Infografis Pertanian
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Infografis Pertanian by Author "Destina, Yoan"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemBalittra Siapkan Soil Digital Mapping(Balittra, 2019) Destina, Yoan; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaPembaruan data luasan lahan rawa menjadi kebutuhan mendesak saat ini. Diperkirakan luasannya menyusut seiring konversi ke lahan nonpangan (sawit dan karet) dan ke lahan untuk pemukiman dan perkotaan. Data lama menunjukkan luas rawa di Indonesia mencapai 33,4-juta ha. Diduga jumlahnya menyusut jauh karena kecepatan konversi lahan begitu cepat, sementara survey luasan tidak dilakukan setiap tahun,? kata Dr. Dedi Nursyamsi, M.Agr, kepala Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra), Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Itulah sebabnya metode pemetaan yang cepat dan akurat menjadi kebutuhan mendesak untuk menjawab hal tersebut. ?Kini berkembang metode baru yaitu Digital Soil Mapping, kata Dr. Yiyi Sulaeman, SP, MSc, peneliti dari Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP), Bogor, Jawa Barat. Secara sederhana digital soil mapping atau pemetaan tanah digital (PTD) adalah pembuatan sistem informasi tanah dengan menggabungkan metode pengamatan lapangan dan laboratorium yang diolah secara spatial dan non spatial.
- ItemNanas Rawa untuk Industri(Balittra, 2019) Destina, Yoan; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaNanas tamban juga tergolong varietas istimewa. Ia gampang dikupas karena mata buah dangkal. Beda dengan nanas lokal lainnya yang bermata dalam. Begitu dicicip rasa manis yang menurut alat ukur berkadar 13,40 brix tercecap lengket di lidah karena rasa asam hanya sedikit terasa.
- ItemTiga Pilar Kelola Rawa(Balittra, 2019) Destina, Yoan; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaMenurut Dedi, ada 3 pilar pengelolaan lahan rawa yang diterapkan Balittra di lahan percontohan milik Pemda Tanjung Jabung Barat itu. Pilar pertama, pengelolaan air. Pilar kedua, penataan lahan; dan pilar ketiga, pemilihan komoditas adaftif dan kompetitif. ?Bila tiga pilar itu diterapkan, lahan rawa yang memiliki beragam problem dapat disulap menjadi lahan pertanian subur yang tak kalah dengan lahan kering, kata Dedi. Pada pilar pertama-berupa pengelolaan air-Balittra menerapkan sistem tata air satu arah. Pada sistem ini air dari sungai masuk melalui pintu air untuk mengairi lahan lalu mengalir mengitari lahan lalu keluar dari pintu berbeda. Sederhananya ada pintu masuk dan pintu keluar. Dengan sistem ini racun-racun berbahaya yang biasa ditemui di rawa seperti-besi, sulfat, alumunium, dan garam lainnya-tercuci ke luar lahan. Sistem tata air satu arah itu dilengkapi dengan pintu otomatis pada saluran irigasi dan pintu tabat pada saluran drainase