Pemanfaatan Tanaman Ubi Kayu dan Limbahnya secara Optimal sebagai Pakan Ternak Ruminansia
Loading...
Date
2009
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
WARTAZOA
Abstract
Salah satu alternatif untuk mengatasi kekurangan pakan ternak adalah dengan menggunakan bahan pakan lokal. Ubi kayu (Manihot utilissima) merupakan tanaman tropis yang mudah tumbuh di segala kondisi tanah dan pada waktu musim panen harganya relatif murah. Kandungan nutrisi dalam ubi kayu terutama proteinnya sangat rendah, namun ubi kayu merupakan sumber energi yang cukup potensial. Oleh sebab itu, penelitian yang berkembang adalah optimasi pemanfaatan ubi kayu sebagai pakan melalui pengkayaan nilai nutrisi, antara lain dengan fermentasi ataupun produksi single cell protein atau disuplementasi dengan bahan pakan lain. Daun ubi kayu mengandung kadar protein yang cukup tinggi dan dapat digunakan sebagai sumber protein. Namun, pemanfaatan ubi kayu dan limbahnya sering kali terkendala oleh adanya senyawa antinutrisi berupa asam sianida dan linamarin. Kendala tersebut dapat diatasi dengan perlakuan fisik, kimiawi maupun biologis sebagai upaya mendetoksifikasi senyawa antinutrisi tersebut. Penggunaan ubi kayu secara luas sebagai pakan ternak memerlukan strategi formulasi yang tepat agar diperoleh produktivitas ternak yang optimal.
Description
Beberapa hasil penelitian tentang pemanfaatan tanaman ubi kayu mulai dari limbah pasca panen dan agroindustrinya sebagai pakan ternak ruminansia telah banyak dilakukan baik ruminansia kecil maupun besar, khususnya sapi potong. Pemanfaatan ubi kayu dalam bentuk gaplek dan onggok kering yang paling umum digunakan sebagai bahan konsentrat baik untuk sapi potong maupun untuk sapi perah. Perubahan kondisi rumen terjadi ketika ubi kayu digunakan sebagai bahan pakan ternak ruminansia. Pemberian gaplek yang semakin tinggi levelnya di dalam ransum sapi potong akan memberikan pengaruh
yang sangat nyata terhadap penurunan pH rumen karena gaplek sangat mudah dicerna di dalam rumen dan mudah dihidrolisis menjadi asam-asam lemak terbang. Produksi asam propionat lebih banyak pada pakan yang mengandung gaplek yang lebih tinggi sehingga perbandingan proporsi asetat : propionat turun. Efek lain yang terjadi pada rumen adalah suplai N mikroba menjadi meningkat seiring dengan peningkatan level gaplek di dalam pakan. Total populasi protozoa meningkat signifikan dan terjadi penurunan zoospora fungi pada level gaplek yang lebih tinggi.