Penguatan Pusat Depositori Koleksi Ilmiah BRIN sebagai Referensi Nasional dan Internasional : Laporan Proyek Perubahan

Loading...
Thumbnail Image
Date
2024
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
BBPMKP
Abstract
Peran Direktorat Pengelolaan Koleksi Ilmiah terutama dalam mengelola koleksi kekayaan hayati dan non hayati Indonesia dan menyajikan data terkini sangat dibutuhkan sebagai dasar pengambilan kebijakan. DPKI mengelola koleksi ilmiah untuk digunakan dalam pengembangan riset, teknologi, dan inovasi dalam pelestarian keanekaragaman hayati. Tidak hanya menjawab ada berapa kekayaan alam Indonesia dan bagaimana karakternya, namun juga dapat menyediakan informasi yang tepat terhadap potensi, manfaat, kegunaan yang maksimal, serta bagaimana metode preservasinya untuk pemanfaatan yang berkelanjutan. Indonesia merupakan salah satu negara Mega Biodiversity, yaitu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. International Convention on Biodiversity mencatat 10% jenis bunga dunia, ditambah 12% mamalia (no-2 di dunia), 16% reptilia (no-4 di dunia), dan 17% spesies burung (no-5 di dunia) dimiliki Indonesia2. Selain kekayaan hayati, Indonesia juga memiliki kekayaan non hayati, termasuk di dalamnya beranekaragam jenis batuan, jenis tanah, arkeologi, naskah kuno/manuskrip, bahasa, seni budaya lokal berupa batik, senjata tradisional, dan kearifan lokal. Semua ini merupakan modal dasar yang sangat berharga untuk pembangunan nasional berkelanjutan. Pasal 40 UU Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi No 11 Tahun 2019, yang merupakan cikal bakal terbentuknya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menyatakan Pemerintah Pusat menetapkan Wajib Serah dan Wajib Simpan (WSWS) atas seluruh data primer dan keluaran hasil Penelitian, pengembangan, Pengkajian, dan Penerapan. Data primer tersebut berupa spesimen hidup; spesimen fisik tidak hidup; spesimen digital dari citra eksternal maupun internal; informasi digital dari kandungan spesimen seperti struktur protein, kandungan senyawa, dan/atau gen; data hasil pengukuran; rekaman audio visual; manuskrip; dan/atau artefak. Data primer dan keluaran hasil riset wajib disimpan paling singkat 20 (dua puluh) tahun. Dalam hal ini, BRIN bertugas membangun fasilitas penyimpanan (depositori dan repositori) serta tata kelolanya. Dengan terbentuknya BRIN pada tahun 2021, integrasi dan pendataan delapan jenis koleksi ilmiah yaitu Herbarium, Zoologi, Mikroorganisme, Bank Biji, Xylarium, Arkeologi, Geodiversitas, dan Kebun Raya mulai dilakukan. Namun, dengan tanggung jawab dan tugas yang begitu luas, Direktorat Pengelolaan Koleksi Ilmiah saat ini menghadapi situasi yang cukup memprihatinkan yaitu kompetensi SDM pengelola yang lemah; standar pengelolaan koleksi termasuk standar penyimpanan spesimen, serta media penyimpanan data belum ada; upaya integrasi data juga menemui kendala karena data tersebar di berbagai lembaga riset termasuk PT dan kementerian, serta baik di internal maupun di eksternal BRIN, resistensi komunitas dan periset untuk integrasi koleksi ilmiah secara fisik cukup tinggi. Belum ada payung hukum yang menaungi integrasi koleksi ilmiah nasional. Jika kondisi ini tidak segera diatasi, maka tata kelola spesimen ilmiah yang belum memenuhi standar dikhawatirkan menyebabkan kerusakan dan kehilangan spesimen, terutama temuan arkeologi yang bersifat terbatas, rapuh, dan fragmentaris. Spesimen yang posisinya masih tersebar tidak termonitor dengan baik sehingga fungsi kontrol terkait preservasi dan konservasi koleksi sangat minim. Resistensi periset dan komunitas pemilik data/koleksi yang cukup tinggi akibat salah satunya kekhawatiran mereka tidak lagi dapat mengakses koleksi setelah diserahkan kepada BRIN menyebabkan integrasi koleksi ilmiah nasional tidak akan terwujud. Selanjutnya, tidak adanya database menyebabkan penelitian berulang karena dokumentasi hasil riset pemanfaatan biodiversitas dan geodiversitas Indonesia masih kurang baik. Untuk mewujudkan Pusat Depositori dan Repositori Koleksi Ilmiah BRIN yang kuat dan terstandar sebagai Referensi Nasional dan Internasional serta jaringan Biodiversity dan Geodiversity nasional untuk integrasi koleksi ilmiah demi pembangunan berkelanjutan, perlu dilakukan perencanaan dan terobosan secara cepat melalui sebuah proyek perubahan. Tujuan proyek perubahan adalah menyediakan data sumber daya hayati dan non hayati Indonesia yang komprehensif (akurat, terbarui dan tervalidasi) serta tata kelola pengelolaan koleksi ilmiah terstandar untuk perlindungan dan pemanfaatan berkelanjutan. Dalam perencanaannya, tujuan yang akan dicapai dalam jangka pendek (2 bulan) yaitu 1) Menyusun Perka BRIN: Integrasi, penyimpanan, akses, pemanfaatan, dan pengembangan data; pengembangan standar fasilitas penyimpanan; serta standar kompetensi personel pengelola; 2) Menyusun SOP pengelolaan koleksi; dan 3) Membangun kolaborasi eksternal dengan PT, K/L, Pemda, dan Komunitas pemilik data/koleksi. Dalam jangka waktu 6-12 bulan (Jangka Menengah), tujuan yang akan dicapai adalah: 1) Membangun database koleksi ilmiah terintegrasi; 2) Menyelenggarakan digitalisasi koleksi spesimen ilmiah nasional; dan 3) Menyelenggarakan pengayaan basis pengetahuan koleksi ilmiah. Selanjutnya, dalam 24 bulan ke depan, tujuan jangka panjang yang akan dicapai adalah: 1) Membangun Pusat Depositori Koleksi Ilmiah BRIN yang kuat sebagai Referensi Nasional dan Internasional; 2) Mengembangkan koleksi ilmiah yang belum dimiliki (BRIN); dan 3) Membangun National Biodiversity & Geodiversity Network untuk pembangunan berkelanjutan. Proyek perubahan ini mendukung Program Reformasi Birokrasi Berdampak yaitu Digitalisasi Administrasi Pemerintahan. Setelah implementasi selama dua bulan (6 Juli - 6 September 2024), target yang dicapai adalah: Tersusunnya Perka BRIN: Tata Kelola Koleksi Ilmiah; SOP Pengelolaan Koleksi Ilmiah Kolaborasi dengan PT, K/L, Pemda, dan Komunitas; Database Koleksi Ilmiah Terintegrasi (Target Jangka Menengah); Pusat Depositori Koleksi Ilmiah BRIN sebagai Referensi Nasional dan Internasional (Jumlah koleksi ilmiah, jumlah pengguna memanfaatkan koleksi bertambah) serta National Biodiversity & Geodiversity Network untuk pembangunan berkelanjutan (Target Jangka Panjang).
Description
Keywords
Koleksi Ilmiah;Penyimpanan Data;Aplikasi SEKAR;Database;Integrasi;Database Koleksi Ilmiah Indonesia Terintegrasi (SEKAR);Direktorat Pengelolaan Koleksi Ilmiah;Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN);Laporan Proyek Perubahan;Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN);PKN Tk.II/10/2024;
Citation