Efisiensi Pemanfaatan Air Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Padi (Oryza Sativa) Pada Tiga Toposequen di Daerah Aliran Sungai Yeh Hoo Tabanan Bali

Abstract
Penelitian ini telah dilaksanakan selama dua musim tanam (MT) yaitu mulai bulan Desember 2009–Agustus 2010 di daerah toposequen hulu, tengah dan hilir daerah aliran sungai (DAS) Yeh Ho, Tabanan-Bali. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan teknologi pengairan yang efi sien untuk tanaman padi serta pengaruhnya terhadap karakter agronomis padi varietas unggul baru. Rancangan percobaan yang digunakan adalah petak terpisah (Split-plot-design) dengan tiga ulangan. Petak utama (main-plot-factor) adalah cara pengairan, yaitu cara petani, pengairan berselang 4 hari sekali dan pengairan berselang 8 hari sekali. Anak petak (sub-plot) yaitu varietas padi, yang terdiri dari Mekongga, Inpari I, dan Inpari 10 Laeya. Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (analysis of variance) pada taraf 5%. Untuk membedakan pengaruh toposequen dilakukan analisis gabungan (Combined analysis). Untuk mengetahui hubungan hasil dengan faktor pendukung digunakan analisis regresi stepwise. Pemilihan teknologi untuk setiap musim digunakan analisis kluster. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efi siensi pemakaian air didaerah toposequen hulu adalah pengairan 8 hari dapat meningkatkan efi siensi pemakaian air 38,0% dibandingkan pengairan empat hari sekali, dengan cara petani meningkatkan efi siensi 21,9%. Pada daerah toposequen tengah, pengairan 8 hari sekali dengan pengairan 4 hari meningkatkan efi siensi pemanfaatan air sebesar 25,9%, dengan pengairan cara petani 21,3%. Di daerah toposequen hilir, pengairan 8 hari sekali dengan pengairan 4 hari meningkat 31,2% dan dengan cara petani meningkat 19.1%. Hasil gabah kering giling (GKG) di daerah hulu MT 1 6,97 t/ha dan MT 2 6,42 t/h, daerah tengah MT 1 7,16 t/ ha dan MT 2 6,25 t/ha, daerah hilir MT 1 7,65 t/ha dan MT 2 7,42 t/ha. Hasil analisis regresi stepwise menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap hasil antara lain: jumlah gabah/malai, anakan 42 HST dan tinggi tanaman 28 HST. Teknologi pengairan terpilih pada toposequen hulu, tengah dan hilir adalah pengairan 8 hari sekali dengan varietas Mekongga, Inpari 1 dan Inpari 10 Laeya. Kesimpulan penelitian dapat menjawab skenario meningkatkan produksi dengan mengurangi pemakaian air rata-rata 21–38%.
Description
12 hlm.; 4 ills.; 1 tabel
Keywords
EFISIENSI, AIR, PADI, TOPOSEQUEN
Citation