Penanganan Gangguan Reproduksi Pada Sapi Potong
No Thumbnail Available
Date
2007-09-09
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Loka Penelitian Sapi Potong Grati
Abstract
Keberhasilan reproduksi akan sangat mendukung peningkatan populasi sapi potong. Namun kondisi sapi potong di usaha peternakan rakyat, hingga saat ini sering dijumpai adanya kasus gangguan reproduksi yang ditandai dengan rendahnya fertilitas induk, akibatnya berupa penurunan angka kebuntingan dan jumlah kelahiran pedet, sehingga mempengaruhi penurunan populasi sapi dan pasokan
penyediaan daging secara nasional. Perlu dicarikan solusi untuk meningkatkan populasi sapi potong dalam rangka mendukung kecukupan daging sapi secara nasional tahun 2010. Gangguan reproduksi yang umum terjadi pada sapi diantaranya: (1) (ari-ari tidak keluar), (2) (kesulitan melahirkan) (3) (keguguran), dan (4) kelahiran prematur /sebelum waktunya. Gangguan reproduksi tersebut menyebabkan
kerugian ekonomi sangat besar bagi petani yang berdampak terhadap penurunan pendapatan peternak; umumnya disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya : (1). penyakit reproduksi, (2) buruknya sistem
pemeliharaan, (3) tingkat kegagalan kebuntingan dan (4) masih adanya pengulangan inseminasi, yang kemungkinan salah satu penyebabnya adalah adanya gangguan reproduksi; di Sumatera Barat 60 % disebabkan oleh dan 40 % hormonal (Riady, 2006). Penanganan gangguan reproduksi ditingkat pelaku usaha peteranakan masih kurang, bahkan beberapa peternak terpaksa menjual sapinya dengan harga yang murah karena ketidaktahuan cara menangani. Perlu pemasyarakatan teknologi inovatif untuk penanggulangan gangguan reproduksi sapi potong, khususnya pada sapi induk usaha