Kajian Pemanfaatan Bungkil Biji Mimba Sebagai Penghambat Nitrifikasi Untuk Meningkatkan Efisiensi Pemupukan Nitrogen Pada Padi Sawah
No Thumbnail Available
Date
2015-08-06
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
Abstract
Pemupukan merupakan upaya untuk meningkatkan ketersediaan hara dalam tanah guna menunjang pertumbuhan tanaman dan hasil yang optimal. Nitrogen merupakan salah satu unsur hara makro yang menjadi pembatas utama produksi tanaman, baik di daerah tropis maupun di daerah-daerah beriklim sedang. Konsumsi pupuk N akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan kebutuhan pangan. Harga pupuk kimia yang kini relatif mahal dan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemakaian pupuk N yang berlebihan, mendorong perlunya upaya meningkatkan efisiensi pemupukan. Pengkajian pemanfaatan bungkil biji mimba (BBM) sebagai bahan penghambat nitrifikasi (PN) untuk meningkatkan efisiensi pemupukan N padi sawah, dilaksanakan di Desa Trirenggo, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul. Penelitian dilaksanakan pada musim tanam tahun 2010/2011 dengan perlakuan, Faktor I adalah takaran bahan penghambat nitrifikasi (P) dengan empat taraf yaitu Tanpa PN (P0 ); Bahan PN dari BBM 10% berat pupuk N (P1 ); Bahan PN dari BBM 20% berat pupuk N (P2 ); dan Bahan PN dari BBM 30% berat pupuk N (P3 ) dan Faktor II adalah takaran pupuk Nitrogen (N) dengan tiga taraf perlakuan; Urea 100 kg ha-1 (N1 ); Urea 200 kg ha-1 (N2 ), dan Urea 300 kg ha-1 (N3 ). Data-data yang didapat dari hasil pengamatan dianalisis dengan sidik ragam menurut rancangan faktorial dengan menggunakan program SAS Versi 9.00. Untuk membandingkan rata-rata perlakuan digunakan uji beda nyata dengan DMRT pada level 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (a) Pemupukan N berpengaruh nyata terhadap kehijauan daun pada 35 dan 60 hst, sedangkan pemberian PN hanya berpengaruh nyata terhadap kehijauan daun pada 60 hst, (b) Pemupukan N berpengaruh nyata terhadap hasil gabah, sedangkan perlakuan PN tidak nyata dan hasil gabah tertinggi pada perlakuan P3N3 sebesar 8,37 t/ha GKG, dan (c) Perlakuan N berbeda sangat nyata terhadap nilai Efisiensi agronomi, N (EAN) sedangkan perlakuan PN tidak nyata namun berbeda nyata terhadap efisiensi serapan N (ESN) dan nilai ESN terbaik pada perlakuan PN 20% sebesar 60%.
Description
16 hlm.; 5 tabel
Keywords
PENGHAMBAT, NITRIFIKASI, PEMUPUKAN, EFISIENSI, INHIBITOR, NITRIFICATION, FERTILIZATION, EFFICIENCY