Infografis Pertanian
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Infografis Pertanian by Author "Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa"
Now showing 1 - 20 of 177
Results Per Page
Sort Options
- Item5 Produk Unggulan Balittra(Balittra, 2021) Balittra; Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa
- ItemAmblas(Balittra, 2019) Cahyana, Destika; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaDi lahan gambut yang telah terbuka seringkali terlihat pemandangan unik: akar tanaman terlihat menonjol di atas permukaan lahan. Lazimnya akar tanaman terbenam di bawah permukaan tanah. Sebetulnya akar tersebut semula tertutup oleh tanah, tetapi muncul ke permukaan karena tanah gambut amblas. Itu tanda lahan gambut telah rusak alias terdegradasi.
- Item
- ItemAtabela(Balittra, 2019) Cahyana, Destika; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaIstilah atabela berasal dari tabela yang merupakan akronim dari tanam benih langsung. Pada praktek pertanian tabela, benih padi langsung ditanam di lahan tanpa disemai di persemaian. Biasanya tabela dilakukan di lahan yang sangat luas tetapi tenaga kerja kurang. Misalnya di Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera. Semula tabela hanya berlangsung manual dengan menebar (baca: lempar secara menyebar, red) langsung di lahan tanpa memperdulikan jarak tanam. Dengan cara ini penanaman pembayaran upah tanam yang berbiaya tinggi dapat ditekan.
- ItemAtasi Masalah Pertanian di Rokan Hilir, Balittra Tawarkan Teknologi Aplikatif Untuk Lahan Rawa(Balittra, 2021) Susanti, Maulia Aries; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaLebih lanjut Pak Jevky menyampaikan harapan agar Balittra dapat melakukan knjungan ke lahan rawa yang ada dan memberikan rekomendasi serta pada tahun 2022 dapat melaksanakan kegiatan lahan rawa di Provinsi Lampung. Diharapkan pula, tips dan trik penyusunan yang akan diberikan dapat memberikan gambaran dan memacu semangat BPTP Lampung untuk menyusun KTI serta sebagai ajang diskusi bersama. Selain dihadiri oleh KaBPTP dan KTU BPTP Lampung, kegiatanjuga dihadiri oleh para Peneliti, Penyuluh, dan Teknisi Litkayasa
- ItemBalittra Latih Tanam Melon di Lahan Rawa(Balittra, 2019) Balittra; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaMenurut Usmani, melon sebagai buah yang memiliki nilai ekonomi tinggi sudah didengar para petani di lahanrawa sejak 5—6 tahun silam. Itu dibuktikan dengan larisnya melon asalPulau Jawa di pedagang dan toko buahdi Kalimantan Selatan. “Hanya kami takbisa ikut menanam melon karena informasi teknik budidaya masih minim,” kata Usmani. Pelatihan melon yang digelar Balittra bagai menjawab dahaga mereka. Selama ini budidaya melon memang banyak dilakukan petani bermodal besar. Maklum, dibanding tanaman lain benih Cucumis melo tergolong tinggi. Di tingkat eceran 1 butir benih harganya dapat mencapai Rp1.500—Rp2.000 tergantung varietas. Melon juga berkarakter manja sehingga butuh perawatan ekstra. “Penanganan harus per tanaman setiap hari,” kata Sardjijo BSc, pembicara dari Balittra. Contohnya pemangkasan sulur tidak produktif, pemilihan bunga yang bisa dibuahkan, dan seleksi buah
- ItemBalittra Mendampingi Pemerintah Daerah Lakukan Gerakan Pengendalian OPT di Tanah Laut(Balittra, 2021) Karolinoerita, Vicca; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaDalam rangka memulai musim tanam padi tahun 2021/2022 di Kabupaten Tanah Laut, Bupati Tanah Laut bersama-sama masyarakat, kelompok tani dan pemerintah terkait, diantaranya Balittra melaksanakan Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) terutama hama tikus. Gerakan ini dilakukan supaya proses tanam akan aman dari serangan tikus. Sebagai gambaran, satu tikus betina mampu menghasilkan populasi tikus sebanyak 520-550 ekor dalam satu kali musim, dan satu tikus betina dapat bereproduksi 5-7 kali dalam 1 musim tanam. Adanya pengendalian tikus pada saat sebelum tanam ini diharapkan dapat menurunkan populasi tikus. Pada kesempatan yang sama, pemerintah provinsi memberikan bantuan berupa benih dan alat tanam yang diberikan secara langsung berupa pinjaman melalui kelompok tani.
- ItemBalittra Menjadi Narasumber pada Bimtek “Percepatan Tanam dan Peningkatan Produktivitas Tanaman Pangan di Kalimantan Selatan(Balittra, 2022) Moch. Arif Afianto; Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa(Rabu 12 Januari 2022) Kepala Balittra Agus Hasbianto, Ph.D menjadi narasumber pada kegiatan Bimtek Daring #Epsiode 280 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, dengan tema “Percepatan Tanam dan Peningkatan Produktivitas Tanaman Pangan di Kalimantan Selatan”. Hadir pula sebagai narasumber pada kegiatan Bimtek yaitu Kadis TPH Provinsi Kalsel, Kepala BPTP Balitbangtan Kalsel, Kadis TPH Kab. Barito Kuala dan Kadis TPH-Bun Kab.Tanah Laut.
- ItemBalittra Perkenalkan Inovasi Teknologi di Batagauh, Peserta Sangat Antusias(Balittra, 2021) Susanti, Maulia Aries; Alfianto, Moch. Arif; Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa(Selasa, 12/10/2021) Tim Balittra melakukan sosialisasi inovasi teknologi di kecamatan Bataguh. Bertempat di BPP Bataguh, acara dihadiri oleh PPL, koordinator BPP, Mantri Tani, dan pengamat hama. Acara dipandu dan dibuka oleh Vicca, tim Balittra. Koordinator BPP Kecamatan Bataguh menyampaikan terima kasih atas kedatangan tim dari Balittra yang mengadakan sosialisasi inovasi teknologi Balitbangtan Lahan Rawa di Bataguh. Dalam sambutannya beliau juga berharap kegiatan yang diadakan oleh Balittra ini bermanfaat bagi penyuluh dan petugas lapang lainnya yang secara langsung berinteraksi dengan petani. Sosialisasi oleh Balittra selaras dengan kegiatan BPP. “Kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan di BPP Bataguh adalah Penyempurnaan Data (SIMLUHTAN), menyusunan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompoktani (RDKK) serta program regular lainnya tetap dilaksanakan”, imbuh beliau.
- ItemBalittra Siapkan Soil Digital Mapping(Balittra, 2019) Destina, Yoan; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaPembaruan data luasan lahan rawa menjadi kebutuhan mendesak saat ini. Diperkirakan luasannya menyusut seiring konversi ke lahan nonpangan (sawit dan karet) dan ke lahan untuk pemukiman dan perkotaan. Data lama menunjukkan luas rawa di Indonesia mencapai 33,4-juta ha. Diduga jumlahnya menyusut jauh karena kecepatan konversi lahan begitu cepat, sementara survey luasan tidak dilakukan setiap tahun,? kata Dr. Dedi Nursyamsi, M.Agr, kepala Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra), Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Itulah sebabnya metode pemetaan yang cepat dan akurat menjadi kebutuhan mendesak untuk menjawab hal tersebut. ?Kini berkembang metode baru yaitu Digital Soil Mapping, kata Dr. Yiyi Sulaeman, SP, MSc, peneliti dari Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP), Bogor, Jawa Barat. Secara sederhana digital soil mapping atau pemetaan tanah digital (PTD) adalah pembuatan sistem informasi tanah dengan menggabungkan metode pengamatan lapangan dan laboratorium yang diolah secara spatial dan non spatial.
- ItemBeje(Balittra, 2019) Cahyana, Destika; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaIstilah ‘beje’ bagi Suku Banjar bukan sebutan pakaian bekas yang dijual kembali di pasar loak. Beje ialah galian (tabukan, red) yang berada di tengah lahan rawa. Istilah sederhananya kolam buatan di tengah lahan rawa. Ukurannya beragam, mulai 25—250 m2. Bentuknya ada yang segi empat sama sisi, tapi ada juga yang persegi panjang.
- ItemBelibis Itik Rawa(Balittra, 2019) Cahyana, Destika; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaBila sempat mampir ke Kalimantan Selatan datanglah ke Amuntai, Hulu Sungai Utara. Di sana sebuah menu unggas bakar termahal banyak dijajakan di warung sederhana di tepi jalan. Seporsi unggas bakar bandrolnya Rp80.000?Rp150.000. Ia menjadi santapan kalangan menengah ke atas para pelancong dan kalangan menengah ke atas setempat. Itulah menu belibis bakar khas Tanah Banua. Belibis selama ini lebih dikenal sebagai si burung air. Bahkan guyonan orang menyebut belibis sebagai burung termahal karena mampu ?membeli bis?. Dibalik itu hanya segelintir kalangan yang tahu bahwa ia keluarga dekat itik atau angsa. Sosoknya mirip silangan itik, angsa, dan burung. Ia dapat berenang, menyelam, dan terbang serta bersiul seperti burung.
- ItemBenci Air(Balittra, 2019) Cahyana, Destika; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaMeskipun gambut dijuluki tanah yang suka air alias hirofilik, ia juga dapat membenci air. Saat membenci air sifatnya disebut hidrofobik. Hidro, air; dan fobik, benci. Gambut bersifat hidrofobik saat mengalami kekeringan. Ketika gambut dibasahi kembali dirinya tak mampu lagi menyerap air. Dengan kata lain kemampuannya menyerap air hingga 13 kali lipat bobot keringnya hilang dan tak bisa pulih kembali secara alami.
- ItemBintang Bilah(Balittra, 2019) Cahyana, Destika; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaRasi bintang lain yang juga menjadi pertanda petani di rawa lebak adalah bintang baur bilah. Lazimnya baur bilah terlihat 20 hari setelah munculnya bintang karantika. Baur bilah juga muncul di ufuk barat, tetapi bentuknya beda dengan karantika. Baur bilah berupa 3 bintang terang membentuk garis lurus.
- ItemBintang Karantika(Balittra, 2019) Cahyana, Destika; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaMusim kemarau bagi masyarakat petani yang tinggal di kawasan rawa lebak di Kalimantan Selatan menjadi masa paling baik untuk bercocok tanam. Di musim itu mereka menanam padi dan palawija karena kawasan yang semula tergenang air menjadi kering sehingga dapat dipakai untuk bercocok tanam. Agar waktu menanam optimal mereka harus menyiapkan benih sebelum lahan benar-benar kering. Lantaran itu masyarakat rawa lebak punya pengetahuan lokal untuk mengetahui pertanda musim kemarau segera datang.
- ItemBonggol Pisang dan Rebung Bahan Baku Mikroorganisme Lokal (MOL)(Balittra, 2019) Simatupang, Smith; Lestari, Yuli; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaBonggol Pisang dan Rebung Bahan Baku Mikroorganisme Lokal (MOL)
- ItemBudidaya Buah Naga di Lahan Rawa Lebak K.P. Banjarbaru Balittra(Balittra, 2019) Saleh, Muhammad; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaKulit buahnya berbentuk sisik sehingga disebut dengan buah naga. Pada awalnya buah naga ini berkembang di Cina, mereka mengenal buah ini sebagai buah yang sakral, yang hadir pada acara acara keagamaan tertentu. Awal tahun 2000, di Indonesia, buah naga merupakan buah import yang hanya di jual di mol mol, dengan harganya cukup mahal. Perkembangan buah naga begitu cepat, sekarang dengan mudah kita dapat menemukannya dengan harga yang relatif murah, dengan kisaran harga tiga belas ribu sampai dua puluh ribu per kg, atau tergantung mutu dan kwalitas buah
- ItemBUDIDAYA BUNCIS DI LAHAN RAWA(Balittra, 2019) Nurita dan M.Saleh, Balittra; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaBuncis mempunyai nama ilmiah Phaseolus vulgaris,tergolong dalam tanaman legominose(kacang kacangan). Polong yang masih muda dikonsumsi sebagai sayuran.Dalam 100 g buncis mengandung 20% vitamin C, 18% vitamin K dan 13% vitamin A, selain itu buncis juga mendandung Vitamin dan mineral.
- ItemBudidaya Jagung Manis di Lahan Rawa(Balittra, 2021) M. Saleh dan R. N. Aidi, Balittra; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaTanaman Jagung manis tergolong tanaman horti, yang dikonsumsi sebagai campuran bahan sayuran
- ItemBudidaya Padi Indigenous Knowledge Di Lahan Pasang Surut(Balittra, 2019) khairullah, Izhar; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaPadi merupakan komoditas pangan yang strategis bagi bangsa Indonesai. Produksi padi dari tahun ke tahun perlu ditingkatkan seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Hanya mengandalkan lahan irigasi untuk produksi padi, tentu tidak efektif mengingat luas lahan ini dari tahun ke tahun terus melandai akibat berbagai alih fungsi lahan. Lahan pasang surut, salah satu bagian lahan rawa, kini dan ke depan semakin berperan dalam meningkatkan produksi padi nasional yang telah dibuktikan dengan banyaknya hasil penelitian dan pengembangan.