TEKNOLOGI BIOLEACHING UNTUK MENGURANGI KEMASAMAN TANAH DI LAHAN PASANG SURUT SULFAT MASAM
Loading...
Date
2019
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Pengujian Standar Instrumen Pertanian Lahan Rawa
Abstract
Potensi dan peluang peningkatan produksi pangan nasional melalui pemanfaatan dan optimalisasi pengelolaan lahan pasang surut sangat besar dan prospektif. Luas lahan pasang surut di Indonesia sekitar 19,90 juta juta ha. Berdasarkan tipologi lahannya diperkirakan seluas 4,23 juta ha merupakan lahan sulfat masam dan sisanya lahan potensial, gambut serta lahan salin. Luasan lahan sulfat masam ini semakin bertambah seiring dengan terjadinya degradasi lahan gambut yang memiliki lapisan bahan sulfidik di bawahnya. Ada beberapa permasalahan yang ditemui di lahan pasang surut sulfat masam dari segi kesuburan tanah yang mengakibatkan produktivitas padi menjadi rendah, yaitu (1) rendahnya pH tanah (pH <4) yang disebabkan asam sulfat yang merupakan hasil oksidasi pirit, (2) tingginya unsur toksik seperti Al, Fe, dan Mn karena rendahnya pH tanah mengakibatkan pelepasan unsur toksik seperti All dan Felt dalam larutan tanah tinggi, (3) rendahnya P tersedia karena terikat oleh unsur toksik dalam bentuk FePO, dan AIPO,, (4) genangan air yang tidak dapat dikendalikan karena dipengaruhi oleh pasang surut air laut, dan (5) kekeringan akibat drainase yang berlebihan. Telah banyak penelitian untuk meningkatkan kualitas tanah sulfat masam agar dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin. Pengelolaan lahan merupakan salah satu faktor terpenting dalam mencapai hasil yang optimal dan berkelanjutan. Oleh karena itu, pengelolaan lahan (tanah) harus diupayakan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap lingkungan maupun menurunkan kualitas sumber daya tahan, dan sebaiknya diarahkan pada perbaikan sifat fisika, sifat kimia, dan aktivitas hiologi tanah yang optimum bagi tanaman, Pencucian dengan mikroba (bioleaching) merupakan salah satu cara untuk mengurangi kemasaman tanah di lahan pasang surut sulfat masam. Teknologi ini terbukti mempunyai potensi untuk menyelesaikan masalah dalam pengolahan mineral berkadar logam rendah maupun tinggi. Mikroorganisme yang mempunyai potensi untuk dikembangkan dan memegang peranan penting dalam proses-proses bioleaching adalah Thiobacillus ferrooxidans, Thiobacillus thiooxidans, Leptospirillum ferrooxidans dan dari genus Sulfolobus, yaitu S. acidocaldarius.