Pertumbuhan dan Hasil Tiga Tipe Varietas Padi Pada Dua Cara Pemberian Air
No Thumbnail Available
Date
2012-06
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
Abstract
Aspek teknik budidaya tanaman padi irigasi hemat air sejak beberapa waktu lalu
telah menjadi salah satu isu penting penelitian di BB Padi. Tingkat kejenuhan
air maksimal pada tanah sawah, baik pada fase vegetatif dan generatif inilah
yang kemudian digunakan sebagai dasar pemikiran bagi penerapan irigasi intermitten untuk tanaman padi sawah. Di tingkat lapangan, indikator yang dapat
dinggunakan adalah ”perched water tube” atau paralon berlubang. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui keragaan agronomis tiga tipe varietas padi pada dua
pengelolaan air yang berbeda. Penelitian dirancang menggunakan rancangan split
plot dengan 4 ulangan di lahan petani Kabupaten Magelang Jawa Tengah pada
MH 2009. Perlakuan terdiri atas cara pengelolaan air sebagai petak utama dan
varietas sebagai anak petak. Cara pengairan W1, intermitten dimana pemberian
air dilakukan ketika tinggi muka air sudah mencapai 15 cm di bawah permukaan
tanah dan cara pengairan W2, lahan selalu digenang. Pengairan W1 maupun W2
akan dihentikan sama sekali mulai 10–14 hari menjelang panen. Varietas atau galur
yang digunakan yaitu hibrida Rokan (V1), PTB BP360 (V2), dan inbrida Ciherang
(V3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) produktivitas padi bervariasi
antar varietas, yang tertinggi dicapai oleh varietas hibrida Rokan sebesar 8,74 t/
ha, disusul oleh inbrida Ciherang dan PTB BP360 dengan produktivitas masingmasing sebesar 7,61 t/ha dan 6,68 t/ha pada kondisi digenang. Sedangkan pada
kondisi intermitten berturut-turut sebesar 7,82 t/ha untuk hibrida Rokan; 7,04 t/
ha untuk inbrida Ciherang dan 5,64 t/ha untuk PTB BP360 dan (2) pengairan
dengan cara intermitten dapat menghemat kebutuhan air (8.396 m3
/ha/musim)
dibandingkan yang digenang terus (10.019 m3
/ha/musim). Namun demikian
penghematan konsumsi air dengan cara intermitten ini belum diikuti dengan
peningkatan efi siensi penggunaan air, karena efi siensinya dari sekitar 0,78 kg/m3
pada kondisi digenang baru mampu meningkat menjadi 0,91 kg/m3
pada kondisi
intermitten. Hal ini karena rendahnya produktivitas akibat investasi gulma yang
lebih padat pada kondisi intermitten.
Description
11 hlm.; 5 tabel
Keywords
INTERMITTEN, TERGENANG, KERAGAAN AGRONOMIS PADI