Prosiding Penyidikan Penyakit Hewan
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Prosiding Penyidikan Penyakit Hewan by Subject "African Swine Fever"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemInvestigasi Wabah Pertama Penyakit African Swine Fever pada Peternakan Babi Rakyat di Kabupaten Dairi Provinsi Sumatera Utara pada Bulan September 2019(Direktorat Kesehatan Hewan, 2020) Sirindon, Madhumita; Faisal; Irmanora, Yezzi; Direktorat Kesehatan HewanAfrican Swine Fever (ASF) adalah penyakit menular yang sangat berbahaya pada ternak babi dan masih tergolong penyakit eksotik karena belum pernah ditemukan di Indonesia. Petugas dinas Kabupaten Dairi Provinsi Sumatera Utara melaporkan kejadian yang diduga terinfeksi penyakit ASF pada tanggal 20 September 2019 di Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi. Balai Veteriner Medan kemudian melakukan investigasi lapangan. Kegiatan yang dilakukan selama investigasi antara lain pengambilan sampel dan data menggunakan kuisioner. Sampel yang diperoleh dari 7 peternak yang terdiri dari serum (12), darah EDTA (11), muntahan (1) dan organ (1). Sampel kemudian diuji terhadap penyakit ASF dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Jumlah kematian yang ditemukan di lapangan sebanyak 67 ekor babi dengan ciri-ciri khas ASF yaitu demam tinggi, anoreksia, lemah, bintik kemerahan, keluar darah dari lubang tubuh, dan berujung pada kematian dengan onset kurang dari 2 minggu, serta mortalitas 100%. Hasil pengujian dengan metode PCR untuk ASF terdapat 8 sampel positif dari 13 sampel. Sebanyak 5 dari 7 peternak menunjukkan positif ASF. Hasil ELISA menunjukkan hasil seronegatif terhadap antibody ASF. Hasil positif PCR menunjukkan bahwa penyakit ASF telah ditemukan di Kabupaten Dairi yang merupakan kasus pertama yang dilaporkan di Indonesia. Dari Bulan September-Desember 2019 kematian babi di Dairi mencapai 6687 ekor yang tersebar di 14 kecamatan dan 57 desa. Analisa sementara faktor resiko penularan dan penyebaran penyakit ke peternakan di Kabupaten Dairi antara lain : kontak antar peternakan, teknik kawin dengan 1 pejantan yang terinfeksi, praktek makanan sisa (swill feeding), dan penjualan babi dari peternakan tertular.
- ItemProfiling Peternakan Babi yang Berisiko Tertular Penyakit African Swine Fever di Wilayah Kerja Balai Besar Veteriner Wates(Direktorat Kesehatan Hewan, 2020) Irianingsih, Sri Handayani; Wibawa, Hendra; Rochmadiyanto; Suryanto, Basuki Rochmat; Direktorat Kesehatan HewanKejadian penyakit African swine fever sejak akhir tahun 2019 di Provinsi Sumatera Utara menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Aspek biosekuriti dan manajemen pemeliharaan ternak merupakan hal penting dalam pemantauan penyakit di daerah berisiko. Tujuan profiling adalah untuk mengetahui profil peternakan babi yang mempunyai risiko tertular penyakit ASF. Profiling peternakan babi telah dilakukan pada 151 peternak babi di 11 kabupaten di 3 provinsi wilayah kerja BBVet Wates pada bulan Januari 2020. Metoda yang digunakan adalah mengisi kuisioner melalui wawancara peternak dan menganalisis data secara deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa 57% peternak memiliki populasi kurang dari 50 ekor sedangkan populasi lebih dari 1000 ekor hanya 9%. Sebesar 67% peternakan babi di wilayah kerja BBVet Wates menggunakan pakan sisa, dengan 7% merupakan produk babi dan 85% pakan sisa tidak dimasak. Hampir semua peternak menjaga kebersihan kandang, minimal 1 kali sehari sebesar 90%. Sebagian besar peternak belum melakukan penyemprotan kandang menggunakan desinfektan (81%). Sebesar 49% peternak melakukan pembelian bibit ternak dari luar farm, dan 24% yang mempunyai pedagang mensuplai bibit secara rutin. Rerata penjualan babi meningkat pada bulan Desember – Januari dengan daerah pemasaran kota-kota besar. Profil peternakan babi di wilayah kerja BBVet Wates yang menggunakan pakan sisa dan implementasi biosekuriti dalam manajemen pemeliharaan rendah mempunyai risiko tertular penyakit ASF.