Prosiding Seminar Nasional Pertanian Lahan Rawa
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Prosiding Seminar Nasional Pertanian Lahan Rawa by Subject "JERUK SIAM BANJAR KONTRIBUSINYA PENDAPATAN PETANI LAHAN LEBAK KALIMANTAN SELATAN"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
- ItemSISTEM USAHATANI JERUK SIAM BANJAR DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI LAHAN LEBAK KALIMANTAN SELATAN(Balittra, 2007-08) Yanti Rina D, Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaLahan lebak merupakan salah satu lahan potensial untuk pengembangan jeruk Siam Banjar di Kalimantan Selatan. Untuk mengetahui sistem usahatani jeruk Siam Banjar dan sumbangannya terhadap pendapatan rumah tangga petani dilakukan penelitian di daerah sentra produksi jeruk Siam Banjar di lahan lebak. Data dan informasi diperoleh melalui metode survei pad a 75 orang petani dipilih secara purposive yang dilaksanakan di Kabupaten Banjar, Tapin dan Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan. pada tahun 2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jeruk Siam Banjar diusahakan petani di lahan lebak dengan menggunakan sistem surjan. Perbandingan antara tabukan (padi) dan guludan (jeruk Siam Banjar) untuk luas 1 hektar di Desa Lokgabang 60%: 40% (166 phn), Pematang Hambawang 63% : 37% (142 phn), Batalas 75%:25% (62 phn), Tabu Darat 70%:30% (157 phn), dan Mahang Matang Landung 67%:33% (67 phn). Pola tan am padi + jeruk dilakukan petani Desa Lokgabang, Pematang Hambawang Kabupaten Banjar, Mahang Matang Landung Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Batalas Kabupaten Tapin dan pola tanam padi - padi + jeruk dilakukan petani Desa Tabu Darat Hilir Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Secara finansial pengelolaan lahan menggunakan sistem surjan dengan pola tanam padi + jeruk dan padi-padi+jeruk adalah layak untuk dikembangkan karena nilai B/C> 1, NPY positif dan IRR > dari tingkat bunga yang berlaku. Teknologi budidaya jeruk yang paling disukai petani adalah perbandingan tabukan (pad i) dan guludan (jeruk) adalah 3 : 1, jarak tan am antar jeruk 4 m, peliburan dilakukan 1 kali setahun, pemupukan dilakukan 1 kali setahun, pemangkasan dilakukan 1 kali setahun, diadakan penjarangan buah, panen menggunakan gunting dan buah yang diharapkan berukuran kelas A dan B. Kontribusi usahatani jeruk terhadap pendapatan petani berkisar -9,38% sampai dengan + 49,3%. Masalah utama dalam usahatani jeruk adalah serangan hama penyakit.