PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) G0 DALAM SISTEM AEROPONIK DI SCREEN HOUSE BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN LEMBANG
No Thumbnail Available
Date
2025-08-10
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan jenis tanaman sayuran semusim yang berbentuk semak atau perdu, serta berumur pendek. Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan serta beberapa daerah di Amerika Tengah. Kentang tergolong bahan makanan yang kaya nutrisi. Kentang menjadi komoditi penting ke empat dunia setelah padi, jagung dan gandum (Sumartono & Sumarni 2013). Salah satu kentang yang banyak dibudidayakan di Indonesia yaitu kentang varietas Granola yang biasanya dimanfaatkan sebagai kentang sayur. Sebagai salah satu bahan diversifikasi pangan, kentang termasuk sumber karbohidrat yang diketahui memiliki kandungan gizi yang tinggi. Menurut Jon (2018), kentang varietas Granola merupakan salah satu varietas unggul yang sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat, varietas ini banyak digunakan sebagai bahan konsumsi rumah tangga maupun sebagai bahan baku industri makanan. Menurut Setiadi (2009), kentang varietas Granola memiliki kualitas mutu yang unggul karena produktivitasnya dapat mencapai 30-35 ton/ha. Varietas Granola mempunyai banyak kelebihan antara lain tahan terhadap beberapa hama, penyakit, dan virus. Persentase kandungan gizi terbesar dalam kentang adalah karbohidrat yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan energi dalam tubuh. Kentang memiliki kandungan protein yang tinggi jika dibandingkan dengan umbi-umbian yang lain. Kualitas kadungan protein yang terkandung di dalam kentang berkualitas tinggi, hal tersebut dicirikan dengan pola asam amino yang cocok untuk kebutuhan manusia. Satu butir kentang berukuran medium mengandung sekitar setengah vitamin C dan seperlima potasium dari rekomendasi serapan asupan harian yang dibutuhkan manusia
Description
Pembenihan kentang generasi awal (G0) dengan sistem aeroponik merupakan salah satu pendekatan inovatif dalam menghasilkan benih berkualitas tinggi karena dapat meminimalkan risiko kontaminasi patogen tular tanah. Sistem ini memungkinkan akar tanaman menggantung di udara dengan asupan nutrisi dalam bentuk kabut, sehingga memperkecil kontak langsung dengan media tumbuh yang tercemar (Wulandari dan Sumiar, 2021). Menurut Safrimawan & Futra (2019), keuntungannya yaitu nutrisi dapat dikontrol, efisien dalam penggunaan lahan, kadar oksigen yang cukup dalam larutan nutrisi dan kemudahan dalam panen. Teknik aeroponik memungkinkan tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi dan umbi kentang yang sehat, seragam dan kuat. Teknik ini dianggap sebagai metode yang lebih efisien untuk produksi kentang.