STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA TEMULAWAK
No Thumbnail Available
Date
2000
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan
Abstract
Kegunaan utama rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
adalah sebagai bahan baku obat, karena dapat merangsang sekresi
empedu dan pankreas. Sebagai obat fitofarmaka, temulawak bermanfaat
untuk mengobati penyakit saluran pencernaan, kelainan hati, kandung
empedu, pankreas, usus halus, tekanan darah tinggi, kontraksi usus,
TBC, sariawan, dan dapat dipergunakan sebagai tonikum. Secara
tradisional, banyak digunakan untuk mengobati diare, disentri, wasir,
bengkak karena infeksi, eksim, cacar, jerawat, sakit kuning, sembelit,
kurang nafsu makan, kejang-kejang, radang lambung, kencing darah,
ayan, dan kurang darah.
Kebutuhan simplisia temulawak sebagai bahan baku obat
tradisional di Jawa Tengah dan Jawa Timur tahun 2003 menduduki
peringkat pertama dilihat dari jumlah serapan industri obat tradisional.
Banyaknya ragam manfaat temulawak baik untuk obat tradisional
maupun fitofarmaka karena rimpangnya mengandung protein, pati, zat
warna kuning kurkuminoid dan minyak atsiri. Kandungan kimia
minyak atsirinya antara lain, feladren, kamfer, turmerol,
tolilmetilkarbinol, ar-kurkumen, zingiberen, kuzerenon, germakron, βtumeron,
dan
xanthorizol
yang
mempunyai
limpahan
tertinggi
(40%).
Description
Keywords
A Agriculture/Pertanian