Perkebunan
Permanent URI for this community
Browse
Browsing Perkebunan by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 398
Results Per Page
Sort Options
- ItemBudidaya Coklat(1978) Departemen Pertanian Balai informasi Pertanian ITBDalam upaya meningkatkan pendapatan petani serta untuk menunjang program pemerintah guna meningkatkan komoditi ekspor non migas, di daerah Nusa Tenggara Barat dewasa ini telah mulai dirintis upaya pengembangan tanaman coklat. Luasnya lahan berpotensi, harga jual beli coklat yang tinggi serta laju permintaan pasar yang kian meningkat pertanda prospek cerah bagi tanaman coklat yang sekaligus akan mendorong petani untuk mengusahakannya. Disadari bahwa petunjuk praktis yang berkenaan dengan budidaya coklat sangat terbatas, karena itulah Balai lnformasi Pertanian Nusa Tenggara Barat membantu memenuhi kebutuhan tersebut melalui penerbitan Brosur yang diberi judul " Budidaya Coklat "
- ItemBudidaya Tanaman Coklat(BPTP Kalteng, 1987) BPTP KaltengTanaman Coklat baru mulai dikembangkan di Kalimantan Tengah sejak tahun 1981. Pada tahun 1986 tercatat seluas 1.319 Ha yang terdapat di Muara Teweh Kabupaten Barito Utara dan Pujon - Kabupaten Kapuas. Sebenarnya tanaman Coklat yang berasal dari Amerika telah dimasukkan ke Indonesia oleh orang Spanyol pada tahun 1560, dan pada tahun 1870 mulai diusahakan secara perkebunan. Produksi Coklat Indonesia sendiri sangat kecil, kurang dari 1% produk coklat dunia
- ItemEfikasi Beberapa Insektisida Terhadap Ulat Kenari Cricula trifenestrata Helf.(Balittro, 1987-06-02) Munaan, Amri; Balittro-
- ItemPedoman Pembibitan Tanaman Lada(Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, 1988) Wahid, Pasril; yufdy, M.PramaTanaman lada merupakan tanaman “dimorphic” yang memiliki dua macam salur yaitu sulur panjat dan sulur (cabang) buah. Sulur panjat tumbuh memanjat pada pohon penegaknya melalui akar lekat, sedangkan cabang buah tumbuh mendaftar tanpa memiliki akar lekat pada buku-buku ruasnya. Di samping ke dua macam sulur itu dikenal pula adana sulur gantung dan sulur tanah. Sulur gantung tumbuh menggantung di permukaan lingkaran taju, sedangkan sulur tanah menjalar di permukaan tanah. Kedua sulur ini memiliki buku ruas yang lebih panjang sehingga bila digunakan sebagai bahan perbanyakan akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berproduksi. Untuk bahan perbanyakan setek sebaiknya digunakan sulur panjat yang tumbuh sehat dan kuat yang memiliki akar lekat pada setiap buku ruasnya. Bahan setek tersebut dapat digunakan untuk penanaman langsung di kebun atau pun di perbanyak terlebih dahuu berupa setek pendek satu ruas berdaun tunggal. Dalam hal ini pertimbangan yang di perlukan adalah jumlah bahan tanaman yang tersedia. Perbanyakan menggunakan setek satu ruas berdauan tunggal disarankan hanya bila bahan tanaman tidak mencukupi untuk dapat di tanaman langsung di kebun dalam bentuk setek panjang tujuh ruas. Pedoman pembibitan berikut ini hanyalah menyangkut pelaksanaan perbanyakan tanaman lada dengan setek satu ruas berdauan tunggal. Perbanyak dengan setek panjang tujuh ruas yang dilakukan dengan menanam lamgsung dikebun tidak melalui proses pembititan.
- ItemPedoman Pembibitan Tanaman Lada(Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, 1988) Wahid, Pasril; Yufdi, M. PramaTanaman lada merupakan tanaman “dimorphic” yang memiliki dua macam salur yaitu sulur panjat dan sulur (cabang) buah. Sulur panjat tumbuh memanjat pada pohon penegaknya melalui akar lekat, sedangkan cabang buah tumbuh mendaftar tanpa memiliki akar lekat pada buku-buku ruasnya. Di samping ke dua macam sulur itu dikenal pula adana sulur gantung dan sulur tanah. Sulur gantung tumbuh menggantung di permukaan lingkaran taju, sedangkan sulur tanah menjalar di permukaan tanah. Kedua sulur ini memiliki buku ruas yang lebih panjang sehingga bila digunakan sebagai bahan perbanyakan akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berproduksi. Untuk bahan perbanyakan setek sebaiknya digunakan sulur panjat yang tumbuh sehat dan kuat yang memiliki akar lekat pada setiap buku ruasnya. Bahan setek tersebut dapat digunakan untuk penanaman langsung di kebun atau pun di perbanyak terlebih dahuu berupa setek pendek satu ruas berdaun tunggal. Dalam hal ini pertimbangan yang di perlukan adalah jumlah bahan tanaman yang tersedia. Perbanyakan menggunakan setek satu ruas berdauan tunggal disarankan hanya bila bahan tanaman tidak mencukupi untuk dapat di tanaman langsung di kebun dalam bentuk setek panjang tujuh ruas. Pedoman pembibitan berikut ini hanyalah menyangkut pelaksanaan perbanyakan tanaman lada dengan setek satu ruas berdauan tunggal. Perbanyak dengan setek panjang tujuh ruas yang dilakukan dengan menanam lamgsung dikebun tidak melalui proses pembititan.
- ItemPedoman Pengadaan Kebun Perbanyakan Tanaman Lada(Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, 1988) Yufdy, M.Prama; Wahid, PasrilTanaman lada mempunyai arti yang cukup penting bagi Indonesia karena merupakan salah satu tanaman ekspor penghasil devisa yang penting sesudah karet,the,kelapa sawit dan kopi. Pada tahun 1974 nilai ekspor lada Indonesia ada lah sebesar US$ 24 986 000 .tahun 1984 meningkat menjadi US$ 64 239 000, dan melonjak lagi menjadi US$ 104 214 000 pada tahun 1986. Selain dari itu lada tidak saja merupakan salah satu tanaman tertua yang diusahakan di Indonesia ,tetapi juga merupakan produk yang mula –mula dibawa ke erofa melalui Persia dan Arabia. Perdagangan lada sejak cornelis de houtman (1595) dan Jacob van neck (1598) dipegang oleh belanda . tahun 1720 hasil lada merupakan sepertiga dari seluruh hasil yang diperoleh voc Sebelum perang dunia kedua hasil lada Indonesia epernah encapai 75- 84 % dari seluruh produsi lada dunia. Dewasa ini produksi lada Indonesia hanya mencapai + 25% sari jumlah lada yang diperdagangkan di pasar dunia . Total areal lada yang ada di Indonesia dewasa ini = 81 000 hektar, dengan produksi sebesar 37 000 ton/tahun . Dengan mengingat fungsi dan peranannya sebagai salah satu komditi ekspor non migas yang cukup penting, serta prospeknya ,pemerintah telah menyusun program peremajaan dan perluasan areal tanaman ini.Untuk menjamin terpenuhi nya kebutuhan bahan tanaan bagi terlaksaannya program tersebut dianggap mendirikan kebun-kebun induk / kebun perbanyakan di berbagai daerah pengembangan. Dari kebun induk/kebun perbanyak tersebut diharapkan dapat di ambil bahan tanaman atau bibit dalam bentuk setek , secara terus menerus dan teratur. Tulisan ini diharapkan dapat diajdikan petunjuk dalam membuat kebun-kebun perbanyakan untuk menunjang program perluasan dan peremajaan tanaman lada.
- ItemTumbuhan Obat Famili Zingiberaceae(Puslitbangtri, 1991-08-03) Darwis-SN; Indo, Madjo; Hasiyah, Siti; Balittro
- ItemBaku Operasional Pengendalian Terpadu Penyakit Karat Daun Kopi Hemileia vastatrix B. et Br.(Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Perkebunan, 1992) Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Perkebunan; Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Perkebunan
- ItemPenentuan Komoditas Perkebunan Unggulan Jawa Timur dan Strategi Pengembanganya(BPTP Karangploso, 1992) Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur
- ItemBaku Operasional Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Ulat Kipat (Cricula trifenestrata) Pada Tanaman Jambu Mete(Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Perkebunan, 1992-12) Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Perkebunan; Direktorat Bina Perlindungan Tanaman PerkebunanBaku Operasional Pengendalian Hama Terpadu (BO-PHT) Ulat Kipat (Cricula trifenestrata), pemakan daun tanaman jambu mete, merupakan pedoman dan sekaligus petunjuk teknis bagi para petugas di lapangan dalam usaha menanggulangi serangan hama utama pada tanaman jambu mete. Pengendalian hama tersebut dapat dilaksanakan secara terpadu dan diharapkan petani dapat melaksanakannya secara tepat dan membudaya, guna melindungi tanaman dari kerugian hasil sehingga pendapatan petani jambu mete lebih meningkat.
- ItemUsahatani Panili(Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian, 1993) Salim, FaridaTanaman panili merupakan jenis tanaman anggrek, termasuk keluarga Orchidaceae. Spesies panili yang paling banyak diusahakan di Indonesia adalah Vanilla planifolia. Tanaman panili bukan tanaman asli Indonesia, meskipun sudah lama dikembangkan di Indonesia. Bahkan sebelum Perang Dunia II, panili Indonesia terkenal di dunia karena mutunya baik. Kadar vanilin buah panili Indonesia cukup tinggi, yaitu sekitar 2,75%, sedikit di bawah panili Bourbon (2,90%). Kadar vanilin buah panili dari Meksiko 2,10%, dari Amerika Selatan 2,56%, dari Madagaskar 2,60%, dan dari Tahiti 2,02%. Dewasa ini di pasar internasional ada dua jenis mutu panili, yaitu panili mutu rendah (jenis EP) dan panili mutu baik (’’whole” ).
- ItemBaku Operasional Pengendalian Terpadu Hama Kumbang Kelapa (Oryctes rhinoceros L.)(Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Perkebunan, 1993) Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Perkebunan; Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Perkebunan
- ItemBudi Daya Kapas(Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian, 1994) Sutijah; Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi PenelitianTanaman kapas (Gossypium hirsutum L.) adalah tumbuhan perdu yang dapat diusahakan di dataran rendah sampai ketinggian 700 m di atas permukaan laut. Sejarah tanaman kapas sudah ada sejak ribuan tahun sebelum Masehi. Gossypium hirsutum berasal dari Meksiko, berkembang ke Amerika Tengah, Hindia Barat, Florida, dan diintroduksi ke Asia serta Afrika, tetapi baru abad ke 16 kapas diusahakan secara intensif, dan pada abad ke 18 menjadi komoditas yang penting di Amerika Serikat. Penelitian kapas di Indonesia sudah dilakukan sejak zaman penjajahan Belanda. Hasil penelitiannya dapat ditelusuri melalui majalah atau publikasi lain yang terbit sejak tahun 1936, tetapi hasil penelitian serupa sulit ditemukan antara tahun 1940 - 1960-an. Sesudah itu baru ditemukan lagi hasil-hasil penelitian kapas di Indonesia. Pada tahun 1960-an banyak jenis kapas lokal di Indonesia yang diganti dengan kapas up land, atau G. hirsutum atau kapas Amerika. Tanaman kapas dimanfaatkan terutama untuk produksi seratnya, dan sebagai hasil samping adalah minyak makan dari biji kapas, serta bungkilnya untuk campuran makanan ternak. Di luar negeri, minyak biji kapas sudah dimanfaatkan sebagai minyak makan, sedangkan tepung biji kapas digunakan untuk bahan makanan campuran guna meningkatkan nilai proteinnya.
- ItemBaku Operasional Pengendalian Terpadu Penyakit Colletotrichum Pada Kakao(Direktorat Bina Perlindungan Tanaman, 1994) Direktorat Bina Perlindungan Tanaman; Direktorat Bina Perlindungan Tanaman
- ItemUsahatani Lada Perdu(Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian, 1994) Salim, Farida; Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi PenelitianDari hasil rekayasa teknologi budi daya tanaman lada, telah dihasilkan lada perdu yang mempunyai efisiensi usahatani lebih tinggi daripada lada biasa. Dengan perkiraan produksi ±0,3 kg/tanaman yang ditanam dengan jarak tanam 1 x 1,5 m, setiap hektar tanaman lada perdu memberikan hasil yang hampir sama dengan tanaman lada biasa. Keuntungan menanam lada perdu ini adalah tanaman lebih cepat berproduksi, tidak memerlukan tiang panjat, populasi per satuan luas lebih banyak, pemeliharaan lebih mudah, tidak memerlukan lahan yang luas, dan mempunyai nilai estetika.
- ItemBudi Daya dan Pascapanen Jambu Mente(Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian, 1994) Lubis, Muhd. Yaqub; Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi PenelitianEkspor kacang mente yang terus meningkat ini menunjukkan adanya peluang untuk menunjang kegiatan agro-industri/agribisnis jambu mente di pedesaan. Dalam hal ini dituntut peningkatan produktivitas dan kualitas, baik melalui intensifikasi, ekstensifikasi maupun diversifikasi. Agro-ekosistem kawasan timur Indonesia sangat sesuai untuk tanaman jambu mente. Untuk meningkatkan produktivitas perlu pemanfaatan dan penerapan teknologi budi daya meliputi penggunaan bahan tanaman unggul, penerapan kultur teknis yang tepat seperti keseimbangan kebutuhan air terutama untuk tanaman muda dan pemupukan berimbang, serta pengelolaan pasca panen yang tepat.
- ItemBaku Operasional Pengendalian Terpadu Hama Kelapa, Sexava spp.(Direktorat Bina Perlindungan Tanaman, 1994) Direktorat Bina Perlindungan Tanaman; Direktorat Bina Perlindungan Tanaman
- ItemBaku Operasional Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Kutu Hijau (Coccus viridis) Green Pada Tanaman Kopi(Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Perkebunan, 1994) Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Perkebunan; Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Perkebunan
- ItemPenyambungan Kopi Arabika Pada Robusta(Balai Informasi Pertanian Lampung, 1995) Balai Informasi Pertanian Lampung; Balai Informasi Pertanian Lampung
- ItemBudidaya Kelapa dan Penyadapannya(Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu, 1996) AR, Adeny Rozak; Damiri, Ahmad; Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu