BUDI DAYA KELAPA SAWIT DAN KARET
dc.contributor.author | Alwi, Muhammad | |
dc.contributor.author | Noor, Muhammad | |
dc.contributor.other | Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa | en_US |
dc.date.accessioned | 2022-02-16T04:22:17Z | |
dc.date.available | 2022-02-16T04:22:17Z | |
dc.date.issued | 2021 | |
dc.description.abstract | Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar dunia dengan luas areal sekitar 7,51 juta hektar dengan tingkat produksi 21 juta ton CPO pada tahun 2009 dan diprediksi pada tahun 2010 dapat mencapai luas sekitar 7,83 juta hektar dengan tingkat produksi 22,1 juta ton CPO (Sunarko, 2010). Masalah utama yang dihadapi usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah rendahnya produktivitas tanaman, terutama usaha perkebunan kelapa sawit rakyat (PR). Produktivitas tanaman kelapa sawit pada perkebunan rakyat adalah 5 ton TBS /ha/tahun, sedangkan pada perkebunan besar sudah mencapai >20 ton TBS /ha/tahun. Produktivitas yang telah dicapai perkebunan kelapa sawit Indonesia saat ini masih bisa ditingkatkan hingga sekitar 25-30 ton TBS/ha/ tahun (Pahan, 2008). Upaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit di Indonesia adalah melalui penggunaan benih unggul, peremajaan, rehabilitasi, dan perluasan. Di Indonesia, benih unggul disuplai oleh beberapa perusahaan resmi penghasil kecambah. Peremajaan tanaman kelapa sawit merupakan upaya yang sangat efektif dalam mendorong peningkatan produksi. Bila kegiatan peremajaan tanaman kelapa sawitdapat dilaksanakan, maka diperkirakan meningkatkan produksi 20%- 30% dari produksi yang ada (Iyung, 2008). | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/14851 | |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Balittra | en_US |
dc.subject | BUDI DAYA KELAPA SAWIT DAN KARET | en_US |
dc.title | BUDI DAYA KELAPA SAWIT DAN KARET | en_US |
dc.type | Article | en_US |