Repository logo
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
Repository logo
  • Communities & Collections
  • All of Repositori
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
  1. Home
  2. Browse by Author

Browsing by Author "Warda"

Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
  • No Thumbnail Available
    Item
    4. Keragaan Hasil Varietas Unggul Baru Padi Pada Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) di Kecamatan Liliriaja, Kabupaten Soppeng - Muh. Asaad, Azis Bilang, Dan Warda (BPTP Gorontalo), (BPTP SulSel)
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), 2012) Assad, Muh.; Bilang, Azis; Warda; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)
    Produktivitas padi sawah di Sulawesi Selatan selama tahun 2000–2007 baru mencapai 4,66 t/ha. Produktivitas ini masih rendah dibanding potensi hasil padi sawah. Hal ini disebabkan antara lain rendahnya penerapan inovasi teknologi dan informasi teknologi belum sampai ke petani. Salah satu upaya menyebarluaskan pemahaman PTT dengan baik ke tingkat petani adalah melaksanakan program SLPTT. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui keragaan hasil beberapa VUB padi pada kegiatan SL-PTT. Kajian dilaksanakan di Kecamatan Liliriaja dari bulan April sampai Oktober 2010. Kajian dilaksanakan dengan introduksi empat varietas padi terbaru yaitu Inpari 1, Inpari 6, Inpari 9 dan Inpari 10 yang dilaksanakan dalam bentuk demplot seluas 0,25 ha pada 21 kelompok tani pelaksana. Sebagai pembanding adalah varietas padi yang ditanam petani melalui Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) pada program SL-PTT. Kisaran hasil padi inbrida yang diperoleh pada sistem tegel maupun legowo 2:1, 4:1 untuk varietas Inpari 1 adalah 6,24–10,40 t/ha; Inpari 6 sebesar 5,92–12,80 t/ha; 4,80–10,40 t/ha pada Inpari 10 dan 8,8 t/ha pada varietas Inpari 9. Sementara kisaran hasil varietas pembanding pada areal laboratorium lapangan (LL) adalah 6,72–8,96 t/ha pada varietas Ciliwung; 8,00–9,60 t/ha pada varietas Cigeulis; 6,72–12,48 t/ha pada varietas Way Apo Buru dan 8,80–9,76 t/ha pada varietas Situ Bagendit.
  • No Thumbnail Available
    Item
    ANALISIS BIAYA USAHATANI CABAI MERAH TINGKAT PETANI DI KABUPATEN KONAWE
    (Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2018) Bungati; Warda; Wamaer, Demas; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat
    Kajian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan finansial dan titik impas harga usahatani cabai merah. Lokasi kajian di Desa Tetemotaha, Kecamatan Wonggeduku, Kabupaten Konawe dimulai bulan Pebruari sampai bulan Juni 2016. Pengambilan data dengan metode survey dan wawancara langsung dengan petani cabai yang tergabung dalam kelompok tani Kateni dengan jumlah petani 25 orang. Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data primer dan sekunder. Hasil kajian menunjukkan bahwa total biaya produksi usahatani cabai merah yang dikeluarkan oleh patani mulai dari persiapan lahan hingga panen sebesar Rp. 53.315.000,- per hektar per musim tanam dan biaya yang paling tinggi dikeluarkan oleh petani cabai adalah pada kegiatan persiapan lahan Rp. 15.420.000,- per hekter per musim tanam. Total menerimaan petani cabai sebesar Rp. 141.000.000,- dan total produksi buah cabai merah adalah 9.400 kg dengan harga cabai Rp. 15.000,- per kg. RC ratio 2,64 yang berarti bahwa usahatani cabai layak untuk diusahakan. BEP Rp.7.723,- yang berarti bahwa petani harus menjual diatas harga tersebut agar tidak mengalami kerugian.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Karakter Agronomis Dan Hasil Beberapa Varietas Unggul Padi Pada Lahan Kering Di Kabupaten Jeneponto
    (Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Idaryani; Warda; Dahamarudin, La; ; ; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku
    Luas lahan yang berpotensi untuk pengembangan pertanian di Sulawesi Selatan mencapai 4,2 juta ha atau 68% dari total luas wilayah, di antaranya untuk pengembangan lahan sawah mencapai 587.328 ha, sedangkan untuk lahan kering mencapai 835.585 ha (Dinas Pertanian Sulsel, 2011). Sementara itu, produktivitas tanaman padi baru mencapai rata-rata 5,00 t ha-1 dan 3,00 t ha-1 padi lahan kering (Dinas Pertanian Sulsel, 2014). Sampai saat ini pemerintah telah menghasilkan cukup banyak varietas unggul baru padi termasuk padi sawah dan gogo dengan potensi hasil tinggi untuk mendukung pengembangan usahatani padi di tanah air. Varietas-varietas tersebut mempunyai karakter fisik dan genetis masing-masing untuk tujuan penggunaan yang bersifat spesifik lokasi. Namun demiki an, meskipun karakter setiap varietas sudah diuraikan dalam deskripsi varietas tetapi untuk penggunaan yang efektif ditingkat petani, sangat diperlukan uji adaptasi yang dilakukan bersama-sama dengan stake holder untuk mendapatkan data atau penilaian langsung terhadap penampilan dan tingkat produktivitas suatu varietas pada lokasi spesifik. Tujuan pengkajian adalah untuk mendapatkan informasi keragaan tingkat adaptasi dan produktivitas varietas unggul baru padi gogo toleran kekeringan. Pengkajian dilakukan di Kabupaten Jeneponto dan dilaksanakan pada Bulan Juli –Desember 2014. Pengkajian dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 8 macam perlakuan yaitu varietas Inpago 4, Inpago 5, Inpago 6, Inpago 7, Towuti, Cirata, Situ Bagendit, dan Situ Patenggan (sebagai kontrol) dan diulang sebanyak 3 kali. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa varietas Inpago 7 dan Situ Bagendit baik komponen pertumbuhan maupun komponen hasil memberikan hasil yang tertinggi dibanding dengan perlakuan (varietas) lain, yaitu 4,30 t ha-1 dan 4,0 t ha-1
  • No Thumbnail Available
    Item
    Keragaan Inovasi Teknologi dan Kelembagaan Usahatani Padi dan Jagung Pada Prima Tani Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2010-11-18) Muh. Asaad; Warda
    Abstract Performance of Technology Innovations and Agricultural Institution on Rice and Maize Cultivation in Sidrap District of South Sulawesi Province. Prima Tani is one of efforts of the GOI to introduce and socialize agricultural innovation to users to accelerate adoption the technology in the farmer level. The activity was conducted in Bila Village, Dua Pitue Sub-District, Sidrap District with semi-intensive rice field agroecosystem. The activity was done by involving nine farmer groups. The main commodity in that area was rice. The activity was done in 2008 including implementation of rice and maize production technologies, developing farmer group, empowerment of farmer group capital and clinic agribusiness empowerment. Results of the activity were the existent of empowered armer group association (gapoktan), and farmer and extension trainings. trainings. The farmer capital through seed capital had increased Rp14.2 million and agribusiness clinic had functioned well as information and consultation sources. The yield of rice with Integrated Crop Management (ICM) at demonstration plot increased by 5.8 t/ha. In planting season of 2007/2008, several farmers that implemented ICM at agribusiness laboratory obtained yield at about 7.7-9.6 t/ha, and during the rainy season of 2008 was 6.8-8.6 t/ha. The rice planted were Inpari, Ciliwung. Cigeulis, and Aek Sibundong with planting system of tabela legowo (1:3 and 1:4). The maize yield at demonstration plot during the planting season of 2008 ranged from 7.2-8.32 t/ha. It was observed that Prima Tani resulted in an interesting impact particularly to technology adoption and institutional innovation that indicated by the implementation of several rice technologies by the farmers outside the demonstration plot. Especially on "Sabbarae" farmers group who was about 31% of farmer members had implemented some ICM technologies. The technology components adopted by farmers outside the agribusiness laboratory were new varieties and planting system of legowo. The Inpari variety was planted in 10 villages, covering a total area of 375 ha, while Aek Sibundong variety was planted in 2 villages, covering a total area of 4 ha. Legowo 3:1 and 4: 1 using atabela was also has been adopted in others village. Abstrak angsi sebagai Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (Prima Tani) merupakan salah satu upaya untuk memperkenalkan dan memasyarakatkan hasil inovasi pertanian kepada masyarakat pengguna dalam rangka memacu adopsi teknologi di tingkat petani. Kegiatan dilaksanakan di Desa Bila, Kecamatan Dua Pitue, Kabupaten Sidrap dengan agroekosistem lahan sawah irigasi semi intensif. Kegiatan dilaksanakan dengan melibatkan sembilan kelompok tani. Komoditas utama yang diusahakan petani adalah padi. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2008 meliputi implementasi teknologi produksi padi dan jagung, pembinaan kelompok tani, penguatan permodalan. kelompok tani, dan pemberdayaan klinik agribisnis. Hasil kegiatan yang dilaksanakan adalah penguatan dan revitalisasi kelompok tani; pembentukan gapoktan serta pembinaan sumberdaya petani melalui pelatihan-pelatihan dan penyuluhan. Modal kelompok melalui dana pemicu telah meningkat sejumlah Rp14,2 juta, serta klinik agribisnis telah berfungsi sebagai sumber informasi dan konsultasi. Hasil padi dengan pendekatan PTT pada demplot percontohan seluas 2 ha mampu mencapai 5,8 t/ha (MH 2007) dan berbeda nyata dibanding hasil yang diperoleh petani yang tidak menerapkan PTT, yang hanya 4,8 t/ha. Pada MK 2007/2008 beberapa petani yang menerapkan teknologi pada laboratorium agribisnis memperoleh hasil sebesar 7,7-9,6 t/ha GKP, dan pada MH 2008 mencapai 6,8-8,6 t/ha GKP. Varietas yang ditanam antara lain Inpari, Ciliwung, Cigeulis, dan Aek Sibundong dengan sistem tabela legowo 3: 1 dan 4: 1. Hasil demplot PTT jagung pada MH 2008 berkisar antara 7,2-8,32 t/ha kering pipil. Pelaksanaan Prima Tani telah memberikan dampak yang baik terutama terhadap inovasi teknologi dan kelembagaan. Hal ini dapat dilihat dari penerapan beberapa teknologi padi oleh petani sekitar demplot percontohan. Khusus pada Kelompok Tani Sabbarae, sebanyak 31% anggota telah menerapkan beberapa teknologi PTT. Komponen teknologi yang banyak diadopsi di luar laboratorium agribisnis adalah varietas dan tanam sistem legowo. Varietas Inpari telah menyebar ke 10 desa dengan luas tanam 375 ha, sementara Aek Sibundong masih terbatas pada 2 desa dengan luas tanam 4 ha. Sistem tanam legowo (3:1 dan 4:1) yang menggunakan atabela juga sudah menyebar ke desa lain.

Copyright © 2025 Kementerian Pertanian

Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian

  • Cookie settings
  • Privacy policy
  • End User Agreement
  • Send Feedback