PEMANFAATAN ALAT DAN MESIN TATA AIR PERTANIAN DI UPTD BP4 WILAYAH III KECAMATAN SEYEGAN KABUPATEN SLEMAN PROVINSI DIY

No Thumbnail Available
Date
2022-09-21
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
PROGRAM STUDI TATA AIR PERTANIAN, POLITEKNIK ENJINIRING PERTANIAN INDONESIA BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
Abstract
PROPOSAL PKL 1,2020. TAP. PENDAHULUAN.Indonesia memiliki potensi yang cukup besar di sektor pertanian, terutama subsector hortikultura. Biro Pusat Statistik Indonesia (2019) menyebutkan bahwa subsektor hortikultura telah memberikan kontribusi sebagai penyumbang terbesar terhadap pertumbuhan sektor pertanian di Indonesia, di antaranya hasil komoditas sayuran yang mencapai hinga 13 juta ton, komoditas buah-buahan 21,5 juta ton, komoditas tanaman hias 870 juta tangkai, dan komoditas tanaman obat 676 ribu ton (Deddy Wahyudin Purba, 2020). Indonesia sebagai negara agraris yang memiliki sumberdaya alam melimpah yang dijadikan sebagai sumber penghasilan dan sumber makanan. Kebutuhan air begitu vital terutama untuk memenuhi kebutuhan kelestarian tumbuhan atau lahan pertanian. Perlu diterapkan pengaturan untuk mengontrol sistem saluran irigasi yang bisa mengoptimalkan pemanfaatan pasokan air. Selain itu Indonesia juga merupakan negara pertanian dan memiliki sumber air yang luas (David Setiadi, 2018). Menurut PP irigasi No.20, 200 Irigasi secara umum didefinisikan sebagai suatu proses menyadap/mengambil air dari sumbernya untuk keperluan pertanian guna memenuhi kebutuhan air tanaman. Irigasi mikro adalah salah satu terobosan yang bisa dilakukan. Teknologi ini adalah suatu istilah bagi sistem irigasi yang mengaplikasikan air hanya di sekitar zona penakaran tanaman (Dadang Ridwan, 2014). Meningkatnya alih fungsi lahan menyebabkan lahan pertanian semakin terbatas. Irigasi mikro merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan produktivitas pertanian pada lahan yang terbatas Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah yang memiliki alsintan yang baik, mulai dari adanya traktor roda dua, pompa, dan penerapan irigasi sesuai dengan program studi Tata Air Pertanian. Penerapa system irigasi yang dilakukan yaitu irigasi tetes, irigasi permukaan, irigasi springkler, irigasi bawah permukaan, dan lain lain. Begitupun dengan alat dan mesin pertanian lainnya, seperti traktor roda dua,, combine harvester, tractor roda empat (4), transplanter, dan sebagainya. Irigasi tetes dan irigasi springkler merupakan system irigasi yang memiliki kemampuan untuk mengurangi penggunaan air yang berlebih atau mampu menghemat air. Di wilayah sekitar UPTD BP4 Wilayah III ini belum banyak menggunakan system irigasi tetes dan springkler. Namun sudah beberapa wilayah menggunakan system irigasi ini. Dalam waktu dekat ini sedang dalam proses pengoperasian sistem irigasi tetes dan springkler. Penggunaan sistem irigasi ini sudah mulai berkembang dan menggunakan media tanam sekam bakar, arang, dan tanah yang dicampur menjadi satu. Bibit yang digunakan dalam pengoperasian irigasi tetes dan springkler dengan bibit cabai dan sawi. Seperti yang kita ketahui bahwa irigasi tetes adalah Irigasi tetes merupakan sistem pemberian air pada tanaman secara langsung baik pada permukaan tanah maupun di dalam tanah melalui tetesan-tetesan secara sinambung dan perlahan (Susila, 2009). Pemberian air pada irigasi tetes dilakukan dengan menggunakan alat aplikasi (applicator, emission device) yang dapat memberikan air dengan debit yang rendah dan frekuensi yang tinggi (hampir terus-menerus) disekitar perakaran tanaman. Sedangkan irigasi Springkler adalah Salah satu teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan air irigasi adalah irigasi sprinkler. Sistem irigasi sprinkler merupakan salah satu alternatif metode pemberian air dengan efisiensi pemberian air lebih tinggi dibandingkan dengan irigasi permukaan (surface irrigation). Namun dalam penerapan sistem irigasi sprinkler di lapangan masih dijumpai banyak kendala, diantaranya adalah memerlukan biaya investasi awal dan operasional yang tinggi. Balai Penelitian Tanah (2009) menyatakan kelebihan teknologi irigasi sprinklerdapat menghemat air sampai 50% dibanding cara gelontor. Irigasi sprinkler meningkatkan efisiensi irigasi dan efisiensi penggunaan air dibandingkan dengan metode irigasi permukaan. (Rahmi Fauziah, 2016). Berdasarkan beberapa uraian diatas maka penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) 1 dengan judul Pemanfaatan Alat Dan Mesin Tata Air Pertanian Di UPTD BP4 Wilayah Ill Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sehingga dengan adanya Praktik Kerja Lapangan (PKL) 1 ini dapat menjadi kesempatan bagi mahasiswa Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia untuk memperlajari dan menggali potensi untuk perkembangan teknologi pertanian di masa depan.
Description
Keywords
Irigasi Mikro, Irigasi Springkel , Pompa Dinamis
Citation
Collections