Browsing by Author "Yesmawati"
Now showing 1 - 10 of 10
Results Per Page
Sort Options
- ItemAnalisis Komparatif Dan Prospek Pengembangan Usahatani Tumpangsari Kacang Tanah Dengan Jagung Pada Lahan Kering Masam Di Provinsi Bengkulu(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Sugandi, Dedi; Yesmawati; Wibawa, Wahyu; ; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuSistem tumpangsari meningkatkan produktivitas, pendapatan petani dan efisiensi penggunaan lahan. Provinsi Bengkulu memiliki lahan kering masam yang potensial untuk pengembangan dan peningkatan produksi kacang tanah dan jagung dengan sistem tumpangsari . Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisis pendapatan usahatani tumpangsari kacang tanah dengan jagung pada lahan kering masam di Kabupaten Bengkulu Tengah, (2) mengetahui prospek pengembangan usahatani tumpangsari kacang tanah dengan jagung pada lahan kering masam di Kabupaten Bengkulu Tengah. Penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus sampai dengan September 2014 di Kabupaten Bengkulu Tengah. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Benefit Cost Rasio (B/C Ratio) dan uji t (t-test) untuk membandingkan pendapatan usahatani tumpangsari kacang tanah dengan jagung. Prospek usahatani tumpangsari kacang tanah dengan jagung diukur dengan Skala Likert terhadap 40 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pendapatan usahatani tumpangsari kacang tanah dengan jagung lebih tinggi (Rp. 40.830.000) dibandingkan dengan monokultur (Rp. 32.850.000) dengan selisih pendapatan sebesar Rp. 7.506.500, (2) Usahatani tumpangsari kacang tanah dengan jagung lebih efisien dibandingkan dengan monokultur, (3) Usahatani tumpangsari kacang tanah dengan jagung mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan di Provinsi Bengkulu
- ItemBudidaya, Produksi Benih dan Pascapanen Cabai(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu, 2021) Dinata, Kusmea; Oktavia, Yulie; Astuti, Herlena Bidi; Yesmawati; Sudarmansyah; Calista, Irma; Puspitasari, Monita; Yuliasari, Shannora; Nurmegawati; Afrizon; Mikasari, Wilda; Ivanti, Lina; Rosmanah, SitiCabai (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman sayuran yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Cabai dapat ditanam di berbagai tempat dan musim, tergantung pada varietasnya. Kegunaan cabai cukup banyak, dari kebutuhan sehari – hari untuk bumbu masak, dalam bentuk segar atau olahan, juga untuk bahan industri dan farmasi. Oleh karena itu, komoditas ini banyak diusahakan oleh petani kecil secara konvensional/tradisional sampai pengusaha besar yang menggunakan sistem agribisnis. Keberhasilan usaha tani cabai salah satunya ditentukan oleh kualitas benih. Panduan teknis produksi benih inti dan benih penjenis cabai disusun untuk digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan produksi benih inti dan benih penjenis varietas – varietas unggul tanaman cabai, sehingga diperoleh benih cabai berkualitas
- ItemInovasi Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Integrasi Padi - Sapi Spesifik Bengkulu : Teknologi dan Kelembagaan(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu, 2016) Wibawa, Wahyu; Kusnadi, Harwi; Yesmawati; Mikasari, Wilda; Darmadi, Agus; Suyanto, HendriDi Provinsi Bengkulu, sistem pertanian bioindustri belum diterapkan dan perlu diinisiasi penumbuhannya sesuai dengan kondisi wilayah (spesifik lokasi). Padi dan sapi merupakan komoditas unggulan dan diusahakan oleh sebagian besar masyarakat tani di Provinsi Bengkulu. Selama ini, kedua usaha pertanian tersebut belum diusahakan secara terintegrasi, sehingga masing-masing mempunyai permasalahan yang spesifik. Jika keduanya diusahakan secara terintegrasi, maka keduanya saling bersinergi dan dapat saling melengkapi satu dengan lainnya. Sistem pertanian bioindustri memandang lahan pertanian tidak semata-mata sebagai sumberdaya alam, namun juga dipandang sebagai industri yang memanfaatkan seluruh faktor produksi untuk menghasilkan pangan untuk ketahanan pangan maupun produk lain yang dikelola menjadi bioenergi serta bebas limbah dengan menerapkan prinsip mengurangi, memanfaatkan kembali, dan mendaur ulang (reduce, reuse dan recycle). Berkelanjutan, meminimalkan limbah, ramah lingkungan, memaksimalkan pendapatan melalui peningkatan nilai tambah serta mempertimbangkan economic scale merupakan prinsip dasar dalam sistem pertanian bioindustri. Buku ini berisi kumpulan inovasi-inovasi yang dikelompokkan dalam 9 Bab atau kelompok untuk mempermudah pembaca dalam memahami informasi yang disajikan. Sembilan Bab tersebut adalah: (1) Pendahuluan (2). Budidaya Padi Aromatik (3). Pemeliharaan ternak sapi potong ramah lingkungan (4). Pemanfaatan limbah tanaman padi (5). Pemanfaatan limbah ternak sapi (6). Peningkatan nilai tambah produk integrasi padi-sapi (7). Peningkatan kapasistas dan kinerja kelembagaan (8). Sasaran dan harapan sistem pertanian bioindustri (9). Penutup
- ItemKEUNGGULAN FINANSIAL PEREMAJAAN TANAMAN KOPI DENGAN TEKNIK KAPAK KULAI DI PROVINSI BENGKULU(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Yesmawati; Wibawa, Wahyu; Balai Pengkajian Teknologi PertanianKopi merupakan komoditas unggulan Provinsi Bengkulu. Luas tanaman kopi mencapai 94.232 hektar yang diusahakan oleh hampir 100 ribu kepala keluarga (KK). Produktivitas kopi masih rendah (0,7 t/ha/tahun) karena masih banyak kebun kopi tua. Peremajaan dengan teknik kapak kulai menjadi salah satu alternatif dan solusinya. Tujuan pengkajian adalah (1) mengkaji keuntungan teknik peremajaan tanaman kopi di Provinsi Bengkulu, (2) mengevaluasi efisiensi biaya peremajaan tanaman kopi di Provinsi Bengkulu. Pengkajian dilaksanakan di Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang dari bulan Februari – Desember 2015. Pengkajian dilaksanakan dengan membandingkan keuntungan dan efisiensi biaya antara peremajaan tanaman kopi teknik kapak kulai dengan seedling (tanam bibit). Analisis data yang digunakan adalah analisis keuntungan dan efisiensi biaya. Keuntungan peremajaan tanaman kopi dihitung dengan mengurangkan penerimaan dengan biaya produksi (saprodi dan tenaga kerja), sedangkan efisiensi biaya merupakan perbandingan antara penerimaan dan total biaya, dengan rumus R/C ratio. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa (1) peremajaan tanaman kopi teknik kapak kulai lebih menguntungkan (Rp.38.136.953,-) dibandingkan dengan seedling (Rp.7.560.833,-), (2) peremajaan tanaman kopi teknik kapak kulai lebih efisien dengan R/C ratio 3,20 dibandingkan dengan seedling yang R/C ratio hanya 1,35.
- ItemKEUNGGULAN FINANSIAL PEREMAJAAN TANAMAN KOPI DENGAN TEKNIK KAPAK KULAI DI PROVINSI BENGKULU(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Yesmawati; Wibawa, Wahyu; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungKopi merupakan komoditas unggulan Provinsi Bengkulu. Luas tanaman kopi mencapai 94.232 hektar yang diusahakan oleh hampir 100 ribu kepala keluarga (KK). Produktivitas kopi masih rendah (0,7 t/ha/tahun) karena masih banyak kebun kopi tua. Peremajaan dengan teknik kapak kulai menjadi salah satu alternatif dan solusinya. Tujuan pengkajian adalah (1) mengkaji keuntungan teknik peremajaan tanaman kopi di Provinsi Bengkulu, (2) mengevaluasi efisiensi biaya peremajaan tanaman kopi di Provinsi Bengkulu. Pengkajian dilaksanakan di Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang dari bulan Februari – Desember 2015. Pengkajian dilaksanakan dengan membandingkan keuntungan dan efisiensi biaya antara peremajaan tanaman kopi teknik kapak kulai dengan seedling (tanam bibit). Analisis data yang digunakan adalah analisis keuntungan dan efisiensi biaya. Keuntungan peremajaan tanaman kopi dihitung dengan mengurangkan penerimaan dengan biaya produksi (saprodi dan tenaga kerja), sedangkan efisiensi biaya merupakan perbandingan antara penerimaan dan total biaya, dengan rumus R/C ratio. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa (1) peremajaan tanaman kopi teknik kapak kulai lebih menguntungkan (Rp.38.136.953,-) dibandingkan dengan seedling (Rp.7.560.833,-), (2) peremajaan tanaman kopi teknik kapak kulai lebih efisien dengan R/C ratio 3,20 dibandingkan dengan seedling yang R/C ratio hanya 1,35.
- ItemPersepsi Petani Terhadap Pemanfaatan Mesin Tanam Pindah Bibit Padi Sawah Sistem Jawo (Indo Jarwo Transplanter 21) di Provinsi Bengkulu(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Yesmawati; Wibawa, Wahyu; Pudji Astuti, UmiLebih dari 20 varietas unggul baru yang dihasilkan Balitbangtan telah diadaptasikan dan didisplay di berbagai agroekosistem di Kalimatan Tengah, baik lahan pasang surut, tadah hujan maupun lahan kering. Masing-masing varietas yang diadaptasikan memiliki keunggulan yang berbeda-beda, seperti varietas Inpara yang diketahui memiliki kemampuan terhadap kondisi lahan masam, genangan, dll. Demikian juga dengan varietas Inpari yang memiliki tekstur dan bentuk gabah yang disukai di Kalimantan Tengah. Tulisan ini merupakan review dari pelaksanaan kegiatan pendampingan SLPTT, GPPTT dan UPBS yang dilaksanakan di Kalimantan Tengah, dari tahun 2011-2015. Tujuan kegiatan untuk mengetahui adaptasi dan preferensi masyarakat terhadap varietas-varietas unggul baru yang diadaptasikan dan didisplay di beberapa agroekosistem Kalimantan Tengah. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat sembilan varietas unggul baru yang hingga saat ini beradaptasi dengan baik dan sangat disukai petani di beberapa wilayah di Kalimantan Tengan, yaitu varietas Inpara 2, 3, 4, Inpari 9, 10, 14, 20, 23 dan Inpari 30. Pilihan ini tidak hanya sekedar kemampuan masingmasing varietas beradaptasi baik secara spesifik lokasi, tetapi juga berproduksi tinggi dan adaptif serta disukai dan diusahakan untuk memenuhi konsumsi. Selain itu mampu menumbuhkan sistem perbenihan yang dinaungi oleh Unit Pengelola Benih Sumber.
- ItemPROSPEK ADOPSI PEREMAJAAN KOPI DENGAN TEKNIK KAPAK KULAI DI PROVINSI BENGKULU(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Wibawa, Wahyu; Yesmawati; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungKapak kulai merupakan local wishdom teknik peremajaan kopi spesifik lokasi Bengkulu. Inovasi teknologi kapak kulai sudah diakui mampu meningkatkan produktivitas serta pendapatan petani. Inovasi teknologi akan berdampak jika diadopsi secara langsung. Kemampuan SDM, kesesuaian agroekosistem dan dukungan program pemerintah berpengaruh terhadap tingkat adopsi. Tujuan pengkajian adalah (1) mengkaji prospek adopsi berdasarkan persepsi petani terhadap teknik peremajaan kopi dengan teknik kapak kulai, (2) mengidentifikasi faktor-faktor penentu dalam adopsi peremajaan kopi dengan teknik kapak kulai. Pengkajian dilaksanakan di Kecamatan Tangsi Duren Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu dari bulan Agustus - Desember 2015. Prospek adopsi diukur melalui persepsi yang meliptui sikap kognitif, sikap afektif, dan sikap konatif petani terhadap teknik kapak kulai. Pengkajian dilaksanakan melalui survei dan wawancara terhadap 45 petani contoh, kemudian data yang terhimpun dianalisis secara statistik deskriptif dan interval kelas (5 interval). Hasil pengkajian menunjukkan bahwa (1) peremajaan kopi dengan teknik kapak kulai mempunyai prospek yang baik untuk diadopsi yang diindikasikan oleh persepsi petani dengan skor berkisar antara 4,02-4,37, (2) faktor penentu adopsi peremajaan kapak kulai adalah produktivitas tinggi (78,12%), pendapatan tinggi (20,14%), efisiensi biaya tenaga kerja (1,74%).
- ItemSekilas Diseminasi Teknologi Spesifik Lokasi Provinsi Bengkulu(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu, 2015) Astuti, Umi Pudji; Yesmawati; Honorita, Bunaiyah; Harta, LindaKinerja Sistem alih teknologi akan berhasil dan berdaya guna apabila mendapat dukungan dari liga kelembagan yang saling terkait yaitu (i) kelembagaan penelitian dan pengembangan, (ii) kelembagaan penyuluhan, dan (iii) kelembagaan pelani. Ketiga lembaga tersebut merupakan satu rangkaian yang saling mendukung dan terkait dalam suatu sistem alih teknologi dan tidak dapat bekerja sendiri-sendiri. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) sebagai unit pelaksana teknis Badan Litbang Pertanian di daerah, melalui pelaksanaan fungsi informasi, komunikasi dan diseminasi (3-Si) diharapkan menjadi roda penggerak dalam mempercepat dan memperluas pemanfaatan berbagai inovasi pertanian hasil lilkaji oleh pengguna (pelaku ulama dan pelaku usaha sektor pertanian). Percepatan adopsi inovasi dilakukan melalui diseminasi 7 teknologi, antara lain: budidaya Padi, budidaya Jagung, budidaya Kedelai, budidaya Jeruk Gerga. Integrasi Kelapa Sawit dan Sapi, serta Pengendalian Penggerek Buah Kakao. Teknologi ini telah dilakukan pada kegiatan pengkajian sebelumnya dan sangat perlu disebarluaskan kepada petani dan stakeholders. Percepatan diseminasi tahun 2015 dilaksanakan di 6 wilayah kerja BP3K di 4 Kabupaten/Kota (Bengkulu Selatan, Bengkulu Tengah, Lebong, dan Kota Bengkulu). Buku ini memuat 6 dokumen teknologi budidaya hasil kegiatan demontrasi plot dan demonstrasi cara di 6 wilayah kerja BPP dan diharapkan dapat digunakan sebagai bahan penyuluhan di lapangan.
- ItemSikap Petani terhadap Inovasi Teknologi Pemanfaatan Biourin Sapi di Kecamatan Seluma Selatan Kabupaten Seluma(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Kusnadi, Harwi; Mikasari, Wilda; Yesmawati; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianBiourin dari ternak sapi mengandung zat perangsang tumbuh yang memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan vegetatif tananam. Baunya yang khas menjadikan Biourin dapat berfungsi sebagai pengendalian hama tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap petani terhadap inovasi teknologi biourin dari ternak sapi. Penelitian dilakukan di bulan Juli 2019 di Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan Kabupaten Seluma. Data primer dikumpulkan melalui survey menggunakan kuesioner terhadap 25 orang responden. Data dianalisis dengan menggunakan interval kelas dan korelasi rank spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap petani terhadap inovasi teknologi biourin memperlihatkan minat yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan 100% petani menyetujui adanya inovasi teknologi biourin. Dari penelitian ini dapat disimpulan bahwa sikap petani terhadap inovasi teknologi biourin dari ternak sapi adalah setuju sebesar 100% dan tidak ada korelasi yang signifikan antara pendidikan dan pengalaman yang dimiliki dengan sikap petani terhadap penerapan/implementasi petani terhadap inovasi teknologi biourin dari ternak sapi kecuali faktor umur dengan nilai 0,019.
- ItemTINGKAT PENGETAHUAN, KESADARAN DAN KESEDIAAN PETANI UNTUK MENERIMA RESIKO DALAM PENGGUNAAN HERBISIDA PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI PROVINSI BENGKULU(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Yesmawati; Wibawa, Wahyu; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungKelapa sawit merupakan komoditas perkebunan utama di Provinsi Bengkulu. Pengendalian gulma dalam perkebunan kelapa sawit memerlukan biaya yang tinggi. Herbisida mampu mengendalikan gulma secara efektif dan efisien. Pengendalian gulma dengan herbisida sangat efektif dan efisien, tetapi juga mempunyai dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan. Pengetahuan, kesadaran dan implementassi herbisida yang baik diperlukan dalam pengelolaan gulma pada perkebunan yang ramah lingkungan. Tujuan pengkajian adalah (1) mengkaji tingkat pengetahuan petani terhadap penggunaan herbisida pada perkebunan kelapa sawit di Provinsi Bengkulu, (2) menilai tingkat kesadaran petani terhadap penggunaan herbisida pada perkebunan kelapa sawit di Provinsi Bengkulu, (3) mengkaji kesediaan petani untuk menerima resiko dalam penggunaan herbisida pada perkebunan kelapa sawit di Provinsi Bengkulu. Pengkajian dilaksanakan di Kecamatan Pondok Kelapa dan Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu dari bulan Februari-April 2013. Tingkat pengetahuan dan kesadaran petani diperoleh dengan metode survei dan wawancara. Data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan interval kelas (5 interval) terhadap 70 responden. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa (1) tingkat pengetahuan petani terhadap penggunaan herbisida termasuk dalam kategori rendah (39,43%), (2) tingkat kesadaran petani terhadap penggunaan alat pelindung pribadi termasuk dalam kategori rendah, (3) tingkat kesediaan petani untuk menerima resiko dalam aplikasi herbisida termasuk dalam kategori tinggi (74,86%). Pembinaan secara intensif diperlukan untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi dan keselamatan dalam penggunaan herbisida.