Prosiding Seminar Nasional Akselerasi Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi, Mendukung Ketahanan Pangan di Wilayah Kepulauan
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Prosiding Seminar Nasional Akselerasi Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi, Mendukung Ketahanan Pangan di Wilayah Kepulauan by Subject "Agroindustri"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemAnalisis Kelayakan Usaha dan Nilai Tambah Agroindustri Sagu: Studi Kasus Pengusaha Sagu di Kec. Salahutu dan Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2007) Leatemia, E D; Girsang, Wardis; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuMaluku memiliki potensi sagu sekitar 31000 hektar namun belum dimanfaatkan secara optima baik pohon sagu maupun hasil olahan tepung sagu. Sagu merupakan komoditi pangan yang banyak mengandung karbohidrat sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pangan masyarakat, baik secara tradisional maupun pangan olahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha produksi sagu dan nilai tambah produk olahan sagu. Metode penelitian studi kasus digunakan terhadap 3 kelompok pengusaha sagu dan 30 pengrajin pembuat bagea dan sarut, masing-masing di desa Waai dan Waitatiri, kecamatan Salahutu dan desa Ihamahu, kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan analisis finansial dan analisi nilai tambah Hayami dan Toshihiko (1993). Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha kelompok bisnis tepung sagu basah dan kering layak diusahakan. Nilai tambah yang diperoleh pun bervariasi menurut harga bahan baku, harga input dan nilai produk. Rasio nilai tambah satu kilogram tepung sagu terhadap nilai produk yang dijual untuk masing-masing produk juga berbeda: bagea kanari 27,86%, sarut kanari 28,65%, bagea kelapa 20,94% dan sarut kelapa 17,82%. Disarankan agar kelompok usaha sagu memperoleh nilai tambah yang optimal melalui perbaikan teknologi produksi yang lebih baik dan teknik modifikasi produk yang lebih beragam serta jaringan pasar yang lebih luas.
- ItemTeknologi Pasca Panen Ubikayu untuk Mendukung Pengembangan Agroindustri(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2007) Malawat, Saleh; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian MalukuUbikayu sebagai bahan sumber karbohidrat merupakan produk pertanian yang cukup potensial untuk industri skala rumah tangga, industri kecil maupun menengah. Untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal maupun pasar dalam negeri, ubi kayu nilai ekonominya dengan sentuhan teknologi penanganan pasca penen yang optimal. Permasalahan yang dihadapi petani, adalah ketika panen, ubikayu hampir tidak habis terjual, bahkan banyak terbuang sebagai limbah, padahal masyarakat dapat ditangani dengan baik dan diolah menjadi berbagai bahan setengah jadi antara lain: chip, sawut, tepung pati dan lain-lain untuk kemudian diolah menjadi mie, roti, cake, kue kering dan minuman dari ubikayu. Dengan penganekaragaman produk ubikayu ini, akan memperkuat posisi rebut tawar petani sehingga tidak hanya menawarkan satu jenis produk kepada konsumen, melainkan menjual dalam bentuk segar, bahan setengah jadi, dan aneka jenis olahan makanan lainnya. Salah satu usaha yang paling rasional untuk meningkatkan pendapatan petani adalah menggali potensi pangan lokal dan memberi sedikit sentuhan teknologi sesuai kebutuhan petani di daerah setempat.