Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pertanian Kesiapan Sumber Daya Pertanian dan Inovasi Spesifik Lokasi Memasuki Era Industri 4.0
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pertanian Kesiapan Sumber Daya Pertanian dan Inovasi Spesifik Lokasi Memasuki Era Industri 4.0 by Subject "Bimtek"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
- ItemKinerja Pendampingan Kawasan Cabai di Kabupaten Garut Jawa Barat(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Susanto, Heru; Histifarina, Dian; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianPembangunan pertanian nasional diarahkan berbasis kawasan. Salah satu komoditas unggulan hortikultura di Jawa Barat adalah cabai. Pendampingan kawasan hortikultura cabai di Jawa Barat dilaksanakan salah satunya melalui bimbingan teknis (bimtek). Tulisan ini bertujuan untuk menilai kinerja pendampingan kawasan hortikutura di Jawa Barat. Pendampingan kawasan dilakukan pada lima kecamatan sentra cabai di Kabupaten Garut Jawa Barat tahun 2018. Materi bimtek berupa teknologi budidaya cabai dengan menitikberatkan pada Pengendalian Hama Terpadu (PHT) seperti pengenalan dan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), pestisida serta teknik penyemprotan. Materi yang dipraktekkan berupa pengenalan hama cabai, pemasangan perangkap lampu (light trap surya sel), pengukuran pH air penyemprotan dan pH tanah, serta teknik penyemprotan yang benar. Berdasarkan evaluasi kinerja pendampingan kawasan cabai di Kabupaten Garut diperoleh hasil adanya peningkatan wawasan/pengetahuan peserta sebesar 47,99% dengan peningkatan tertinggi pada aspek OPT disusul oleh aspek budidaya, PHT, pemupukan dan terakhir aspek pestida dan teknik penyemprotan. Persepsi peserta terhadap teknologi yang diintroduksikan pada range setuju-sangat setuju (skor 2,28 - 3,56 dari range 1-4). Persepsi tinggi pada aspek persemaian sehat, penggunaan border jagung, dan penggantian spuyer yang masing masing memperoleh skor 3,56. Sedangkan persepsi terendah pada aspek cutting dan pengaturan pH air penyemprotan. Pengukuran adopsi dilakukan dengan menggunakan survey berupa daftar pernyataan yang diberi skor tingkat adopsi mulai dari 1= tahu, 2 = minat, 3 = mencoba, dan 4 = konsisten menerapkan. Adopsi tertinggi (61%) diperoleh pada penggunaan mulsa plastik, sedangkan terendah pada aspek teknologi cutting dan pemakaian sex feromon. Secara umum tingkat adopsi teknologi pengendalian OPT cabai di Kabupaten Garut masih rendah dan masih mengandalkan pestisida kimia.
- ItemPeningkatan Pengetahuan Penyuluh Terhadap Teknologi Tumpangsari Tanaman Melalui Bimbingan Teknis di Sulawesi Tengah(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Risna; Rahayu, Heni SP; Ishak, Andi Baso Lompengeng; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianPemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong percepatan swasembada pangan melalui program Upaya Khusus (Upsus) pada tiga komoditas utama yaitu padi, jagung, dan kedelai (pajale). Program Upsus difokuskan pada peningkatan produksi melalui penambahan luas tanam, penerapan inovasi teknologi spesifik lokasi, dan peningkatan indeks pertanaman. Penerapan inovasi teknologi spesifik lokasi untuk meningkatkan produksi pangan antara lain melalui pola tumpang sari tanaman (Turiman) dan tumpang gilir tanaman (Tugiman). Berbagai metode diseminasi dapat dilakukan guna menyebarluaskan inovasi teknologi tumpangsari antara lain melalui bimbingan teknis (bimtek) terhadap penyuluh yang kemudian meneruskan informasi teknologi kepada petani. Namun efektivitas bimbingan teknis Turiman sebagai media bimbingan teknologi masih memerlukan evaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan penyuluh setelah mengikuti bimtek Turiman. Pengambilan data dilaksanakan pada Desember 2018 dengan jumlah responden sebanyak 36 orang, terdiri dari penyuluh Kabupaten Sigi, Dongggala, dan Kota Palu. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diambil sebanyak dua kali yaitu tes awal (pre test) sebelum kegiatan dan tes akhir (post test) setelah kegiatan Bimtek. Data dianalisis menggunakan statistic non parametrik Wilcoxon Match Pairs Test. Hasil analisis menunjukkan bahwa kegiatan Bimtek Turiman sangat signifikan meningkatkan pengetahuan penyuluh dengan persentase penyuluh yang meningkat pengetahuannya sebanyak 67%.