Analisis Kinerja Penyuluh Pertanian di Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi
Loading...
Date
2019
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
IAARD Press
Abstract
Penyuluhan pertanian saat ini dihadapkan permasalahan tentang kondisi tenaga penyuluh yang mengharuskan setiap Desa mempunyai penyuluh pertanian paling tidak satu orang penyuluh. Banyak alih tugas penyuluh pertanian ke jabatan lain, perubahan kelembagaan, dan berkurangnya tenaga penyuluh pertanian mengakibatkan tidak sebandingnya jumlah tenaga penyuluh pertanian dengan jumlah petani/kelompoktani yang harus dilayani. Penilaian evaluasi kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sarolangun pada Tahun 2016 dan Tahun 2018 yang sesuai Permentan No. 91/Permentan/OT.140/9/2013 belum dilakukan. Kegiatan ini bertujuan untuk mempelajari dan mengukur tingkat kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sarolangun dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Selain itu, Kegiatan juga bertujuan menganalisis faktor–faktor yang berhubungan dengan kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sarolangun. Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui metode sensus yaitu wawancara langsung dengan menggunakan kuisioner terhadap semua responden dan menggali berbagai informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Responden berjumlah 129 orang yang di sensus terdiri dari: Penyuluh PNS 82 orang, penyuluh THL-TB pusat sebanyak 4 orang penyuluh THL-D 43 orang yang tersebar di 13 kecamatan. Untuk menganalisis data digunakan analisis deskriptif dalam mengetahui dan mengukur tingkat kinerja. Untuk mengetahui faktor-faktor yang di duga berhubungan dengan kinerja penyuluh digunakan statistik non parametric dengan uji chi-square yang dilanjutkan dengan korelasi dan uji signifikansi/hubungan nyata. Hasil Kegiatan menunjukkan bahwa kinerja penyuluh pertanian dalam kategori baik. Dari 9 faktor yang diduga berhubungan dengan kinerja penyuluh ternyata hanya 7 faktor yang berhubungan. Faktor umur, masa kerja, motivasi kerja, dukungan administrasi, kondisi lingkungan kerja dan keterjangkauan daerah tempat bekerja memiliki koefisien kontingensi berada pada kategori sedang. Sementara itu faktor tingkat partisipasi aktif masyarakat termasuk kategori kuat dengan nilai koefisien kontingensi 0,584. Faktor umur, masa kerja, motivasi kerja, dukungan administrasi, kondisi lingkungan kerja dan keterjangkauan tempat daerah bekerja terhadap kinerja penyuluh memiliki keeratan hubungan termasuk kategori rendah. Sementara itu faktor tingkat partisipasi aktif masyarakat dengan kinerja penyuluh bernilai 0,716 yang termasuk kedalam ketegori kuat. Untuk kriteria arah nilai r ,7 faktor yang di uji bernilai r positif (+) artinya hubungan tersebut searah dan uji t menunjukkan 7 faktor tersebut berhubungan nyata dengan kinerja penyuluh.
Description
Keywords
Penyuluh, Kinerja penyuluh pertanian, Sarolangun