PENGOLAHAN SAGU

Loading...
Thumbnail Image
Date
2011-06-29
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertania
Abstract
Description
Sagu (Metroxylon sp.) merupakan komoditas tanaman pangan sumber karbohidrat yang sangat potensial di Indonesia. Indonesia memiliki area sagu terluas di dunia, diikuti oleh Papua Nugini. Jenis patinya pun beragam dari putih hingga kemerahan, sesuai dengan varietasnya. Potensi produksi sagu tidak kalah dengan sumber karbohidrat lain. Produksi pati sagu mencapai 2-3 t/ha/tahun. Sagu termasuk tanaman palem dengan tinggi sedang, setelah berbunga mati. Akar berserabut yang ulet, mempunyai akar nafas. Batang berdiameter hingga 60 cm, dengan tinggi hingga 25 m. Batang merupakan tempat penimbunan utama pati yang dihasilkan melalui proses fotosintesis. Batang tanaman sagu memiliki kulit luar yang keras (lapisan epidermal) dan empulur tempat menyimpan pati. Satu siklus hidup tanaman sagu dari biji sampai membentuk biji diperlukan waktu hingga 11 tahun dalam empat periode fase pertumbuhan awal atau gerombol (russet) diperlukan waktu 3.75 tahun, fase pembentukan batang diperlukan waktu 4.5 tahun, fase infoloresensia (pembungaan) diperlukan waktu 1 tahun dan fase pembentukan biji diperlukan waktu selama 1 tahun. Di Riau, sagu dikonsumsi dalam bentuk sagu gabah, sagu rendang, sagu embel, laksa sagu, kue bangkit, sagu obor dsb. Namun semakin lama konsumsi sagu semakin menurun. Ada anggapan bahwa sebagai pangan pokok, sagu berada diposisi yang lebih rendah dibandingkan dengan beras atau bahan pangan lain. Hal ini merupakan tantangan bagi pengembangan sagu di Indonesia. Produk olahan sagu perlu dikembangkan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan selera masyarakat.
Keywords
Research Subject Categories::J Handling, transport, storage, and protection of agricultural products/ Penanganan, trasnpor, penyimpanan dan perlindungan hasil pertanian
Citation
Collections