatkan produksi kakao secara di suatu daerah. Lahan-lahan yang sesuai untuk pengembangan suatu komoditas memungkinkan komoditas yang diusahakan akan berkembang secara optimal dan menguntungkan secara ekonomi serta budidaya komoditas tersebut akan berkelanjutan. Pada tahun anggaran 2016 telah dilakukan penelitian oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Riau dalam kegiatan Analisis Kesesuaian Lahan untuk Pengembangan Komoditas Kakao (Theobroma cacao L.) di Kecamatan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau dengan tujuan mengkarakterisasi dan menganalisis potensi sumberdaya lahan untuk pengembangan komoditas kakao dan menyusun peta kesesuaian lahan komoditas kakao skala 1:50.000. Kesesuaian lahan untuk tanaman kakao di daerah penelitian terdiri atas sesuai marginal (S3), tidak sesuai saat ini (N1) dan tidak sesuai tetap (N2). Lahan yang sesuai dan diarahkan untuk pengembangan komoditas kakao di daerah penelitian mencapai luas 201.377 ha atau sekitar 31,76% dari luas total daerah penelitian yang menyebar sekitar 176.918 ha di Kecamatan Teluk Meranti. Faktor pembatas pengembangan kakao di daerah penelitian adalah adalah media perakaran (r), retensi hara (f), ketersediaan hara (n) dan bahaya banjir (b), toksisitas (x) dan salinitas (c). Kata kunci : Kesesuaian lahan, kakao, Teluk Meranti ABTRACT Information of potential land resources is needed as a basis for land suitability assessment in an effort to increase cocoa production in an area. Land suitable for the development of a commodity allows the commodity being cultivated to develop optimally and be economically profitable and the cultivation of the commodity will be sustainable. Whereas the land that is less suitable and known to be the limiting factor can be carried out improvement efforts in order to rehabilitate the land for the utilization of cultivated commodities. In the 2016 fiscal year research was carried out by the Riau Institute of Agricultural Technology (BPTP) in the Land Suitability Analysis for Commodity Development Cocoa (Theobroma cacao L.) in TelukMeranti District, Pelalawan Regency, Riau Province with the aim of characterizing and analyzing the potential of land resources for the development of cocoa commodities and compiling a suitability map of 1: 50,000 scale cocoa commodity land. Land suitability for cocoa plants in the study area consisted of marginal conformity (S3), not suitable at present (N1) and not fixed accordingly (N2). Appropriate land and directed towards the development of cocoa commodities in the study area reached an area of 201,377 ha or around 31.76% of the total area of the research area which spread around 176,918 ha in TelukMeranti District. The limiting factors for cocoa development in the study area are root media (r), nutrient retention (f), nutrient availability (n) and flood hazard (b), toxicity (x) and salinity (c). Keyword : Land Suitable, cocoa, TelukMeranti
- ItemANALISIS TINGKAT ADOPSI PETERNAK TERHADAP INOVASI AYAM KAMPUNG UNGGUL BALITBANGTAN (KUB) DI KABUPATEN KAMPAR(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertania, 2020-07-20) Reni Astarina; BPTP RIAUABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Adopsi Peternak terhadap Inovasi Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) di Kabupaten Kampar dan tingkat penerapan peternak dalam mengadopsi inovasi Ayam KUB. Penelitian berlangsung selama satu tahun yaitu dari Juli 2019 sampai Juli 2020. Sampel penelitian diambil dengan cara sensus yaitu seluruh peternak yang mengusahakan Ayam KUB yang berjumlah 50 peternak di Kabupaten Kampar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat adopsi peternak Ayam KUB rendah dimana sebagian besar peternak memilih tidak melanjutkan untuk menerapkan atau mengadopsi usaha Ayam KUB dan faktor karakteristik inovasi Ayam KUB memiliki korelasi dan signifikansi yang sangat lemah terhadap tingkat adopsi inovasi Ayam KUB di Kabupaten Kampar. Kata kunci: Adopsi, inovasi, penerapan inovasi, Ayam KUB, Kabupaten Kampar ABSTRACT This study aimed to determine the adoption of breeders to the innovative superior native chicken (KUB) Balitbangtan in Kampar Regency and the level of adoption of breeders in adopting the KUB chicken innovation. The research for one year, from July 2019 to July 2020. The research sample was taken by means of a census, namely all breeders who cultivated KUB chickens, totaling 50 breeders in Kampar Regency, were the samples in this study. The results showed that the adoption rate of KUB Chicken breeders was low. Most of the breeders didn’t chose continue to implement or adopt the KUB Chicken and the KUB Chicken innovation characteristic factors had a very weak correlation and significance relationship to the KUB Chicken innovation adoption rate in Kampar Regency. Keywords: Adoption, innovation, application of innovation, KUB Chicken, Kampar Regency
- ItemCLAY MINERALS AS A FACTOR THAT INFLUENCE PHOSPHORUS RETENTION IN SOILS(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertania, 2007-12-02) Ali Jamil; BPTP RIAUThe surly lands of the tropic, which fall into the company of the order of ultisoi and ocsisol are further overgrown, conceives In large quantities a colloid of unassigned variables, has ph Earth (soil: water 1:1) lower than 5.0 das have a capacity Low kation exchange (CTK) (usually smaller than 10 cmoles (+)kg-l With a very high level of base saturation and aluminum saturation, with high levels of above 80%.Phosphorus is available to low plants, just as calcium, calcium, and magnesium are exchanged. At sour sows, reactions between phosphate and nonbiological components of the soil involve the active surface of fe and al minerals Soil minerals like allofan, ferrihydrite and gutit, hematite and kaolinit Is a very reactive kind. The minerals together with the humus-al complex are probably the most active components reacting with phosphate in the sour soils. The capacity for phosphorous preparation (p) of clay minerals depends on many factors, including the large surface proportion it holds.Actually, caolinit (see 1:1) more p per unit of surface area than the mineral 2:1. Andil soils with high anion retention capacity, associated with high al and fe compounds.Compound po4 retention by soil minerals varies in increase In order, hematite < gutit natural < ferrihydrit < allofan. Julah p Inorganic compounds extracted from fe And al varies by distribution and decline by sequence: allofan > fresh gel > gel pseodobumit fe > gel al al > aged gel gel The p covers 30 to 70 times more than giblies, and the gel fe deposits about 10 times more than the same crystalline mineral shape (hermatite, gutit, and acagenit). Key words: minereal clay, affecting, phosphorus, retention
- ItemEFEKTIVITAS PENGEMBANGAN METODA PENYULUHAN FARMHOUSE VISIT(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertania, 2022-07) Agussalim Simanjuntak dan Ade Yulfida; BPTP RIAUKegiatan kajian/ujicoba pengembangan metoda penyuluhan telah dilakukan pada lokasi unit kandang pembibitan ayam KUB IP2TP Kubang, Provinsi Riau dari bulan Agustus 2020 hingga bulan Desember 2020. Tujuan kajian ini adalah mendapatkan data dan informasi tentang penerapan pengembangan metoda penyuluhan farmhouse visit (kunjungan kandang), serta mendapatkan data dan informasi tentang peningkatan pengetahuan dan keterampilan peternak yang melakukan kunjungan kandang. Metoda yang dilakukan adalah penerapan pengembangan metoda penyuluhan kunjungan kandang, kuesioner sederhana disebar saat responden melakukan kunjungan kandang, materi penyuluhan sesuai kondisi saat terjadi kunjungan kandang. Data karakteristik responden, hasil penerapan metoda kunjungan kandang, materi penyuluhan yang disampaikan serta data lainnya ditabulasi dan kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil kajian ini menunjukkan 92,50% responden berumur produktif, sebanyak 32,50% responden mengeluarkan biaya dan waktu untuk melakukan kunjungan kandang, 10 materi penyuluhan tersampaikan saat kunjungan kandang, sebanyak 50% responden melakukan kunjungan kandang karena membutuhkan bibit ayam KUB ataupun telur tetas. Kesimpulan dari hasil kegiatan kajian ini adalah kunjungan kandang dapat dilakukan sebagai salah metoda penyuluhan dengan persyaratan tersedianya unit usaha yang menerapkan inovasi teknologi, metoda penyuluhan kunjungan kandang mampu membantu peningkatan pengetahuan peternak disamping dapat memenuhi kebutuhan sarana produksi bagi peternak, metoda penyuluhan kunjungan kandang sangat dibutuhkan sebagai salah satu informasi penyeimbang bagi peternak yang mendapatkan informasi inovasi teknologi dari media sosial yang ada. Kata kunci: farmhouse visit, metoda penyuluhan, ayam KUB
- ItemEFISIENSI PENGGUNAAN FOSFOR OLEH BERBAGAI VARIETAS KEDELAI (Glycine Max L. Meril)(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertania, 2007-12-02) Octavianus, Augustus; BPTP RIAUThe Effisiency of Phosporus Fertilizer Applied to Several Soybean (Glycine max L Merril) Varieties. Oktavianus Augustus dan Rachmi wati Yusuf. Most of soils in Riau Province have the problem on phosphorus availability. The purpose of the experiment was to find the efficiency of P fertilizer applied to several soybean varieties. The experiment was conducted with factorial arrangement between 5 soybean varieties (Kipas Putih, Malabar, Wilis, Argomulyo, dan Bromo) and 4 levels of P fertilizer (0, 20, 40, and 60 kg P205/ha). The experimental design was Randomized Complete Block Design with 3 replications. Results of the experiment showed that the highest grain yield (440,65 kg/petak) was obtained from soybean variety of Kipas Putih with the P fertilizer application of 40 kg P205/ha. The lowest grain yield was obtained from variety of Wilis at P fertilizer of 40 kg P205/ha (159,40 g/plot) and variety of Bromo without P fertilizer (148,41 kg/plot).
- ItemHUBUNGAN MUSIM TERHADAP HASIL DAN KOMPONEN HASIL PADI SAWAH DI BAYAS JAYA, RIAU(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertania, 2007-12-02) Yunizar; BPTP RIAURelation between Season and Yield, Yield Components of Lowland Rice in Bayas Jaya Riau. Yunizar. The climate is the source which is difficult to controlled. In order to get a good production, the agriculture action with climate condition has to be adapted. The purpose of the study was to find the correlation between the climate and the yield differences between wet and dry seasons at Bayas Jaya Riau. Several rice field experiments showed that the rice yields planted at dry season were higher than rice yields planted at rainy season. However, in Bayas Jaya, the rice yield planted at dry season was lower than the rice yield planted in rainy season. The most affecting factor on rice yield in Bayas Jaya was the number of grains/m2. Furthermore, number of grain/m2 mainly was affected by air temperature, intensity of solar radiation and rainfall. The most affecting factor on number of grains/m2 was the average temperature at 45 days before harvesting (mainly 15 days before harvesting). The average of air temperature in this period was 280C. Intensity of solar radiation mainly on generative phase (36-60 days) affected the number of grains/m2. The intensity of the solar radiationin the dry season was 550 cal/cm2/day. However, the optimum solar radiation for lowland rice is 400 cal/cm2/day. Key words : dry season, rainy season, grain yield, yield component, lowland rice
- ItemIDENTIFIKASI PERANAN WANITA DALAM USAHATANI DI KABUPATEN KAMPAR(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertania, 2007-12-02) Oni Ekalinda; BPTP RIAUIdentification of Woman Role in Rural Farming System of Kampar Regency. Oni Ekalinda. The aim of the study was to find 1) information on woman contribution in her domesticity, 2) information on the role of woman in making decision and her involvement in activities of farming system and 3) information the income from farming system. Thirty respondents were selected by purposive sampling random at Districts of Tambang and Air Tiris. Results of the study showed : 1) most of the works in the paddy fields were done by the wives, 2) the wives and the husbands were equal in making decision of household activities, 3) the wives were dominant in making decision of farming system activities, 4) the net income from the wives were higher than from the husbands. Around 53% of family income came from the wives in Tambang District and 52% in Air Tris. Key words: farming system, woman, income
- ItemKAJIAN BUDIDAYA SAYURAN KANGKUNG DENGAN TEKNOLOGI NET SEBAGAI NAUNGAN DI KABUPATEN KAMPAR, PROPINSI RIAU(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertania, 2007-12-02) Dahono; BPTP RIAUAssessment of Introduction Technology of Kangkung Caltivation in Kampar Regency, Riau Province. Dahono. Kampar Regency is one of the central production of vegetables such as spinach, kangkung, egg plant, cucumber, squash, hot pepper, string beans, chinese cabbage, and bitter melon. The cultivation of those vegetables usually use very high dosage of fertilizers and pesticides. The assessment using low dosages of fertilizers (introduction I, Il and farmer?s technology) was conducted with 3 replications. Results of the assessment showed that introduction I technology using net as a shading did not increase plant height and leaf production. The net income from this technology was only Rp.330,864,. The highest production was obtained from the introduction II technology with the net income of Rp. 910,800,- and R/C ratio of 1.74. Key words : kangkung, introduction technology, leaf production, net income.
- ItemKERAGAAN VARIETAS UNGGUL PADI SAWAH PASANG SURUT DI PROVINSI RIAU(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertania, 2020-07-20) Marsid Jahari, Usman, Emi Sari Ritonga dan Parlin H. Sinaga; BPTP RIAUABSTRAK Penelitian terhadap keragaan varietas unggul baru padi sawah pasang surut di Provinsi Riau dilaksanakan di Kabupaten Siak pada bulan September hingga Desember 2017. Penelitian disusun menurut Rancangan Acak Kelompok dengan 20 perlakuan varietas dan 4 ulangan. Benih padi umur 18 hari setelah semai ditanam dengan jarak tanam 20x20 cm. Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah gabah per malai, jumlah gabah bernas per malai dan produktivitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 6 varietas yang hasilnya tidak berbeda nyata dengan varietas pembanding (Logawa dan Batang Piaman) sehingga dapat menambah keragaman varietas untuk dibudidayakan di lahan suboptimal, yaitu: Inpari 31 (6,03 ton/ha), Inpari 32 (5,96 ton/ha), Inpari 12 (5,84 ton/ha), Inpari 30 (5,65 ton/ha), Inpari 33 (5,38 t/ha) dan Inpara 6 (5,12 t/ha) GKG. Keenam varietas tersebut dapat dikembangkan oleh masyarakat sebagai varietas alternatif untuk merotasi tanaman setiap musim tanam dalam memutus siklus perkembangan hama-penyakit pada varietas tertentu. Kata Kunci: Keragaan, varietas unggul, padi, sawah pasang surut ABSTRACT Research on the performance of new high yielding tidal paddy fields in Riau Province was carried out in Siak Regency from September to December 2017. The study was arranged according to a Randomized Block Design, used 20 varieties and 4 replications. Rice seedlings aged 18 days after the seedlings were planted with a spacing of 20x20 cm. The observed variables were plant height, number of productive tillers, panicle length, number of grains per panicle, number of pithed grains per panicle and productivity. The results showed 6 varieties were not significantly different from the comparative varieties (Logawa and Batang Piaman), so increase the diversity of varieties to be cultivated in suboptimal land, namely: Inpari 31 (6.03 tons/ha), Inpari 32 (5,96 tons/ha ), Inpari 12 (5,84 tons/ha), Inpari 30 (5,65 tons/ha), Inpari 33 (5,38 t/ha) and Inpara 6 (5,12 t/ha) dry grain. The six varieties can be developed by the community as alternative varieties to rotate plants every planting season to break the cycle of pest-disease development. Keywords: performance, superior varieties, rice, tidal paddy fields
- ItemPEMANFAATAN LIMBAH PETERNAKAN SAPI SEBAGAI PUPUK ORGANIK UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertania, 2022-07) Hery Widyanto, Nurhayati dan Dwi Sisriyenni; BPTP RIAUPeningkatan luas pertanaman kelapa sawit di Provisi Riau tidak diikuti dengan peningkatan produktivitas tanaman, terutama pada perkebunan milik rakyat. Hal tersebut dikarenakan belum optimalnya pemanfaatan inovasi teknologi pertanian untuk meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit, salah satunya adalah penggunaan pupuk organik dari kotoran sapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberian pupuk organik kompos dari kotoran sapi dan pupuk cair urine sapi terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman kelapa sawit. Perlakuan yang diujicobakan dalam kegiatan ini adalah komposisi dosis pupuk organik kompos, pupuk organik cair (biourine), kombinasi keduanya dan tanpa pupuk organik sebagai kontrol. Hasil pengamatan menunjukkan tidak ada perbedaan nyata antar perlakuan pada pengamatan jumlah tanaman dan tandan buah segar (TBS) dipanen, sedangkan pada pengamatan produktivitas menunjukkan perbedaan nyata dimana perlakuan kombinasi pupuk kompos dan biourine merupakan perlakuan dengan hasil tertinggi. Hal ini menandakan kombinasi unsur P2O5 yang terdapat didalam pupuk kompos dan biourine berperan dalam meningkatkan bobot tandan buah segar kelapa sawit, sedangkan unsur-unsur lainnya membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mempengaruhi jumlah tanaman dan TBS yang dipanen. Pada pengamatan berat pelepah, peningkatan berat pelepah tanaman kelapa sawit di semua perlakuan menunjukkan potensi yang besar sebagai bahan makanan ternak sapi. Kata kunci: kelapa sawit, pupuk organik, biourine
- ItemPENGARUH JARAK TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK KASCING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI GOGO (Oryza Sativa . L)(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertania, 2020-07-20) Emisari Ritonga, Meri Selviah; BPTP RIAUABSTRAK Penelitian pengaruh jarak tanam dan pemberian pupuk kascing terhadap pertumbuhan dan produksi padi gogo (oryza sativa L) dilaksanakan di Sei Rumbio Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh jarak tanam dan pemberian pupuk kascing secara interaksi. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok factorial terdiri dari 2 faktor . Faktor Pertama J (jarak tanam) terdiri dari 3 taraf perlakuan yaitu: J1 (15 cm x 15 cm), J2 (20 cm x 20 cm) dan J3 (25 cm x 25 cm). Faktor kedua K (pupuk kascing ) yang terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu K1 ( 250 gr/tanaman), K2 (500 gr/tanaman), K3 (750 gr/tanaman), dengan demikian terdapat 12 kombinasi perlakuan terdiri dari 3 ulangan sehingga terdapat 36 plot. Parameter yang diamati tinggi tanaman (cm), jumlah anakan (batang), jumlah anakan produktif (batang), umur berbunga (hari) umur panen (hari), berat gabah/rumpun (gram). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam dan pemberian pupuk kascing secara interaksi berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan, jumlah anakan produktif dan berat gabah per rumpun. Perlakuan terbaik pada J1K2 ( jarak tanam yang ke 2 = 15 cm x15 cm, dengan dosis pupuk kascing 500 gr/tanaman). Sedangkan perlakuan jarak tanam secara tunggal berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah anakan produktif, umur panen dan berat gabah per rumpun, perlakuan pemberian pupuk kascing yang terbaik adalah K2 (500 gr/tanaman). Kata kunci: Padi Gogo, Pupuk Kascing, Jarak Tanam ABSTRACT The research of the effect of planting space and worm feses on growth and productivity of upland rice (oryza sativa L) were conducted in Sei Rumbio, Kuantan Tengah district, Kuantan Sengingi Regency.The objective this research were to know the effect of planting space and worm feses and that interaction on growth and productivity of upland rice (oryza sativa L). The research consisted of 3 levels are : J1 (15 cm x 15 cm), J2 (20 cm x 20 cm) dan J3 (25 cm x 25 cm). second factor were K (worm feses ) that consisted 4 level that are K1 ( 250 grs/plant), K2 (500 grs/plant), K3 (750 grs/plant). So that have 12 treatments combinationand 3 replications, total are 36 plots. Parameters in this research were plant height (cm), tiller numbers, productive tiller numbers, flowering age (days), harvest age (days), weight grains /clump (grams).The result showed that planting space, feses of worm and that interaction weresignificant effect on tiller numbers, numbers of productive tiller and weight of grains per clump. The best treatment combination were J1K2 ( planting space = 15 cm x15 cm and worm feses 500 grs/plant). However planting space have significant effect on plant height, tiller numbers, productive tiller numbers, harvest age and weight of grains/clump. In single treatment, the best dosage of worm feses were K2 (500 grs/plant). Keywords: Gogo rice, vermicompost fertilizer, Planting distance
- ItemPENGARUH LIMBAH ABU TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT TERHADAP HASIL BEBERAPA VARIETAS KEDELAI UNGGUL BARU DI LAHAN PODSOLIK MERAH KUNING(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertania, 2007-12-02) Ida Nur Istina, Umar dan Dorlan S; BPTP RIAUThe Effects of Palm Oil Ash on the Production of High Yielding Soybean Varieties at Red Yellow Podzolic Soil. Ida Nur Astina, Umar and Dorlan S. An experiment was conducted at Rarnbah Baru Village. design was Split Plot design with 3 replications. As a maimplot was K fertilizer sources (125 kg/ha KCl and 250 kg/ha palm oil ash) and as subplot was soybean varieties (Burangrang, Argomulyo and Bromo).Rambah Samo Subdistrict, Rokan Hulu Regency. The experimental Results of the experiment showed that there was interaction between K fertilizer source and soybean variety on all parameters. The highest yield (1307.2 kg/ha) was obtained from the treatment of palm oil ash as a K fertilizer source with Burangrang variety. Keyword: palm oil ash, soy beans, red yellow podzolic soil
- ItemPENGARUH PEMBERIAN DOLOMIT DAN SP-36 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertania, 2007-12-02) Nurhayati, Suwandi, Issukindarsyah dan Sri Romaito Dalimunte; BPTP RIAUThe Effect of Dolomite and SP-36 Application on Growth and Yield of Peanuts. Nurhayati, Suwardih, Issukindarsyah and Si Romaito Dalimuste. The field experiment was conducted at AIAT farm of Bangka Belitung islands on February to June 2006. The peanut variety used was Gajah variety. The experiment was conducted in factorial arrangement between 4 rates of dolomite (0, 1000, 1500, and 2000 kg of dolomite/ha) and 6 rates of SP-36 (0, 100, 125, 150, 175, and 200 kg SP-36/ha). The experimental design was Randomized Complete Block Design with 3 replications. The result of the experiment showed that the application of 1500 kg dolomite/ha and 125 kg SP-36/ha gave the highest plant height and weight of 100 grains. Application of 1500 kg dolomite/ha and 150 kg SP-36/ha gave the highest pod weight of peanut. Key words : dolomite, SP-36, growth, peanut
- ItemPENGEMBANGAN HIJAUAN PAKAN TERNAK BERKUALITAS MENDUKUNG PROGRAM UPSUS SIWAB DI PROVINSI RIAU(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertania, 2022-07) Eka Novriandeni, Fadhlan Zuhdi; BPTP RIAUHijauan Pakan Ternak (HPT) merupakan unsur penting yang dibutuhkan ternak untuk berkembangbiak dan bertumbuh. Pakan ternak yang berkualitas tentu memiliki nilai lebih dalam upaya peningkatan populasi ternak terutama ternak sapi. BPTP Balitbangtan Riau dan Dinas Peternakan Kesehatan Hewan Provinsi Riau dalam hal ini telah mendistribusikan beberapa jenis HPT berupa rumput odot, rumput gajah, rumput raja dan indigofera dibeberapa kabupaten di Provinsi Riau. Pengembangan HPT berkualitas ini sejalan dengan program pemerintah untuk melakukan percepatan peningkatan populasi ternak di Indonesia melalui program SIWAB (sapi indukan wajib bunting) yang telah dimulai sejak tahun 2017. Kata kunci: HPT, sapi, SIWAB
- ItemPENGEMBANGAN INOVASI TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA KELAPA DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertania, 2020-07-20) Ahmad Nirwan, Empersi, Suhendri Saputra dan Anis Fahri; BPTP RIAUABSTRAK Riau merupakan provinsi yang mempunyai luas kebun kelapa terluas di Indonesia. Luas tanam kelapa tahun 2015 seluas 515.168 ha dengan produksi 421.465 ton. Kabupaten Indragiri Hilir merupakan salah satu sentra penghasil komoditas perkebunan di Provinsi Riau yakni kelapa. Produktivitas tanaman kelapa baru mencapai 2.700-4.500 butir/ha yang setara dengan 0,8-1,2 ton kopra/ha. Produktivitas ini masih dapat ditingkatkan menjadi 6.750 butir atau setara 1,5 ton kopra. Kumbang kelapa (Oryctes rhinoceros) merupakan salah satu hama utama tanaman kelapa. Serangan hama ini dilaporkan sudah terjadi secara massif di beberapa lokasi. Luas kebun kelapa yang terserang diperkirakan mencapai 1.975,5 hektar. Berdasarkan klasifikasinya, kebun kelapa yang terserang termasuk kategori ringan mencapai 1.192,5 hektar dan berat mencapai 783 hektar. Serangan hama ini sangat merugikan secara ekonomis karena dapat menyebabkan tanaman kelapa mati, baik tanaman kelapa yang masih muda maupun yang sudah tua. Implementasi pendampingan pengendalian hama kumbang menggunakan ferotrap dan pengelolaan tanaman kelapa melalui pemupukan spesifik lokasi. Penggunaan ferotrap diketahui dapat menekan perkembangan hama kumbang dari rata – rata 16 ekor per minggu turun menjadi rata-rata 7 ekor per minggu. Disamping itu terjadi peningkatan produksi kelapa dari rata-rata 5.000-7.000 butir/ha/tahun, meningkat menjadi 9000-12000 butir /ha/tahun. Kata Kunci: Inovasi Teknologi, hama kelapa, produktivitas ABSTRACT Riau Province is the largest coconut plantation area in Indonesia. The planted area of coconut in 2015 was 515,168 ha with a production of 421,465 tons. Indragiri Hilir Regency is one of the centers of coconut producing in Riau Province. The productivity of coconut plants has only reached 2,700- 4,500 nuts, which is equivalent to 0.8-1.2 tons of copra / ha. This productivity can be increased to 6,750 nuts or the equivalent of 1.5 tons of copra. Coconut beetle (Oryctes rhinoceros) is one of the main pests of coconut plants. This pest attack has reportedly occurred massively in several locations. The affected area is estimated approximately 1,975.5 hectares. Based on the classification, the affected coconut plantations are in the light category reaching 1,192.5 hectares and weight reaching 783 hectares. This pest attack is very detrimental economically because it can cause coconut plants to die, both young and old coconut plants. Implementation of assistance in controlling beetle pests using ferrotrap and coconut plant management through site-specific fertilization. Ferrotrap application aimed to reduce the development of beetle pests from an average of 16 animals per week down to an average of 7 animals per week. In addition, there was an increase in coconut production from an average of 5,000-7,000 nuts/ha/year, increasing to 9,000-12,000 inuts/ha/year. Keywords: Technological innovation, coconut pests, productivity
- ItemPENGUJIAN KEMURNIAN BENIH PADI DAN BAYAM SERTA KADAR AIRNYA(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertania, 2022-07) Elfiani; BPTP RIAUPengujian kemurnian benih pada prinsipnya adalah memisahkan benih ke dalam tiga komponen yaitu benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung persentase dari ketiga komponen benih tersebut. Pengujian dilaksanakan di Laboratorium pengujian benih BPSB Dinas Pertanian Tanaman Pangan pada bulan Februari 2017. Hasil pengujian menunjukkan bahwa benih yang diuji rata-rata kemurnian benihnya sebesar 96,93%, berarti benih padi belum memenuhi syarat kelulusan untuk mendapatkan sertifikat walau kelas paling rendah yaitu benih sebar (BR) karena mengandung persentase campuran tanaman lain yang cukup tinggi yaitu sebesar 2,66%. Demikian juga untuk kacang belum memenuhi syarat kelulusan untuk mendapatkan sertifikat karena masih mengandung komponen benih tanaman lain yang cukup tinggi yaitu rata-rata 1,64%. Benih padi yang diuji pada praktikum ini dengan rata-rata kadar air 12,39% dan 6,79% untuk kacang tanah telah memenuhi syarat kelulusan sertifikasi benih untuk kriteria kadar air. Kesimpulannya sebagai berikut : (1) Kemurnian benih dan kadar air benih merupakan dua indikator penting dalam menentukan kualitas suatu lot benih dan menjadi standar kelulusan dalam sertifikasi benih. (2) Hasil pengujian kemurnian benih padi dan benih kacang tanah menunjukkan bahwa lot benih masih mengandung campuran benih tanaman lain dengan persentase yang cukup tinggi, sehingga lot benih yang diuji tidak memenuhi persyaratan kelulusan sertifikasi benih. (3) Terdapat perbedaan kadar air benih padi yang diukur dengan metode langsung dan tidak langsung, dengan selisih 1,03%. (4) Benih padi dan benih kacang tanah yang diuji kadar airnya memenuhi syarat kelulusan sertifikasi benih sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Ditjen Tanaman Pangan. Kata Kunci: Kadar Air, Kemurnian Benih, Benih Padi dan Kacang Tanah
- ItemPENINGKATAN PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH PASANG SURUT MELALUI TEKNOLOGI JARWO SUPER-ITIK MENDUKUNG PERTANIAN PRESISI DAN BERKELANJUTAN DI PROVINSI RIAU(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertania, 2021-07) Rizqi Sari Anggraini, Rathi Frima Zona, Oni Ekalinda, Yayu Zurriyati, Ahmad Nirwan, Maripul dan Nasri Joni; BPTP RIAUPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pendapatan petani dengan adanya sistem padi-itik. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah pasang surut, seluas 10 ha di Desa Kempas Kecamatan Kempas Jaya Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau dari bulan Januari-Desember 2018. Metode yang digunakan adalah demonstrasi plot dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian teknologi petani memberikan produksi padi 5.2 T.Ha-1, teknologi jarwo super minus itik memberikan produksi padi 6.20 T.Ha-1 dan teknologi Jarwo Itik memberikan produksi padi 6.5 T.Ha-1. Disamping tambahan produksi padi petani juga memperoleh tambahan pendapatan melalui penjualan telur itik. Dengan populasi 136 ekor itik, saat puncak produksi petani bisa memanen 90 butir telur itik per hari. Keuntungan lain yang diperoleh petani adalah dengan adanya itik ternyata menurunkan biaya perawatan padi karena menurunnya populasi gulma dan hama seperti keong mas dan serangga. Kata Kunci: peningkatan pendapatan petani, integrasi, padi-itik, sawah pasang surut
- ItemPERANAN EKSTRASELULER POLISAKARIDA PADA BAKTERI ( Ralstonia solanacearum ) PENYEBAB PENYAKIT LAYU(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertania, 2007-12-02) Rustam; BPTP RIAUThe Role of Eamacelular Poschanide of Ramie arm for Caoing Witk Diese Rotm Ralonia selanaceanm is main hacteria caused of wit dicase on many plants Bacters infeet the plant through wound on moot ties then pemetrte o vawele ise.invasion, maltiplication and atak cell wall with releasing large extracelhular polysaccharide (EPS) moleoles The EPS compound is acidic polysacharide, nch nitogen compounds and particularty impor tam in vinulence. The prodaction of EPS is genetie and infuenced by esvironment factons. The EPS is nod esential for moot invaion. t i important for rapid wilting and killing of the host plant and emhances rapid sy stemic colonization on plant tisses. The EPS produced in xyiem vessel can occdude vessels, prevent water fow and finally wilt the plamt Key words extracelhular plysacharide, penyakit layu, Kaisonia solanaccarum
- ItemPERBANYAKAN MASSAL Trichoderma sp. PADA MEDIA POTATO DEXTROSE AGAR (PDA), BERAS DAN JAGUNG(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertania, 2022-07) Yogo Sumitro, Syuryati, Saipul Hamdan, Elda Eka Putri; BPTP RIAUTrichorderma sp. adalah salah satu jamur yang banyak dikembangkan sebagai agen hayati untuk mengendalikan patogen pada tanaman. Perbanyakan massal dapat dilakukan dengan menggunakan media buatan yang berisi nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan Trichoderma sp.. Tujuan dari kegiatan ini dilakukan adalah untuk mengetahui perkembangan Trichoderma sp. pada saat peremajaan dan perbanyakan di media Potato Dextrose Agar (PDA), beras dan jagung. Kegiatan peremajaan Trichoderma sp. pada media PDA dengan cara menginokulasikan F1 Trichoderma sp. ke dalam media PDA. Selanjutnya perbanyakan masssal Trichoderma sp. menggunakan hasil peremajaan tersebut ke media biakan yaitu beras dan jagung. Perkembangan Trichoderma sp. pada media PDA hampir sama dengan perkembangan pada media beras dan jagung, pada awal perkembangan terlihat koloni berwarna putih berbentuk bulat, selanjutnya koloni Trichoderma sp. akan mengalami perubahan warna menjadi kehijauan dan semakin menyebar memenuhi seluruh media dan berwarna hijau tua. Waktu yang dibutuhkan untuk berkembang pada media PDA selama 7 hari, sedangkan pada media beras dan jagung selama 14 hari. Aplikasi penggunaan Trichoderma di lapangan dapat dilakukan dengan cara mencampur dengan pupuk organik, pada lubang tanam saat penanaman dan pengenceran. Waktu dan teknik aplikasi yang tepat harus diperhatikan untuk mendapatkan hasil penggunaan Trichoderma sp. yang efektif dan efisien. Kata Kunci: Trichoderma sp., pengendalian hayati, perbanyakan massal