Buletin Agroinfotek
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Buletin Agroinfotek by Author "Atekan"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemKUALITAS DAN KELAYAKAN KOMPOS CAMPURAN FAECES KAMBING, SERASAH, DAN CANGKANG KAKAO SEBAGAI PUPUK ORGANIK PADAT (POP) PADA PERTANIAN BIOINDUSTRI DI PAPUA BARAT(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat, 2016) Atekan; Sutisna, Entis; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua BaratManfaat kompos dalam menunjang kesuburan tanah tidak diragukan lagi, kompos dikatakan berkualitas jika memenuhi standart yang telah ditetapkan. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui kualitas dan kelayakan kompos yang bersumber dari serasah dan cangkang kakao serta faeces ternak kambing yang dihasilkan dari pola integrasi kambing-kakao pada system pertanian bioindustri di Papua Barat berdasarkan baku mutu kompos SNI: 19-7030-2004 dan persyaratan teknis minimal pupuk organic padat (POP) berdasarkan Permentan No: 70/Permentan/SR.140/10/2011. Kompos dibuat menggunakan bahan baku campuran dari faeces kambing, serasah, dan cangkang buah kakao dengan perbandingan 50%, 20%, dan 30% berdasarkan bobot. Hasil pengomposan ditinjau dari indicator struktur fisik (warna dan bau) maupun karakteristik produk (kandungan unsure hara) menunjukkan kualitas sesuai dengan yang disyaratkan oleh standart baku mutu kompos dan layak digunakan sebagai pupuk organic padat (POP) sesuai dengan persyaratan teknis minimal pupuk organic.
- ItemPERANAN DATA DAN INFORMASI PEMETAAN AEZ (AGRO ECOLOGICAL ZONE) BAGI PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN: KASUS WILAYAH PAPUA BARAT(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat, 2015) Rouw, Aser; Atekan; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua BaratPembangunan pertanian berbasis sumberdaya lahan, harus didasarkan atas data dan informasi yang akurat agar dapat menjamin penggunaannya secara berkelanjutan. AEZ (Agro-ecological zone) merupakan pengelompokan wilayah ke dalam zona-zona yang mempunyai keseragaman karakteristik sumberdaya lahan (biofisik) dan sosial ekonomi. Setiap zona agro ekologi mencerminkan kesamaan faktor-faktor sumberdaya tanah, seperti: lereng, topografi, litologi, drainase dan sumberdaya iklim (tipe curah hujan, kelembapan udara, dan radiasi matahari). Secara metodologi analisis AEZ menggunakan input data yang sangat memadai, mencakup data pimer dan sekunder dengan pendekatan desk study, survey lapangan, dan analisis laboratorium. Keluaran AEZ mencakup: zona-zona pertanian, arahan komoditas, sistem pertanian, dan data sifat fisik-kimia tanah setiap zona yang disajikan secara spasial dan tabular dan dikemas dalam sistem informasi geografis dan tercetak. AEZ disusun pada skala 1:250.000 sebagai dasar perencanaan pengembangan pertanian di tingkat provinsi, skala 1:50.000 untuk operasional di Kabupaten, dan skala 1:10.000 hingga 1:5.000 untuk skala kawasan. Tentunya semakin besar skala peta, semakin detail pula data dan informasi yang disajikan. Berdasarkan kandungan data dan informasi ini, maka AEZ memiliki peranan penting dalam konteks pembangunan pertanian berkelanjutan, yaitu dalam aspek produksi komoditas pertanian unggulan, komoditas fungsional, strategi produksi, dukungan pembangan kawasan-kawasan pertanian, jaminan teknis investasi pengembangan pertanian, dan penjelasan biodiversity pertanian, serta bagi efisiensi dan efektivitas pengkajian teknologi pertanian spesifik lokasi.