Frekuensi Stadium Perkembangan Blastoderm Puyuh Prainkubasi pada Galur Inbred, F, Hybrid, dan Acak

dc.contributor.authorHedianto, Yanuarso Eddy
dc.contributor.otherBalai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, Bogoren_US
dc.date.accessioned2021-03-23T03:35:14Z
dc.date.available2021-03-23T03:35:14Z
dc.date.issued1997-11
dc.description.abstractUntuk mengetahui awal terjadinya heterosis dan efek silang-dalam pada embrio puyuh maka telah dilakukan pengamatan terhadap frekuensi stadium perkembangan blasto derm prainkubasi pada galur inbred (F=0,594), Fi hybrid, dan acak. Penilaian terhadap stadium perkembangan blastoderm dilakukan berdasarkan standar stadium perkem bangan blastoderm pasca-oviposisi I-V yang dibuat untuk blastoderm puyuh. Hasll pengamatan yang dilakukan terhadap 71, 81, dan 98 blastoderm menunjukkan nilai untuk stadium paling rendah (stadium I) berturut-turut adalah 12,7%; 3,7%; dan 3,1% dan nilai untuk total Stadium IV dan V adalah 30,9%, 45,6% dan 58,2% masing-masing pada galur inbred, F^ hybrid, dan acak. Percobaan ini menunjukkan bahwa heterosis dan efek silang-dalam pada puyuh telah terjadi sebelum embrio mengalami proses inkubasi.en_US
dc.identifier.isbn979-95360-0-6
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/12167
dc.language.isoiden_US
dc.publisherPerhimpunan Bioteknologi Pertanian Indonesiaen_US
dc.subjectPuyuh, perkembangan blastoderm, prainkubasi, galur inbred, F1 hybrid, acak.en_US
dc.titleFrekuensi Stadium Perkembangan Blastoderm Puyuh Prainkubasi pada Galur Inbred, F, Hybrid, dan Acaken_US
dc.typeArticleen_US
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
Puyuh1997.pdf
Size:
2.11 MB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
1.71 KB
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description: