28. Hubungan Antara Kejadian Dengan Keparahan Penyakit Hawar Daun Bakteri dan Hasil Serta Respon Ketahanan Varietas Berdasarkan Cara Infeksi
dc.contributor.author | Dewi, Ratna Sari | |
dc.contributor.author | Kadir, Triny Suryani | |
dc.contributor.author | Nuryanto, Bambang | |
dc.contributor.other | Balai Besar Penelitian Tanaman Padi | en_US |
dc.date.accessioned | 2022-11-01T03:25:17Z | |
dc.date.available | 2022-11-01T03:25:17Z | |
dc.date.issued | 2015-10 | |
dc.description | 8 hlm.; 2 ills.: 2 tabel | en_US |
dc.description.abstract | Kerusakan pertanaman padi akibat penyakit hawar daun bakteri (HDB) di Pulau Jawa yang merupakan penyumbang utama beras nasional masih cukup luas, yaitu >70%. Serangan dan intensitas penyakit dipengaruhi oleh tanaman, patogen, dan lingkungan. Perbedaan tingkat ketahanan tanaman, tingkat virulensi, jumlah inokulum, dan proses penetrasi patogen akan memberikan tingkat kejadian/ keparahan penyakit yang berbeda. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat kejadian penyakit HDB dengan keparahan dan hasil serta respon ketahanan varietas terhadap Xanthomonas oryzae pv. oryzae berdasarkan cara infeksi. Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan BB Padi Sukamandi Subang, Jawa Barat pada musim kemarau tahun 2013. Rancangan percobaan yang digunakan split plot dengan 3 ulangan. Petak utama adalah varietas, yang terdiri dari varietas Inpari I (tahan) dan Ciherang (rentan). Anak petak adalah persentase (%) kejadian penyakit yang terdiri dari: 5%, 10%, 15%, 50%, 75%, dan 100%. Inokulasi bakteri Xoo patotipe IV konsentrasi 108 cfu dilakukan secara buatan pada fase primordia. Parameter yang diamati adalah keparahan penyakit dan hasil panen. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perbedaan tingkat kejadian penyakit dari inokulasi buatan tidak berpengaruh terhadap tingkat keparahan penyakit pada kedua varietas yang berbeda tingkat ketahanannya (Ciherang dan Inpari 1). Sifat ketahanan lebih terlihat ekspresinya pada saat infeksi terjadinya secara alami. Keparahan penyakit lebih rendah pada Inpari 1 dibandingkan dengan Ciherang. Berdasarkan hasil panen yang diperoleh terdapat korelasi berbanding terbalik dengan tingkat keparahan HDB. Dari model yang diperoleh, setiap kenaikan keparahan penyakit sebesar 10% pada varietas Ciherang akan menurunkan hasil sebesar 0,131 ton/ha, sedangkan pada varietas Inpari 1, setiap kenaikan 10%, akan menurunkan hasil sebesar 0,17 ton/ha. | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/17943 | |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Balai Besar Penelitian Tanaman Padi | en_US |
dc.subject | HAWAR DAUN BAKTERI | en_US |
dc.subject | KEPARAHAN | en_US |
dc.subject | KETAHANAN | en_US |
dc.subject | HASIL | en_US |
dc.title | 28. Hubungan Antara Kejadian Dengan Keparahan Penyakit Hawar Daun Bakteri dan Hasil Serta Respon Ketahanan Varietas Berdasarkan Cara Infeksi | en_US |
dc.title.alternative | Prosiding Semnas 2014(Buku 1) – Inovasi Teknologi Padi Mendukung Pertanian Bioindustri | en_US |
Files
Original bundle
1 - 1 of 1
Loading...
- Name:
- 28. Hubungan Antara Kejadian Dengan Keparahan Penyakit Hawar Daun Bakteri Dan Hasil Serta Respon Ketahanan Varietas Berdasarkan Cara Infeksi - Ratna Sari Dewi, Triny Suryani Kadir, dan Bambang Nuryanto.pdf
- Size:
- 63.13 KB
- Format:
- Adobe Portable Document Format
- Description:
License bundle
1 - 1 of 1
Loading...
- Name:
- license.txt
- Size:
- 1.71 KB
- Format:
- Item-specific license agreed upon to submission
- Description: