Buletin Hasil Penelitian Agroklimat dan Hidrologi
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Buletin Hasil Penelitian Agroklimat dan Hidrologi by Subject "Curah hujan"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemHubungan Iod (Indian Ocean Dipole) Terhadap Anomali Curah Hujan di Pantai Utara Jawa (Studi Kasus: Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Indramayu)(Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi, 2019-11-20) Firda, Dariin; Balai Penelitian Agroklimat dan HidrologiAnalisis hubungan antara indeks IOD (Indian Ocean Dipole) dengan anomali curah hujan bulanan dilakukan pada tiga Kabupaten di Pantai Utara Jawa dengan periode tiga bulanan, yaitu Desember-Januari-Februari (DJF), Maret-April-Mei (MAM), Juni-Juli-Agustus (JJA), dan September-Oktober-November (SON). Waktu jeda yang digunakan dalam analisis adalah lag 0 sampai lag 3 dengan analisis korelasi dan signifikansi dengan nilai p < 0,1. Data curah hujan bulananp ada 14 stasiun yang digunakan memiliki periode data >20 tahun dengan data kosong pada setiap stasiun <10%. Hasil analisis menunjukan bahwa IOD memiliki korelasi kuat dengan anomali curah hujan bulanan. Periode musim yang paling banyak memiliki korelasi dengan IOD positif adalah periode SON sebanyak 6 stasiun. Pada kondisi IOD negatif, periode MAM dan JJA merupakan periode dengan jumlah stasiun terbanyak yang berkorelasi nyata dengan IOD. Pada kondisi IOD positif, stasiun yang paling banyak berkorelasi nyata berada di wilayah Kabupaten Subang. Dalam kondisi IOD negatif, sebagian besar stasiun berkorelasi nyata di wilayah Kabupaten Indramayu. Pengaruh IOD baik positif maupun negatif, secara umum lebih kuat pada periode musim MAM sampai SON dan lebih rendah pada periode musim DJF.
- ItemKoreksi Bias Curah Hujan Global Precipitation Climatology Centre (GPCC), Studi Kasus: Jawa Barat(Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi, 2019-11-20) Misnawati; Balai Penelitian Agroklimat dan HidrologiPenggunaan data-data global curah hujan semakin meningkat karena minimnya ketersedian data observasi curah hujan, akan tetapi curah hujan global masih memiliki bias terhadap curah hujan observasi sehingga perlu dilakukan koreksi bias terhadap data-data global sebelum penggunaan lebih lanjut. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan koreksi bias curah hujan Global Precipitation Climatology Centre (GPCC) bulanan untuk wilayah Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah curah hujan GPCC sebelum dikoreksi lebih tinggi dari curah hujan observasi (overestimate) dan setelah dilakukan koreksi bias, jumlah curah hujan GPCC mendekati curah hujan observasi. Nilai korelasi (r) antara curah hujan GPCC terkoreksi lebih tinggi dibandingkan dengan curah hujan GPCC yang belum dikoreksi yaitu 0.522 sebelum dikoreksi dan 0.947 setelah dikoreksi. Pola spasial curah hujan GPCC terkoreksi hampir sama dengan pola spasial curah hujan observasi dan nilai perbedaan (gap) curah hujan GPCC terkoreksi lebih kecil dibandingkan dengan GPCC yang belum terkoreksi.
- ItemPotensi Tanam Padi pada Musim Kemarau 2020 di Provinsi Jawa Timur(Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi, 2020-11-11) Misnawati; Firda, Dariin; Rachmawati, Naadaa; Balai Penelitian Agroklimat dan HidrologiPadi merupakan makanan pokok untuk penduduk indonesia yang kebutuhannya selalu meningkat setiap tahunnya karena peningkatan populasi. Salah satu upaya peningkatan produksi padi adalah dengan memanfaatkan potensi tanam pada musim kemarau. Potensi tanam pada musim kemarau sangat ditentukan oleh faktor ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan tanaman padi. Artikel ini merupakan sebuah review untuk mengetahui potensi tanam padi pada musim kemarau 2020 di Jawa Timur berdasarkan prediksi iklim dari SI Pertanian dan BMKG. Kondisi musim kemarau 2020 yang cenderung lebih basah dibandingkan rerata kimatologis 1981-2010, dapat dimanfaatkan untuk peningkatan produksi tanaman padi yang melalui peningkatan indeks penanaman mencapai IP 300. Berdasarkan SI KATAM TERPADU, potensi luas tanam padi pada musim kemarau 2020 meningkat 8% dibandingkan tahun sebelumnya. Meski demikian, kondisi prediksi curah hujan dalam SI Iklim Pertanian menunjukkan curah hujan tergolong rendah di seluruh wilayah Jawa Timur pada April-Agustus dengan curah hujan <50 mm per dasarian dan berpeluang tinggi untuk deret hari kering >10 hari berturut-turut. Melihat kondisi tersebut, selain curah hujan, penyediaan dan pemanfaatan infrastruktur air juga diperlukan agar dapat mendukung potensi penanaman padi pada musim kemarau 2020.