Browsing by Author "Fahroji"
Now showing 1 - 9 of 9
Results Per Page
Sort Options
- ItemGMP PEMBUATAN KOPRA TINGKAT PETANI(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertania, 2011-07-21) Fahroji; BPTP RIAU
- ItemJuknis pasca panen nanas(BSIP RIAU, 2021-08-01) Fahroji; Viona Zulfia; Syuryati; Sri SwastikaPanen buah nanas dilakukan setelah berumur 12-24 bulan, tergantung varietas dan jenis benih yang digunakan. Benih yang berasal dari mahkota bunga dipanen setelah berumur 24 bulan. Tanaman yang berasal dari tunas batang dipanen setelah umur 18 bulan, sedangkan tunas akar setelah berumur 12 bulan. Ciri-ciri buah nanas yang siap dipanen: a) Mahkota buah terbuka. b) Tangkai buah mengkerut. c) Mata buah lebih mendatar, besar dan bentuknya bulat. d) Warna bagian dasar buah kuning. e) Aroma nanas mulai muncul
- ItemPASCAPANEN HORTIKULTURA(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertania, 2011-04-01) Fahroji; BPTP RIAU
- ItemPENANGANAN PASCAPANEN KAKAO YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES)(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertania, 2011-11-25) Fahroji; BPTP RIAU
- ItemPENGARUH UKURAN SCREEN TERHADAP KUALITAS JUS TOMAT (Solanum lycopersicum)(BPTP Balitbangtan Riau, 2017-07) Fahroji; BPTP Balitbangtan RiauTomat merupakan bahan pangan yang mudah rusak setelah dipanen. Salah satu alternatif untuk meningkatkan umur simpan tomat adalah dengan mengolahnya menjadi produk seperti jus. Jus merupakan konsentrat buah atau sayuran yang diperoleh melalui proses penghancuran, penumbukan dan pengepresan bahan. Ukuran lubang saringan (screen) dan kecepatan pulper berperan penting dalam menentukan kualitas jus tomat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran screen dan pemekatan terhadap kualitas jus tomat. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bioprocess Technology, Asian Institute of Technology pada bulan November 2014. Rancangan perlakuan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan faktor perlakuan adalah ukuran screen yang berbeda yaitu 0,5; 1,0; dan 1,5 mm dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan rendemen 66,11 – 73,33%; total padatan 4,74 – 4,84%; total padatan terlarut 3,38 – 3,51 oBrix; pH 4,37 – 3,40; pulp/serum rasio 18,58 – 36,67%; consistency (m) 0,35 – 1,59; flow behavior 0,17 – 0,37. Analisa warna L, a*, dan b* berturut-turut adalah 30,13 – 32,20; 29,69 – 34,37; dan 28,12 – 31,28. Hasil analisa ragam menunjukkan bahwa ukuran saringan tidak berpengaruh nyata terhadap total padatan, total padatan terlarut, pH, warna (L, a*), concistency (m) dan flow behavior (n). Perlakuan berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap pulp/serum rasio, rendemen, dan warna (b*). Proses pemekatan (concentrating process) menyebabkan peningkatan total padatan terlarut dan membuat warna jus semakin gelap.
- ItemPENGOLAHAN SAGU(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertania, 2011-06-29) Fahroji; BPTP RIAU
- ItemPENINGKATAN MUTU DAN DAYA SAING PRODUK PERKEBUNAN(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertania, 2011-07-22) Fahroji; BPTP RIAU
- ItemTeknologi Budidaya Sorgum(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Riau, 2022) Yulfida, Ade; Jahari, Marsid; Nirwan, Ahmad; Zona, Rathi Frima; Swastika, Sri; Saputra, Suhendri; Fahroji; Zulfia, Viona; Alim, Achmad Saiful; Yuliasari, Shannora; Zurriyati, Yayu; Simanjuntak, Agussalim; Sisriyenni, Dwi; Irfan; Novriandeni, EkaTanaman sorgum telah lama dikenal di Indonesia, namun di Pulau Sumatera belum banyak berkembang. Provinsi Kepulauan Riau baru merintis budidaya sorgum mulai tahun 2020, sedangkan di Provinsi Riau pernah mencoba budidaya sorgum 10 tahun yang lalu namun tidak berkembang. Maka pada tahun 2022 dirintis kembali budidaya sorgum di Provinsi Riau. Provinsi Riau memiliki potensi lahan kering dan kawasan kebun sawit yang cukup luas yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya tanaman, salah satunya sorgum. Sorgum dapat ditanam dilahan replanting saat tanaman sawit masih muda untuk mendapatkan hasil sehingga dapat menyokong pendapatan rumah tangga petani sawit rakyat. Apalagi, pada tahun 2022 terdapat program perluasan areal tanam sehingga membutuhkan benih sorgum berkualitas.
- ItemTEKNOLOGI PASCAPANEN DAN PENGOLAHAN BUAH SALAK(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertania, 2011-07-21) Fahroji; BPTP RIAU