HAMA TIKUS DAN TEKNOLOGI PENGENDALIANNYA DI LAHAN SAWAH PASANG SURUT

Loading...
Thumbnail Image
Date
2001-11
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balittra
Abstract
Di Indonesia kerusakan padi yang disebabkan oleh hama tikus dapat mencapai 20% setiap tahunnya, sedangkan di lahan pasang surut 25% Hama ini sangat sulit dikendalikan, karena mempunyai kemampuan berkembangbiak dengan cepat dan daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan serta memiliki indera peraba, perasa dan pendengaran yang baik sehingga digolongkan sebagpi hewan yang cerdik. Walaupun demikian, usaha untuk menentukan teknologi yong tePfjt dalam mengendalikan hama tersebut pada suatu agroekosistem tertentu tents berlangsung melalui bebe rapa penelitian. Dari beberapa hasil penelitian tersebut diperoleh cara-cara mengendalikan hama tikus termasuk perkembangbiakan tikus sebagai bahan pcrtimbangan dalam tncncntukan strateg} pengcndalian. Dart hasil penelitian lainnya diketahui bahwa puncak perkembangan tikus terjadi pada saat padi stadia bunting dan bermalai don populasi tertinggi terjadi pada saat panen. Oleh karena itu keterlambatan ponen akan mengakibatkan kerusakan yong parah. Sanitasi dan waktu tanam yang serentak adalah komponen pengendalian yang harus dilakukan oleh semua petani. Penggunaan anjing sebagai predator yang dikombinasikan dengan mercon dan perangkap bambu ternyata efektif dalam menekan populasi tikus jika dibandingkan dengan hanya menggunakan rodentisida. Namun dalam mengatur setiap kornponen tersebut diperlukan adanya keterlibatan pengambil kebijakan yang bekerjasama dengan penanggungjawab teknis agarpengendalian dapat diorgenisasi secara baik.
Description
Keywords
HAMA TIKUS DAN TEKNOLOGI PENGENDALIANNYA DI LAHAN SAWAH PASANG SURUT
Citation
Collections