Prosiding Seminar Nasional Akselerasi Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi, Mendukung Ketahanan Pangan di Wilayah Kepulauan
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Prosiding Seminar Nasional Akselerasi Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi, Mendukung Ketahanan Pangan di Wilayah Kepulauan by Subject "Analisis Kelayakan Finansial"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemAnalisis Kelayakan Finansial Teknologi Usahatani Kedelai Setelah Padi Sawah di Desa Waekasar, Kecamatan Mako, Kabupaten Buru(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2007) Hidayah, Ismatul; Susanto, Andriko Noto; Sirappa, Marthen P; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuPenelitian ini bertujuan untuk menentukan kelayakan finansial teknologi introduksi usahatani kedelai setelah padi sawah, yang telah dilakukan pada petani kedelai lahan sawah irigasi di Desa Waekasar, kecamatan Mako, kabupaten Buru pada Tahun 2006. Digunakan metode pemahaman pedesaan secara partisipatif terhadap dua kelompok petani yaitu petani kooperator dan non-kooperator. Data yang dikumpulkan meliputi data komponen produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani petani kooperator dengan menerapkan teknologi introduksi mampu memberikan keuntungan yang lebih besar (Rp 2.557.000) dibandingkan dengan usahatani petani non-kooperator (1.165.000), dengan nilai R/C masing-masing yaitu 1,40 (petani kooperator), 1,33 (petani non-kooperator). Hasil analisis marginal B/C sebesar 1,36 menunjukkan bahwa perubahan komponen teknologi petani yang disesuaikan dengan teknologi introduksi secara finansial layak dilakukan karena setiap Rp 100 tambahan biaya yang dikeluarkan oleh petani kooperator akibat mengganti komponen teknologi menyebabkan tambahan penerimaan sebesar Rp 136. Usahatani pola introduksi layak diterapkan dengan titik impas tambahan produksi yaitu 556,60 kg/ha atau produktivitas minimal yang harus dicapai 1.486,60 kg/ha. Dengan tambahan produksi sebesar 850 kg/ha pada petani kooperator maka perubahan komponen teknologi tersebut layak dilakukan jika penurunan harga tidak sampai dibawah titik impas harga yaitu Rp 3.274,12/kg.
- ItemAnalisis Kelayakan Finansial Usahatani Tanaman Perkebunan Rakyat di Kabupaten Buru(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2007) Hidayah, Ismatul; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuAnalisis kelayakan finansial usahatani tanaman perkebunan dilakukan di Kabupaten Buru tahun 2005 dengan metode survei berstruktur. Indikator kelayakan yang digunakan Pendapatan bersih atau keuntungan, rasio pendapatan dengan biaya (B/C), Periode pengembalian (Pay Back Period), Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return atau IRR. Hasil analisis kelayakan ekonomi menunjukkan bahwa pada tingkat DF 15 persen, dalam waktu 15 tahun usahatani tanaman perkebunan rakyat layak atau menguntungkan dengan nilai NPV masing masing yaitu kelapa Rp 1.095.316,80. dengan tingkat IRR 17 persen, jambu mete Rp 1.912.230 dengan tingkat IRR 19,20 persen, pala Rp 5.612.558,50 dengan tingkat IRR 22,10 persen, cengkeh Rp 9.846.800,60 dengan tingkat IRR 29 persen, kakao Rp 8.136.000 dengan tingkat IRR 25 persen, kopi Rp 8.126.510 dengan tingkat IRR 27 persen, sedangkan nilai net B/C > 0 pada semua komoditas perkebunan (layak secara ekonomi), artinya selama 15 tahun usaha perbandingan antara keuntungan bersih dengan biaya yang dikeluarkan untuk masing masing komoditas yaitu kelapa 1,19, jambu mete 1,34, pala 1,74, cengkeh 2,67, kakao 1,89, kopi 2,10. Tanpa memperhatikan tingkat bunga (bunga modal), jangka waktu pengembalian modal usahatani tanaman perkebunan untuk masing masing komoditas yaitu kelapa 8 tahun 7 bulan, jambu mete 7 tahun 1 bulan, pala 8 tahun 9 bulan, cengkeh 6 tahun 9 bulan, kakao 6 tahun 1 bulan,opi 5 tahun 6 bulan.