Respon Padi Terhadap Suhu Rendah, Fisiologi dan Status Pemuliaan

No Thumbnail Available
Date
2015-08-06
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi
Abstract
Padi masih menjadi primadona pangan utama bagi masyarakat Indonesia, walaupun upaya diversifikasi pangan sudah mulai dilakukan di sejumlah daerah. Masalah perluasan konversi lahan sentra produksi padi menjadi sektor non pertanian menggeser pusat lumbung padi ke daerah suboptimal. Saat ini program pemuliaan padi mulai melirik lahan dataran tinggi disamping tipe lahan marjinal lainnya untuk pengembangan padi selanjutnya. Tantangan yang timbul kemudian adalah mencari genotipe padi unggul toleran suhu rendah disamping ketahanannya terhadap penyakit blast. Selama ini seleksi untuk karakter suhu rendah difokuskan pada fase pembungaan. Sebab, tahap pembentukan malai padi adalah fase kritis terhadap cekaman suhu rendah. Namun demikian, terobosan untuk melakukan seleksi pada tahap pertumbuhan yang lebih awal, seperti tahap benih, penting dilakukan. Melakukan seleksi pada tahap ini akan mengurangi luas lahan yang diperlukan untuk seleksi tanaman padi, dibandingkan bila hanya melakukan seleksi setelah tanaman berbunga. Hanya tanaman yang dapat berkecambah dan tumbuh baik pada kondisi suhu rendah yang kemudian diseleksi untuk mengetahui umur berbunga dan produktivitasnya. Terkait seleksi untuk tahap benih, alat thermogradientbar dapat dijadikan pilihan. Alat ini memiliki rentang suhu yang lebar, yakni 2o – 45o C, dengan gradient suhu 1.6o C per kolomnya. Dengan menggunakan alat ini, hanya benih yang toleran suhu dingin yang dapat berkecambah. Beragamnya gradient suhu memungkinkan untuk dilakukan seleksi padi sekaligus untuk berbagai ketinggian tempat berdasarkan perbedaan suhu.
Description
11 hlm.; 2 ills.
Keywords
Citation