Keragaan Inovasi Teknologi dan Kelembagaan Usahatani Padi dan Jagung Pada Prima Tani Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan
No Thumbnail Available
Date
2010-11-18
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
Abstract
Abstract
Performance of Technology Innovations and Agricultural Institution on Rice and Maize Cultivation in Sidrap District of South Sulawesi Province. Prima Tani is one of efforts of the GOI to introduce and socialize agricultural innovation to users to accelerate adoption the technology in the farmer level. The activity was conducted in Bila Village, Dua Pitue Sub-District, Sidrap District with semi-intensive rice field agroecosystem. The activity was done by involving nine farmer groups. The main commodity in that area was rice. The activity was done in 2008 including implementation of rice and maize production technologies, developing farmer group, empowerment of farmer group capital and clinic agribusiness empowerment. Results of the activity were the existent of empowered armer group association (gapoktan), and farmer and extension trainings. trainings. The farmer capital through seed capital had increased Rp14.2 million and agribusiness clinic had functioned well as information and consultation sources. The yield of rice with Integrated Crop Management (ICM) at demonstration plot increased by 5.8 t/ha. In planting season of 2007/2008, several farmers that implemented ICM at agribusiness laboratory obtained yield at about 7.7-9.6 t/ha, and during the rainy season of 2008 was 6.8-8.6 t/ha. The rice planted were Inpari, Ciliwung. Cigeulis, and Aek Sibundong with planting system of tabela legowo (1:3 and 1:4). The maize yield at demonstration plot during the planting season of 2008 ranged from 7.2-8.32 t/ha. It was observed that Prima Tani resulted in an interesting impact particularly to technology adoption and institutional innovation that indicated by the implementation of several rice technologies by the farmers outside the demonstration plot. Especially on "Sabbarae" farmers group who was about 31% of farmer members had implemented some ICM technologies. The technology components adopted by farmers outside the agribusiness laboratory were new varieties and planting system of legowo. The Inpari variety was planted in 10 villages, covering a total area of 375 ha, while Aek Sibundong variety was planted in 2 villages, covering a total area of 4 ha. Legowo 3:1 and 4: 1 using atabela was also has been adopted in others village.
Abstrak
angsi sebagai Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (Prima Tani) merupakan salah satu upaya untuk memperkenalkan dan memasyarakatkan hasil inovasi pertanian kepada masyarakat pengguna dalam rangka memacu adopsi teknologi di tingkat petani. Kegiatan dilaksanakan di Desa Bila, Kecamatan Dua Pitue, Kabupaten Sidrap dengan agroekosistem lahan sawah irigasi semi intensif. Kegiatan dilaksanakan dengan melibatkan sembilan kelompok tani. Komoditas utama yang diusahakan petani adalah padi. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2008 meliputi implementasi teknologi produksi padi dan jagung, pembinaan kelompok tani, penguatan permodalan. kelompok tani, dan pemberdayaan klinik agribisnis. Hasil kegiatan yang dilaksanakan adalah penguatan dan revitalisasi kelompok tani; pembentukan gapoktan serta pembinaan sumberdaya petani melalui pelatihan-pelatihan dan penyuluhan. Modal kelompok melalui dana pemicu telah meningkat sejumlah Rp14,2 juta, serta klinik agribisnis telah berfungsi sebagai sumber informasi dan konsultasi. Hasil padi dengan pendekatan PTT pada demplot percontohan seluas 2 ha mampu mencapai 5,8 t/ha (MH 2007) dan berbeda nyata dibanding hasil yang diperoleh petani yang tidak menerapkan PTT, yang hanya 4,8 t/ha. Pada MK 2007/2008 beberapa petani yang menerapkan teknologi pada laboratorium agribisnis memperoleh hasil sebesar 7,7-9,6 t/ha GKP, dan pada MH 2008 mencapai 6,8-8,6 t/ha GKP. Varietas yang ditanam antara lain Inpari, Ciliwung, Cigeulis, dan Aek Sibundong dengan sistem tabela legowo 3: 1 dan 4: 1. Hasil demplot PTT jagung pada MH 2008 berkisar antara 7,2-8,32 t/ha kering pipil. Pelaksanaan Prima Tani telah memberikan dampak yang baik terutama terhadap inovasi teknologi dan kelembagaan. Hal ini dapat dilihat dari penerapan beberapa teknologi padi oleh petani sekitar demplot percontohan. Khusus pada Kelompok Tani Sabbarae, sebanyak 31% anggota telah menerapkan beberapa teknologi PTT. Komponen teknologi yang banyak diadopsi di luar laboratorium agribisnis adalah varietas dan tanam sistem legowo. Varietas Inpari telah menyebar ke 10 desa dengan luas tanam 375 ha, sementara Aek Sibundong masih terbatas pada 2 desa dengan luas tanam 4 ha. Sistem tanam legowo (3:1 dan 4:1) yang menggunakan atabela juga sudah menyebar ke
desa lain.
Description
14 p.; tab.