KEUNGGULAN FINANSIAL PEREMAJAAN TANAMAN KOPI DENGAN TEKNIK KAPAK KULAI DI PROVINSI BENGKULU
Loading...
Date
2017-10
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Abstract
Kopi merupakan komoditas unggulan Provinsi Bengkulu. Luas tanaman kopi
mencapai 94.232 hektar yang diusahakan oleh hampir 100 ribu kepala keluarga (KK).
Produktivitas kopi masih rendah (0,7 t/ha/tahun) karena masih banyak kebun kopi tua.
Peremajaan dengan teknik kapak kulai menjadi salah satu alternatif dan solusinya.
Tujuan pengkajian adalah (1) mengkaji keuntungan teknik peremajaan tanaman kopi di
Provinsi Bengkulu, (2) mengevaluasi efisiensi biaya peremajaan tanaman kopi di
Provinsi Bengkulu. Pengkajian dilaksanakan di Kecamatan Kabawetan Kabupaten
Kepahiang dari bulan Februari – Desember 2015. Pengkajian dilaksanakan dengan
membandingkan keuntungan dan efisiensi biaya antara peremajaan tanaman kopi teknik
kapak kulai dengan seedling (tanam bibit). Analisis data yang digunakan adalah analisis
keuntungan dan efisiensi biaya. Keuntungan peremajaan tanaman kopi dihitung dengan
mengurangkan penerimaan dengan biaya produksi (saprodi dan tenaga kerja),
sedangkan efisiensi biaya merupakan perbandingan antara penerimaan dan total biaya,
dengan rumus R/C ratio. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa (1) peremajaan tanaman
kopi teknik kapak kulai lebih menguntungkan (Rp.38.136.953,-) dibandingkan dengan
seedling (Rp.7.560.833,-), (2) peremajaan tanaman kopi teknik kapak kulai lebih efisien
dengan R/C ratio 3,20 dibandingkan dengan seedling yang R/C ratio hanya 1,35.
Description
Tanaman kopi merupakan salah satu komoditas andalan sub sektor perkebunan
Indonesia. Peran komoditas kopi bagi perekonomian Indonesia cukup penting, baik
sebagai sumber pendapatan bagi petani kopi, sumber devisa, penghasil bahan baku
industri, maupun penyedia lapangan kerja melalui kegiatan pengolahan, pemasaran, dan
perdagangan (Kumar dkk., 2006; Arismarsetiowati, 2011; Priyono, 2013).
Luas tanaman kopi di Provinsi Bengkulu mencapai 94.232 hektar yang terdiri
atas 90.441 hektar kopi Robusta (95,98%) dan 3.791 hektar kopi Arabika (4,03%) dan
diusahakan oleh hampir 100 ribu kepala keluarga (KK) (Badan Pusat Statistik, 2013).
Perkebunan kopi di Provinsi Bengkulu tersebar di Kabupaten Rejang Lebong,
Kepahiang, Bengkulu Utara, Kaur, Seluma, dan Bengkulu Selatan. Kabupaten Rejang
Lebong dan Kabupaten Kepahiang merupakan sentra produksi kopi di Provinsi
Bengkulu. Lima puluh empat persen pertanaman kopi di Provinsi Bengkulu (50.205 ha)
berada di Kabupaten Rejang Lebong dan Kepahiang (Badan Pusat Statistik Provinsi
Bengkulu, 2013).
Keywords
Kopi, peremajaan, kapak kulai, seedling