Aspek Budaya dalam Adopsi Inovasi: Antisipasi Kasus Pengembangan Padi di Merauke
Loading...
Date
2007-12-16
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
Abstract
Keputusan petani untuk mengadopsi atau menolak suatu inovasi (teknis atau kelembagaan) selalu didasarkan pada pertimbangan yang lebih luas daripada sekedar aspek teknis dan finansial bidang pertanian. Mereka juga mempertimbangkan budaya, nilai-nilai pribadi dan sosial, yang tidak selalu mudah dinalar dan karenanya kerap diabaikan para agen pembangunan. Pengabaian budaya petani dalam pembangunan pertanian bukan hanya dapat menggagalkan adopsi suatu inovasi, tetapi juga dapat mengakibatkan konflik yang kontra produktif dan tidak perlu. Program pengembangan Kabupaten Merauke sebagai lumbung pangan nasional perlu diselenggarakan secara hati-hati dengan mempertimbang- kan aspek budaya masyarakat adat setempat yang merasa makin terdesak di lahan leluhur mereka sendiri. Dengan demikian program tersebut akan mem- berikan dampak nasional secara nyata, sekaligus meningkatkan kesejahteraan yang adil bagi masyarakat adat setempat. P ara agen pembangunan pertanian (peneliti, penyuluh, pembuat- kebijakan, dsb.) kadang-kadang kurang berhasil meyakinkan petani untuk mengadopsi inovasi, baik teknis maupun kelembagaan. Kebanyakan kasus semacam itu disebabkan bukan oleh faktor teknis inovasi yang keunggulannya telah teruji, tetapi oleh faktor sosial. Kekakuan para agen pembangunan untuk hanya memperhatikan aspek teknis dan mengabaikan aspek sosial menghambat adopsi inovasi oleh petani. Sebagai individu atau anggota masyarakat sosial, setiap petani adalah subyek yang selalu memroses informasi dari sekitarnya, dan dengan itu membuat keputusan-keputusan yang dia anggap terbaik bagi dirinya. Persepsi2 bahwa petani, karena tingkat sosialnya yang rendah atau karena alasan lainnya, kurang mampu membuat keputusan terbaik bagi dirinya sendiri, adalah anggapan yang keliru. Persepsi semacam itu mereduksi kemanusiaan petani sebagai obyek, bertentangan dengan prinsip pem- bangunan pertanian yang ditujukan antara lain untuk lebih memanusiakan petani.
Description
Buletin Iptek Tanaman Pangan baru memasuki tahun kedua. Meski demikian, publikasi ini sudah mendapat perhatian yang cukup luas dari para peneliti di lingkungan Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, bahkan Badan Litbang Pertanian. Hal ini tercermin dari pernyataan beberapa peneliti tentang Buletin Iptek dan tulisan yang masuk ke redaksi