ANALISIS PENERAPAN TEKNOLOGI PENANGGULANGAN HAMA PENYAKIT PADA USAHATANI CABAI MERAH DATARAN TINGGI DI PROVINSI BENGKULU
Loading...
Date
2017-10
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Abstract
Cabai merah merupakan salah satu komoditas strategis nasional yang dapat
mempengaruhi tingkat inflasi dan dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat. Serangan
hama dan penyakit tanaman sering membuat produksi menjadi rendah sedangkan
permintaan tetap hal ini membuat harga cabai sangat tinggi. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui penerapan teknologi pengelolaan hama dan penyakit tanaman
cabai di dataran tinggi Provinsi Bengkulu. Penelitian dilakukan di Kabupaten Rejang
Lebong dan Kabupaten Lebong. Lokasi ditentukan secara purposive dengan jumlah
responden sebanyak 62 orang yang diambil secara random sampling. Rata-rata skor
penerapan teknologi penanggulangan hama penyakit tanaman (HPT) cabai merah
adalah 2,38 artinya secara keseluruhan penerapan teknologi HPT kurang baik. 37,5%
penerapan teknologi penanggulangan hama dan penyakit tanaman cabai berada pada
kategori tidak baik yaitu penggunaan pestisida hayati, menggunakan perangkap
serangga, dan menanam tanaman border. 37,5 % masuk kategori baik yaitu
menggunakan benih berlabel, sanitasi lahan dan pengolahan lahan sempurna. 25 %
kategori sangat baik yaitu melakukan penyemprotan dengan bahan kimi dan
menggunakan mulsa plastik hitam perak.
Description
Cabai merupakan salah satu komoditas pertanian yang dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari. Kandungan senyawa cabai meliputi : kapsaikin, flavenoid,
kapsisidin, kapsikol, dan minyak esensial. Selain itu cabai juga memiliki kandungan
senyawa-senyawa dan kandungan gizi yang sangat berguna bagi tubuh. Cabai juga
salah satu komoditas hortikultura penting di Indonesia yang tidak dapat dipisahkan dari
kebutuhan sehari-hari rumah tangga tanpa memperhatikan tingkat sosial. Dimana
kebutuhan akan cabai terus meningkat setiap tahun sejalan dengan meningkatnya
jumlah penduduk dan berkembangnya industri yang membutuhkan bahan baku cabai.
Selain itu cabai juga merupakan komoditas yang sangat berpengaruh dalam
perekonomian yang kerap menjadi penyumbang inflasi sehingga kenaikan harga cabai
tak boleh dianggap sepele. Harga cabai yang fluktuatif sehingga stabilitas harga sulit
terjaga. Ironisnya, saat harga cabai naik harga barang lain pun ikut naik. Pada tahun
2015 deflasi tertinggi adalah bulan Februari sebesar 1,46 persen, dengan komoditas
yang dominan menyumbangkan deflasi nasional pada bulan tersebut adalah turunnya
harga cabai merah namun pada bulan Agustus Provinsi Bengkulu mengalami inflasi
sebesar 1,99 dan salah satu penyebab utama inflasi adalah harga cabai di pasaran yang
sangat tinggi, inflasi ini merupakan urutan kedua dari 82 Kota yang di pantau di
Indonesia. (BPS, 2015).
Keywords
Penerapan Teknologi, Penyakit, Cabai Merah, Dataran Tinggi