Perkebunan
Permanent URI for this community
Browse
Browsing Perkebunan by Subject "aksesi,"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemEVALUASI KETAHANAN AKSESI-AKSESI WIJEN (Sesamum indicum L.) TERHADAP PENYAKIT Phytophthora sp.(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2007) SUHARA, Cece; Titiek Yulianti; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan SeratPenelitian yang bertujuan untuk mengetahui ketahanan beberapa aksesi wijen (Sesamum indicum L.) terhadap Phytophthora sp., telah dilaksanakan di Laboratorium dan Rumah Kasa Penyakit Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, Malang, mulai bulan April 2005 sampai dengan Juli 2005. Percobaan disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga ulangan. Perlakuan terdiri dari 32 aksesi wijen termasuk kontrol tahan dan rentan. Unit perlakuan 40 tanaman tiap aksesi. Parameter pengamatan dengan menghitung luas serangan. Media yang digunakan untuk isolasi dan pemurnian jamur Phytophthora sp. adalah CMA dan apel manalagi yang digunakan sebagai sumber inokulum. Inoku-lasi dilakukan pada 1 minggu setelah tanam dengan menggunakan suspensi murni Phytophthora sp., kerapatan 106 konidia/ml, tiap baris diberi 10 ml suspensi 40 ml tiap bak. Dari hasil penelitian diperoleh 1 aksesi moderat; 18 aksesi rentan, dan 11 aksesi sangat rentan terhadap Phytophthora sp.
- ItemTOKSISITAS MINYAK TIGA AKSESI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) TERHADAP Helicoverpa armigera HUBNER(Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat, 2009) Tukimin S.W.; Deciyanto S.; Soebandi; Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan SeratPenelitian toksisitas minyak tiga aksesi jarak pagar (HS-87, SP-8, dan Jatim A-41 telah dilaksanakan terhadap larva Helicoverpa armigera Hubner pada instar dua dengan menggunakan alat spray chamber. Penelitian yang dilak-sanakan di Laboratorium Entomologi Balittas pada bulan MeiāJuni 2008, untuk mengetahui LC50 dan LC90, serta kait-annya dengan kandungan kimia forbol ester pada setiap aksesi yang bersifat toksik terhadap serangga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak jarak pagar yang berasal dari aksesi SP-8 memiliki toksisitas lebih tinggi dibandingkan de-ngan Jatim A-41 dan HS-87. Hasil analisa LC50 (48 jam) setelah penyemprotan menunjukkan bahwa toksisitas tiga ak-sesi tersebut berbeda dengan urutan dari tinggi ke rendah adalah SP-8 (19,01 ml/l air), Jatim A-41 (31,84 ml/l air), dan HS-87 (39,64 ml/l air). LC90 adalah SP-8 (62,30 ml/l air), Jatim A-41 (75,64 ml/l air), dan HS-87 (91,07 ml/l air). Na-mun demikian kandungan forbol ester setiap aksesi belum dapat dijadikan dasar bahwa aksesi tersebut bersifat toksik karena ada beberapa kandungan kimia yang juga berpengaruh antara lain: kursin dan trigliserida yang tidak dianalisa pada penelitian ini.