Frekuensi Stadium Perkembangan Blastoderm Puyuh Prainkubasi pada Galur Inbred, F, Hybrid, dan Acak
No Thumbnail Available
Date
1997-11
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Perhimpunan Bioteknologi Pertanian Indonesia
Abstract
Untuk mengetahui awal terjadinya heterosis dan efek silang-dalam pada embrio puyuh maka telah dilakukan pengamatan terhadap frekuensi stadium perkembangan blasto derm prainkubasi pada galur inbred (F=0,594), Fi hybrid, dan acak. Penilaian terhadap stadium perkembangan blastoderm dilakukan berdasarkan standar stadium perkem bangan blastoderm pasca-oviposisi I-V yang dibuat untuk blastoderm puyuh. Hasll pengamatan yang dilakukan terhadap 71, 81, dan 98 blastoderm menunjukkan nilai untuk stadium paling rendah (stadium I) berturut-turut adalah 12,7%; 3,7%; dan 3,1% dan nilai untuk total Stadium IV dan V adalah 30,9%, 45,6% dan 58,2% masing-masing pada galur inbred, F^ hybrid, dan acak. Percobaan ini menunjukkan bahwa heterosis dan efek silang-dalam pada puyuh telah terjadi sebelum embrio mengalami proses inkubasi.
Description
Keywords
Puyuh, perkembangan blastoderm, prainkubasi, galur inbred, F1 hybrid, acak.