Respon Superovulasi Sapi Persilangan Belgian Blue dengan Metode yang Berbeda

Abstract
Superovulasi merupakan suatu metode pemanfaatan induk betina unggul untuk menghasilkan embrio sebanyakbanyaknya untuk kegiatan transfer embrio. Tujuan penelitian ini membandingkan 2 teknik superovulasi yang berbeda pada sapi persilangan Belgian Blue. Penelitian dilakukan di Balai Embrio Ternak Cipelang Bogor dengan menggunakan 24 ekor sapi persilangan Belgian Blue dengan umur 2-3 tahun, masing-masing perlakuan 12 ekor. Penelitian dilakukan secara eksperimen dengan dua perlakuan, P1 = Superovulasi menggunakan penyuntikan FSH selama 3 hari pada pagi dan sore (metode konvensional) dengan dosis 400 mg FSH dalam 20 ml pelarut dan P2 = Superovulasi menggunakan penyuntikan tunggal (satu kali) FSH dengan dosis 400 mg FSH dalam 3 ml pelarut . Parameter pada penelitian ini adalah Jumlah Corpus luteum (CL), respon rate, perolehan embrio, kualitas embrio, recovery rate, dan tingkat fertilisasi. Data yang diperoleh diuji dengan uji T tidak berpasangan. Hasil analisa data menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05) pada jumlah CL P1 : 8,42+3,06 dan P2 : 6,08+4,74; Respon rate P1 : 100% dan P2 : 75%; Total perolehan embrio P1 : 6,08+2,64 embrio dan P2 : 4,45+4,01 embrio; Embrio recovery rate P1 : 70,37+9,18% dan P2 : 61,33+12,12%; Embrio Layak Transfer P1 : 3,83+2,92 embrio dan P2 : 2,73+2,28 embrio; dan berbeda nyata (P<0,05) pada rataan fertilisasi P1 : 79,10% dan P2 : 95,26%. Kesimpulan penelitian ini adalah teknik superovulasi penyuntikan tunggal FSH secara subkutan memberikan efek superovulasi dan menghasilkan embrio dengan jumlah dan kualitas yang tidak berbeda nyata dengan teknik superovulasi konvensional.
Description
Keywords
Metode superovulasi, penyuntikan tunggal FSH, persilangan Belgian Blue, respon superovulasi
Citation