Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pertanian Kesiapan Sumber Daya Pertanian dan Inovasi Spesifik Lokasi Memasuki Era Industri 4.0
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pertanian Kesiapan Sumber Daya Pertanian dan Inovasi Spesifik Lokasi Memasuki Era Industri 4.0 by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 92
Results Per Page
Sort Options
- ItemPreferensi Petani terhadap Varietas Unggul Baru Kedelai di Kabupaten Purworejo(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Triastono, Joko; Jatuningtyas, Ratih Kurnia; Kurniyati, Elly; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianPenelitian preferensi petani terhadap varietas unggul kedelai bertujuan untuk mengetahui : 1) alasan petani menanam kedelai pada musim kemarau, 2) alasan petani memilih kedelai varietas Grobogan pada musim kemarau, dan 3) preferensi petani terhadap varietas unggul baru kedelai. Penelitian dilakukan di Desa Tersidilor, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo yang merupakan lokasi kegiatan display 5 varietas unggul baru kedelai. Metode pengambilan sampel dengan purposive random sampling terhadap 33 petani yang menanam kedelai pada musim kemarau (MT III) 2018. Untuk mengetahui alasan petani menanam kedelai dan memilih kedelai varietas Grobogan pada musim kemarau digunakan analisis deskriptif. Untuk mengetahui preferensi petani terhadap 5 varietas unggul baru kedelai (varietas Grobogan, Dena-1, Dega-1, Anjasmoro dan Argopuro) digunakan analisis deskriptif yang dibagi menjadi tiga kategori preferensi, yaitu suka, biasa dan tidak suka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) terdapat beberapa alasan petani menanam kedelai pada musim kemarau, yaitu : mudah perawatan, dapat menyuburkan tanah, tradisi turun temurun, tidak ada air, biaya produksi rendah, dan dapat menambah pendapatan; 2) terdapat alasan petani memilih varietas Grobogan pada musim kemarau, yaitu : produktivitas tinggi, umur genjah, ukuran biji besar, tahan terhadap hama/penyakit, harga jual tinggi, dan kemudahan mendapatkan benih; 3) preferensi petani terhadap kedelai varietas Grobogan dan Dega-1 adalah suka, sedangkan preferensi petani terhadap kedelai varietas Dena-1, Anjasmoro dan Agromulyo adalah tidak suka. Varietas Dega-1 dapat digunakan sebagai alternatif untuk dikembangkan bersama varietas Grobogan karena umur genjah, produktivitas tinggi dan ukuran biji besar, namun perlu disiapkan ketersediaan benihnya.
- ItemKarakteristik Proksimat Buah Mangga Lali Jiwo (Mangifera indica) dari Desa Karangjati, Kabupaten Blora(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Haskarini, Dyah; Nugraheni, Dwi; Susila, Arif; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianBuah mangga (Mangifera indica) termasuk kedalam kelompok buah batu (drupa) yang berdaging dengan memiliki ukuran dan bentuk yang berbeda-beda tergantung pada spesiesnya, mulai dari bulat, bulat telur hingga lonjong memanjang. Selain memiliki warna yang menarik, rasa yang enak, aroma yang eksotik, kaya nutrisi, mangga juga merupakan sumber karoten yang tinggi, serta mengandung asam askorbat dan senyawa fenolik. Kajian tentang analisa proksimat buah mangga lali jiwo dari Kabupaten Blora telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Desember 2018. Kajian ini dimaksudkan untuk mengetahui nilai proksimat dari buah mangga lali jiwo yang bermanfaat sebagai penilaian kualitas buah terutama pada standar zat makanan yang seharusnya terkandung di dalamnya. Hasil pengujian proksimat pada sampel buah mangga lali jiwo yang meliputi kadar air, protein, gula dan vitamin C berturut turut adalah sebagai berikut; 83,15%; 0,83%; 16,32%; dan 0,06%.
- ItemKontribusi VUB dalam Meningkatkan Produktivitas dan Pendapatan Usahatani pada Kawasan Pertanian(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Sularno; Nurhalim; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianVarietas unggul baru (VUB) merupakan salah satu sarana produksi pada usahatani Usahatani dengan menggunakan VUB melalui pendekatan pengelolaaan tanaman terpadu (PTT) di lahan sawah irigasi diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan. Tujuan pengkajian untuk mengetahui apakah VUB dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan dalam usahatani padi pada kawasan pertanian. Kajian dilaksanakan di Desa Wanareja, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap pada bulan Pebruari – Mei 2017. Lahan yang digunakan seluas 3 ha, masing-masing varietas seluas 1 ha. VUB yang diintroduksikan Inpari 18 dan Inpari 20, dan varietas Situ Bagendit sebagai pembanding. Metode pengkajian menggunakan on farm research, membandingkan antara VUB introduksi dengan varietas pembanding. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan finansial. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa VUB Inpari 18 melalui pendekatan PTT dapat meningkatkan produktivitas hingga 1,06 ton/ha (16,31 %), dan varietas Inpari 20 meningkat 1,54 ton/ha (23,69 %) dibandingkan varietas Situ Bagendit. Introduksi VUB Inpari 18 dan 20 melalui pendekatan PTT dapat meningkatkan pendapatan petani masing-masing Rp. 4.332.000,/ha (13,88 %) dan Rp. 6.588.000,-/ha (21,11 %). Berdasarkan hasil kajian menunjukan bahwa VUB berkontribusi dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan dalam usahatani. Oleh karena itu VUB dapat dikembangkan lebih lanjut dalam usahatani.
- ItemRespon Petani Terhadap Sekolah Lapang Mandiri Benih Kedelai(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Kurniyati, Elly; Jatuningtyas, Ratih Kurnia; Triastono, Joko; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianKedelai merupakan salah satu tanaman pangan strategis di Indonesia. Permintaan kedelai secara nasional belum mampu tercukupi dari produksi dalam negeri, sehingga harus mendatangkan tambahan dari negara lain. Pemerintah mulai fokus untuk mendongkrak produksi kedelai melalui peningkatan produktivitas, perluasan areal tanam dan peningkatan indeks pertanaman. Dukungan inovasi teknologi di bidang perbenihan kedelai sangat diperlukan, utamanya dukungan ketersediaan varietas unggul baru (VUB) yang memiliki potensi hasil tinggi. Upaya yang ditempuh pemerintah untuk meningkatkan ketersediaan benih diantaranya melalui program Desa Mandiri Benih (DMB) padi dan kedelai. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah mengambil peran sebagai pendamping, melalui metode Sekolah Lapang Mandiri Benih Kedelai (SL-MBK). Kegiatan pendampingan SL-MBK dilaksanakan di Desa Tersidilor, Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo pada musim tanam III tahun 2018.. Kajian respon dilakukan dengan menggunakan kuesioner terhadap 33 orang petani responden di Kelompok Tani Sri Makmur untuk mendapatkan umpan balik terhadap kegiatan ini. Hasil kajian menunjukkan bahwa 84,85% responden memberikan respon yang positif atau baik, artinya kegiatan SL-MBK memberikan manfaat dan tambahan pengetahuan baru tentang bagaimana proses produksi calon benih kedelai hingga prosesing menjadi benih kedelai berlabel atau bersertifikat.
- ItemDesain Diseminasi Inovasi Teknologi dan Kelembagaan Berdasarkan Kebutuhan dan Peluang dalam Pengembangan Kawasan Tanaman Jagung(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Rahayu, Heni SP; Risna; Herawati; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianPengembangan kawasan pertanian bertujuan memperkuat sistem usaha tani dengan tetap memperhatikan peran semua pelaku dalam rantai agribisnis komoditas. meningkatkan daya saing, akses dan jaminan pasar, ketersediaan input, serta inovasi teknologi. Inovasi teknologi yang akan diintroduksikan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan peluang dalam pengembangan suatu komoditas. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun desain diseminasi teknologi jagung berdasarkan kebutuhan dan peluang dalam pengembangan kawasan tanaman pangan. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Dolo Barat, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah pada bulan Mei 2019. Strategi diseminasi disusun menggunakan model Spektrum Diseminasi Multi Channel (SDMC). Pengambilan data melalui diskusi terfokus atau Focus Group Discussion (FGD) pada penyuluh dan perwakilan kelompok tani sebanyak 25 orang. Data dianalisis secara deskriptif menggunakan matrik Urgency, Seriousness dan Growth (USG) dengan teknik skoring. Permasalahan sesuai prioritas adalah 1) ketersediaan benih yang terjangkau dan sesuai preferensi petani, 2) ketersediaan pupuk di lokasi, 3) Pengelolaan hama dan penyakit jagung, 4) harga produk dan pemasaran, 5) tata pengelolaan air, 6) serta ketersediaan tenaga kerja. Intervensi inovasi teknologi dan kelembagaan meliputi pengelolaan air melalui ujicoba varietas Balitbangtan sesuai preferensi petani, teknologi pengelolaan air, demonstrasi pengendalian OPT Jagung, introduksi teknologi alsintan, serta penguatan kelembagaan tani dan ekonomi petani.
- ItemPengaruh Dosis Pupuk Nitrogen dan Kalium Terhadap Hasil Biomassa dan Kadar Gula Beberapa Varietas Sorgum Manis(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Santoso, Sigit Budi; Pabendon, Marcia Bunga; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianSorgum manis merupakan tanaman pangan multiguna yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan, pakan dan bahan bakar terbarukan dalam bentuk bioetanol. Keunggulan sorgum adalah toleran terhadap lingkungan marginal terutama daerah rawan kekeringan, sehingga potensial dibudidayakan sebagai tanaman alternatif untuk produksi pangan dan biomassa. Rancangan penelitian menggunakan metode split-split plot dengan 3 varietas sorgum (Numbu, Super-1 dan Super-2) sebagai plot utama, kemudian 2 dosis pupuk Nitrogen (90, dan 180 kg.ha-1 urea) sebagai sub-plot, dan 3 dosis pupuk Kalium (90, 135, and 180 kg.ha-1 K2O ) sebagai sub-sub plot. Panen biomass dilakukan saat biji memasuki fase masak fisiologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya efek genotipe terhadap parameter yang diamati (TTan, DmBtg, BioTotal, BioBtgT, Nira dan Brix) berbeda sangat nyata pada taraf dua uji (P < 0.05; P < 0.01). Faktor tunggal pemupukan tidak signifikan mempengaruhi nilai parameter yang diamati. Pengamatan pada setiap ruas sorgum manis mendapatkan hasil yaitu, faktor utama dari variasi jumlah nira (ml) dan kandungan gula (Brix) adalah perbedaan genetik dari varietas yang diteliti, dan varietas Super-1 menghasilkan jumlah nira/plot tertinggi (4.692,7 ml) dengan nilai Brix setiap ruas relatif stabil. Kemudian varietas Numbu memiliki potensi hasil tertinggi parameter BioTotal sebesar 52.2 t.ha-1 dan BioBtgT sebesar 41.0 t.ha-1. Analisis korelasi Pearson menunjukkan parameter BioTotal berkorelasi positif dan signifikan dengan BioBtgT (r = 0.879) dan DmBtg (r = 0.514). Sedangkan parameter Brix berkorelasi positif dengan DmBtg (r = 0.557).
- ItemHubungan Bobot Biji Bawang Merah (True Seed of Shallot=TSS) dengan Peubah Panen Lainnya pada Produksi Benih TSS di Bandung Barat, Jawa Barat(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Dianawati, Meksy; Yulyatin, Atin; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianPersaingan hasil asimilasi makanan dalam tanaman untuk menghasilkan biji yang bernas menyebabkan bobot umbi menjadi rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan bobot biji bawang merah (True seed of shallot=TSS) dengan peubah panen lainnya pada produksi benih TSS di Bandung Barat, Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan di lahan petani, desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat dari Bulan April hingga Agustus 2017. Penelitian dilaksanakan dengan menanam umbi bawang merah untuk memproduksi biji bawang merah TSS pada 4 blok. Setiap blok diambil sampel 25 tanaman untuk diamati bobot kering biji, bobot kering umbi, bobot kering kapsul, bobot kering brangkasan, dan bobot kering seluruh tanaman. Data diuji dengan uji korelasi dengan 95 % taraf kepercayaan. Hasil menunjukkan bahwa blok 3 memiliki nisbah pembentukan biji per bobot total tanaman tertinggi, sedangkan blok 4 membentuk bobot biji paling tinggi. Bobot biji dipengaruhi bobot total tanaman sebesar 59,5% dan bobot kapsul sebesar 58,6%. Bobot umbi dipengaruhi bobot total tanaman sebesar 85%.
- ItemKarakterisasi Sumberdaya Genetik Ubikayu Lokal Prethel Kabupaten Pati(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Hindarwati, Yulis; Susila, Arif; Bety, Yayuk Aneka; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianProvinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang mempunyai keanekaragaman sumberdaya genetik (SDG) tetapi belum banyak diekplorasi dan dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia. Kabupaten Pati merupakan salah satu daerah yang banyak mempunyai SDG potensial yang bisa dimanfaatkan. Salah satu komoditas SDG potensial untuk ketahanan pangan adalah ubi kayu. Ubi kayu Prethel merupakan komoditas asli Kabupaten Pati dan telah banyak memberikan nilai ekonomi petani dikawasan pengembangannya, diantaranya mensuplai kebutuhan industri rumah tangga. Kegiatan bertujuan mengkarakterisasi SDG ubi kayu lokal Prethel Kabupaten Pati untuk didaftarkan hak kepemilikannya ke Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVTPP). Kegiatan dilakukan dengan metode sampling sengaja (purposive) disentra produksi ubi kayu Prethel di Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati. Karakterisasi menggunakan buku Pedoman Penyusunan Deskripsi Varietas ubikayu. Semua data dianalisis secara deskriptif ditampilkan dalam bentuk words dan exell. Hasil kegiatan, ubi kayu Prethel sudah berkembang di 12 Kecamatan yang ada di Kabupaten Pati. Jumlah umbi 8-12/pohon, berat 12-15 kg/pohon dengan produktifitas 30-35 ton/ha. Penciri utama ubi kayu Prethel yaitu batang hijau dengan rasa umbi pulen seperti ketan.
- ItemPemanfaatan Hasil Samping Usaha Ternak Sapi Perah untuk Pemenuhan Kebutuhan Pupuk Tanaman Kopi (Kasus Di Desa Kemiri, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang)(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Koesno, Tini Siniati; Sa’ada, Zunaini; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianKontribuasi kopi Indonesia menempati urutan ketiga dunia setelah Vietnam dan Brazil. Provitas kopi Vietnam 1,2 ton/ha/tahun, lebih tinggi dari Provitas nasional 700 kg biji/ha/tahun. Ini disebabkan kurang optimalnya perawatan pada kopi rakyat. Luas pertanaman kopi Jawa Timur 106.564 ha (BPS Jatim, 2018), terdapat di kabupaten Bondowoso (kopi arabika) dan di kabupaten Malang (robusta) yang dikenal dengan Kopi Dampit. Provitas biji kopi robusta masih rendah, 0,643 ton/ha/tahun, dan arabika 0,485 ton/ha/tahun, sehingga dilakukan pendampingan kawasan pengembangan tanaman kopi dari tahun 2016 hingga 2017. Kegiatan pendampingan diantaranya berupa identifikasi ketersediaan sumberdaya: karakteristik usahatani, pemupukan, upaya pemeliharaan kesuburan lahan melalui pembuatan gandungan dan pemanfaatan sumberdaya hasil samping ternak. Berdasarkan hasil observasi, anggota kelompok tani Mekarsari Desa Kemiri, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang mengusahakan tanaman kopi pada luasan 12,97 ha atau 20.750 tanaman, memelihara 104 ekor sapi perah, dan 16 ekor kambing. Hanya 25% petani yang melakukan pemupukan, dengan alasan kurang modal. Limbah dan hasil samping ternak belum dimanfaatkan. Apabila dikonversikan, pupuk organik cair (POC) yang dihasilkan dalam sehari sebanyak 1.410 liter dan pupuk organik padat 535,80 kg yang setara dengan 58,78 kg Urea, 55,23 kg SP36, dan 43,19 kg KCl. Dalam 5 bulan pengumpulan dan pengomposan/inkubasi bahan tersebut akan menghasilkan 8.817,20 kg Urea, 8.283,75 kg SP36, dan 6.478.95 kg KCl. Jumlah tersebut dapat memenuhi kebutuhan pemupukan lengkap 20.750 tanaman kopi petani.
- ItemKeragaan Jagung Lamuru pada Lahan Sawah Tadah Hujan di Kabupaten Sragen Mendukung Peningkatan Produksi Jagung di Jawa Tengah(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Minarsih, Sri; Supriyo, Agus; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianKajian pengembangan jagung lamuru di Kabupaten Sragen dilaksanakan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil jagung lamuru yang ditanam dengan inovasi teknologi pengelolaan tanaman terpadu untuk mendukung peningkatan produksi jagung di Jawa Tengah. Kajian ini dilaksanakan di desa Gemolong Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen. Komponen teknologi yang diterapkan adalah penggunaan varietas unggul, penggunaan benih berlabel, jarak tanam 75 x 20 cm, pemupukan berimbang dan pengairan sistem selang. Benih jagung ditanam pada lahan sawah tadah hujan pada MK 2018 seluas 5 Ha dengan petani kooperator sebanyak 21 orang. Hasil kajian menunjukkan bahwa rata rata tinggi tanaman mencapai 230,44 cm, rata rata tinggi letak tongkol 118,89 cm dari tanah dan rata rata hasil jagung mencapai 5,74 t/ha pipilan kering dengan hasil tertinggi mencapai 6,23 t/ha pipilan kering. Hasil ini lebih tinggi dibandingkan yang disebutkan dalam deskripsi varietas jagung Lamuru yang mencapai 5,6 t/ha.
- ItemKelayakan Teknologi Pemupukan pada Cabai Merah di Kabupaten Lebak Provinsi Banten(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Yuniarti, Silvia; Astuti, Yati; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianProduktivitas cabai merah masih rendah dan dapat ditingkatkan melalui penerapan paket teknologi rekomendasi. Paket teknologi budidaya cabai merah yang direkomendasikan yaitu penggunaan varietas yang adaptif dan pemupukan tanaman spesifik lokasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan antara pemupukan sesuai rekomendasi dengan cara petani terhadap keragaan tanaman dan analisis usahataninya serta mengetahui tingkat kelayakannya. Pengkajian dilaksanakan di Desa Padasuka, Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak pada musim kemarau bulan Mei - November 2017. Pengkajian menggunakan dua perlakuan yaitu pemupukan sesuai rekomendasi dan pemupukan cara petani dan diulang sebanyak 10 kali. Data yang dikumpulkan meliputi data keragaan tanaman dan analisa usaha tani. Keragaan tanaman dianalisis menggunakan uji t, sedangkan analisis usaha tani dengan R/C dan B/C serta MBCR untuk mengetahui tingkat kelayakannya. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa produksi cabai yang dihasilkan hampir sama dengan cara petani tetapi berdasarkan analisis usahataninya paket teknologi rekomendasi lebih menguntungkan bila dibandingkan dengan pemupukan cara petani sehingga layak untuk dikembangkan.
- ItemFormulasi Penggunaan Biofarmaka pada Pembuatan Berbagai Produk Pangan(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Antarlina, S. S.; Khamidah, Aniswatul; Sudaryono, Tri; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianIndonesia merupakan daerah sentra produksi tanaman biofarmaka. Rimpang tanaman biofarmaka mempunyai efek untuk kesehatan, sehingga budidaya dan teknologi olahannya perlu dikembangkan. Saat ini pemanfaatannya masih terbatas untuk minuman jamu dan bumbu masakan. Minuman jamu semakin kurang diminati karena rasanya. Perlu inovasi teknologi untuk menghasilkan produk yang diminati masyarakat, disukai dan layak jual. Penelitian bertujuan membuat formulasi produk olahan pangan berbahan rimpang kencur dan jahe. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pascapanen BPTP Jawa Timur. Pembuatan produk kue kering stik kencur, minuman beras kencur, dan kue kering bidaran jahe. Analisis fisiko-kimia dan uji organoleptik produk olahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, produk olahan disukai. Produk kue kering stik kencur, maksimal penambahan pasta kencur sebanyak 15%. Kadar air kue kering stik kencur cukup rendah (0,45— 1,14% basis basah), hal ini menunjukkan tingkat kerenyahannya. Kadar protein kue kering stik kencur cukup tinggi yaitu 18,32—20,64% bb, penambahan pasta kencur meningkatkan kadar proteinnya. Penambahan pasta kencur meningkatkan aktivitas antioksidan kue kering stik kencur, dari 45,98% menjadi 73,53%, dan minuman beras kencur dari 20,180% (50 g kencur) menjadi 50,899% (100 g kencur). Konsentrasi jahe berpengaruh terhadap kadar air kue kering bidaran jahe, energi dan aktivitas antioksidan. Kadar air kue kering bidaran jahe dari 3,737% bb meningkat menjadi 5,045% bb, namun menurunkan energi yaitu dari 434,50 kal (tanpa pasta jahe) menjadi 410,32 kal. Formulasi produk olahan ini, diharapkan dapat berkembang sebagai produk industri pangan, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah.
- ItemTantangan dan Prospek Industri 4.0(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Shidik, Guruh Fajar; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
- ItemKajian Perlakuan Pematahan Dormansi pada Varietas Unggul Baru Padi(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Yuningsih, Aida F. V.; Wahyuni, Sri; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianDormansi merupakan faktor penting dalam perkecambahan benih, yang mengindikasikan benih walaupun viabel tetapi tidak akan berkecambah pada kondisi dimana tersedia suhu, air, dan oksigen yang cukup untuk terjadi perkecambahan. Dormansi benih adalah salah satu karakter yang diturunkan secara genetik. Uji perkecambahan benih dilakukan terhadap 8 varietas unggul baru (VUB) padi hasil perbanyakan benih pada Musim Kemarau Tahun 2016 di Kebun Percobaan Sukamandi Subang. Varietas tersebut yaitu Inpago 11, Inpara 3, Inpara 8, Inpari 32, Inpari 33, Inpari 38, Inpari 39, dan Inpari 4. Seluruh varietas yang diuji menunjukkan keragaman karakter dormansi; (1) intensitas dormansi yang menggambarkan persentase benih dorman saat panen beragam antar varietas berkisar antara 64.75-84.75%, dan (2) persistensi dormansi yang menggambarkan periode simpan yang dibutuhkan benih untuk mencapai daya berkecambah ≥85% beragam antar varietas berkisar 1-7 minggu. Inpara 8 dan Inpari 39 menunjukkan intensitas dormansi tertinggi (84.75%), tetapi keduanya memiliki persistensi dormansi yang berbeda, Inpara 8 menunjukkan persistensi terpendek (1 minggu), sedangkan Inpari 39 menunjukkan persistensi dormansi terpanjang (7 minggu). Tujuh perlakuan pematahan dormansi dilakukan dengan mengekspos benih pada pemanasan suhu tinggi secara konstan, perendaman dalam air, larutan potassium nitrate 3%, larutan gibberellic acid 10 ppm, serta kombinasi dari perlakuan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan respon varietas yang berbeda terhadap perlakuan pematahan dormansi yang diberikan. Perlakuan kombinasi; (1) pemanasan pada suhu 50OC selama 48 jam dilanjutkan dengan perendaman KNO3 3% selama 48 jam, dan (2) pemanasan pada suhu 50OC dilanjutkan dengan perendaman dalam GA3 10 ppm selama 24 jam menunjukkan efektivitas perlakuan yang tinggi, keduanya mampu mematahkan dormansi benih sebanyak 8 dan 7 VUB secara berturut.
- ItemPeran Perguruan Tinggi untuk Mempersiapkan Teknologi Smart Farming(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Darsono; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
- ItemProspek Pengembangan Beras Hitam di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Sudarwati, Sri; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianBeras merupakan salah satu bahan makanan pokok masyarakat Indonesia. Beras dapat dikelompokkan menjadi empat jenis berdasarkan warnanya, yaitu beras putih, beras merah, beras coklat, dan beras hitam. Diantara keempat jenis beras tersebut, beras hitam memiliki kandungan gizi tertinggi, khususnya dari segi kandungan protein, vitamin dan mineral. Selain itu, beras hitam juga kaya akan kandungan senyawa antosianin yang merupakan zat antioksidan, tinggi serat, dan memiliki indek glikemik yang rendah sehingga cocok untuk penderita diabetes. Berbagai manfaat beras hitam bagi kesehatan menjadikan permintaan akan beras ini terus mengalami peningkatan meskipun harganya relatif tinggi. Sebagai salah satu wilayah sentra produksi beras hitam di Jawa Tengah, Kabupaten Brebes memiliki potensi dan peluang untuk peningkatan produksi beras hitam dalam rangka memenuhi permintaan pasar.
- ItemManfaat dan Ketersedian Teknologi untuk Pengembangan Ubi Jalar(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Malik, Afrizal; Cempaka, Intan Gilang; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianUbi jalar merupakan komoditas terpenting setelah padi, jagung dan kedelai sebagai sumber pangan yang memiliki nilai yang penting dalam kehidupan sosial-kultural. Di Papua ubi jalar merupakan makanan pokok penganti beras. Luas pertanaman ubi jalar di Indonesia 156.677 ha ha (produktivitas 15,2 ton/ha). Pertanaman terluas terdapat di Papua (33.041 ha, produktivitas 12,5 ton/ha), Luas panen ubi jalar di Jawa Tengah 9.053 ha dengan tingkat produktivitas 19,81 ton/ha. Sedangkan potensi genetik tertinggi dari ubi jalar yang sudah dilepas 36-40 ton/ha. Terdapat senjang hasil aktual dengan hasil penelitan, hal disebabkan adopsi teknologi peningkatan produktivitas belum berjalan dengan baik. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas ubi jalar antara lain penyediaan bibit bermutu, penggunan varietas unggul, pemupukan berimbang, penyediaan sarana produksi, perluasan areal tanam dan optimalisasi pemanfaatan lahan, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT), serta penanganan panen dan pascapanen. ubi jalar memiliki indeks glikemik 54 yang tergolong rendah yang berarti karbohidratnya tidak mudah diubah menjadi gula sehingga sangat baik dikonsumsi untuk penderita diabetes. Ubi jalar mengandung berbagai vitamin A, B1, B2, B3 dan vitamin C. Oleh karena itu, ubi jalar sangat sesuai mendukung program diversifikasi pangan menuju swasembada pangan. Ubi jalar sangat bermanfaat untuk kesehatan manusia dan potensial sebagai sumber pangan pengganti beras. Umbi bersama brangkasan juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
- ItemSistem Integrasi Tanaman Pangan dan Ternak Sapi Menuju Sistem Pertanian Bioindustri di Lahan Sawah Tadah Hujan(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Suhendrata, Tota; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianLahan sawah tadah hujan sangat layak untuk dipertimbangkan dalam menunjang swasembada pangan, walaupun pada agroekosistem ini banyak dijumpai kendala antara lain curah hujan yang tidak menentu, kesuburan tanah rendah dan gulma yang padat. Dengan bertumpu pada tanaman pangan (padi, jagung dan kedelai) yang waktu tanamnya bergilir dan kepemilikan/penggarapan sawah yang relatif sempit menyebabkan produktivitas dan pendapatan petani masih rendah. Salah satu sistem pertanian yang dapat dikembangkan adalah sistem integrasi tanaman pangan dan ternak (SITT). SITT yang sudah ada perlu disempurnakan dan dikembangkan baik dari segi teknologi maupun manajemen usahanya. Sistem integrasi tanaman pangan dan ternak sapi bebas limbah (SITT-BL) merupakan penyempurnaan dari SITT dan salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan tingkat kesuburan dan produktivitas lahan sawah tadah hujan. Tujuan tulisan ini adalah memberikan gambaran manfaat penerapan SITT-BL. Implementasi model SITT-BL dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak Loh Jinawi III Desa Boloh, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan pada periode 2016 – 2018. Pada penerapan SITT-BL terjadi pemanfaatan limbah tanaman pangan digunakan sebagai input produksi (pakan) ternak sapi dan limbah ternak sapi digunakan sebagai input produksi (pupuk organik) tanaman pangan. Dengan demikian terjadi siklus atau perputaran hara dari lahan sawah ke tanaman, tanaman ke ternak dan kembali lagi ke sawah secara efisien atau terjadi proses meminimalkan limbah, penggunaan energi dan input produksi dari luar, dan pengolahan limbah menjadi produk baru sehingga menjadi sistem pertanian terpadu yang ramah lingkungan. Penerapan model SITT-BL, baik secara teknis, finansial maupun sosial layak untuk dikembangkan dalam rangka peningkatan produktivitas, pendapatan dan pengembangan sistem pertanian bioindustri di tingkat petani.
- ItemPeningkatan Pendapatan Peternak Bioindustri Sapi Perah Melalui Inovasi Pakan Probiotik(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Mulijanti, Siti Lia; Tedy, S.; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianPeningkatan produksi susu sangat dipengaruhi oleh pakan yang diberikan. Pakan konsentrat sapi perah umumnya telah dipenuhi oleh Koperasi Susu yang menampung pemasaran hasil susu. Sehingga untuk meningkatkan produksi susu perlu adanya tambahan perlakuan pakan. Peningkatan produksi susu merupakan hal yang diperlukan oleh peternak untuk meningkatkan pendapatan. Tujuan pengkajian ini adalah untuk mengetahui tingkat pendapatan peternak melalui inovasi penggunaan pakan tambahan berupa probiotik. Pengkajian dilakukan di Desa Mekar Bakti Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang pada bulan Mei – Juli 2016. Perlakuan pemberian pakan tambahan berupa probiotik sebanyak 30 gr/ekor/hari yang dicampurkan pada konsentrat, yang diberikan pada50 ekor induk sapi perah laktasi kedua milik 25 orang peternak selama 30 hari. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pemberian pakan tambahan (probiotik) sebanyak 30 gr/ekor/hari dicampur pada konsentrat sapi perah dapat meningkatkan produktivitas susu dari 11,30 menjadi 14,5 liter/ekor/hari sehingga meningkat sebesar 28%. Peningkatan juga diperoleh dari kualitas susu terutama kandungan lemak dari 3,90 menjadi 5,00 dan total padatan dari 11,11 menjadi 12,14. Pemberian pakan tambahan berupa probiotik pada induk sapi perah laktasi dapat meningkatan kualitas dan kuantitas susu yang dihasilkan serta memberikan tambahan pendapatan sebesar Rp. 11.140/ekor/hari.
- ItemPotensi Pengembangan Perbenihan Jagung Hibrida Mendukung Kawasan Pertanian di Jawa Tengah(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2020) Oelviani, Renie; Praptana, Heru; Jauhari, Sodiq; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianJagung merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang mendapat perhatian khusus dari pemerintah sejak beberapa tahun terakhir. Kebutuhan jagung yang terus meningkat berindikasi pada peningkatan kebutuhan benih jagung di kalangan petani. Potensi dan tingginya harga benih jagung menjadi pendorong bagi pemerintah untuk mengupayakan produksi benih jagung nasional. Sebagai gambara pada Tahun 2019 kebutuhan akan benih jagung hibrida di Jawa Tengah mencapai 9.316 ton dengan sasaran tanam 621.104 ha. Menumbuhkan penangkar benih jagung untuk memproduksi benih jagung hibrida merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan produksi benih nasional secara berkelanjutan. Adanya penangkar benih jagung hibrida ini diharapkan menjadi sarana pemerintah dalam mewujudkan kawasan pertanian jagung.