Deteksi Tular Benih Xanthomonas oryzae pv. oryzae dan Hubungan Tingkat Keparahan Penyakit Dengan Tingkat Infeksi Pada Benih Padi

Abstract
Penyakit hawar daun bakteri menjadi masalah yang serius pada pertanaman padi dan permasalahannya terus bertambah dari waktu ke waktu. Sifat patogen Xanthomonas oryzae pv. oryzae yang memiliki variasi patotipe yang cukup banyak dan cepat berubah menjadi kendala dalam perakitan varietas, karena varietas yang dilepas umumnya hanya tahan terhadap patotipe tertentu saja. Permasalahan lain adalah bakteri ini diindikasikan bersifat tular benih. Untuk mengetahui sifat tular benih dari bakteri X. oryzae pv. oryzae dan hubungannya dengan tingkat serangan, maka dilakukan deteksi infeksi benih terhadap beberapa varietas dengan tingkat serangan yang berbeda-beda di Laboratorium Fitopatologi, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi. Deteksi dilakukan terhadap 14 jenis varietas, yang terdiri atas 7 varietas padi irigasi (Ciherang, Inpari 1, 16, 17, 21, 22, dan Inpari 23), tiga varietas padi gogo (Inpago 7, 8, dan Situbagendit), dan 4 varietas padi rawa, yaitu Inpara 1, 3, 4, dan Inpara 5. Deteksi dilakukan dengan metode inkubasi pada media agar dan motode on-growing test. Uji Postulat Koch juga dilakukan untuk memastikan bahwa jenis bakteri yang terdeteksi adalah bakteri X. oryzae pv. oryzae. Hasil deteksi dengan metode inkubasi pada media agar menunjukkan bahwa dari 14 varietas yang diuji, sebanyak 4 varietas positif terinfeksi bakteri X. oryzae pv. oryzae, yaitu Ciherang, Inpari 1, Inpari 16, dan varietas Situbagendit. Tingkat infeksi tertinggi diperoleh dari benih Ciherang sebesar 0,75%, diikuti Inpari 1 dan Situbagendit (0,5%), sementara tingkat infeksi benih varietas Inpari 16 sebesar 0,25%. Pada varietas Ciherang diperoleh adanya korelasi positif antara tingkat serangan di lapangan dengan tingkat infeksi pada benih dengan koefisien determinasi= 0.902. Deteksi infeksi benih dengan metode on-growing test diperoleh tingkat infeksi pada benih tertinggi juga ditunjukkan pada benih varietas Ciherang, yaitu sebesar 73,33% dari sampel benih yang berasal dari malai dengan tingkat keparahan penyakit 100%.
Description
10 hlm.; 4 ills.; 2 tabel
Keywords
Citation